[CHAPTER 3]

89 12 7
                                    

(y/n) keluar baru saja keluar dari kamarnya. Dia baru menyadari bahwa ruangan nya berubah-ubah, setelah membiarkan kaki nya berjalan tak tentu arah. "Aku dimana, sih?"

(Y/n) celingukan kesana kemari dengan keringat sebesar biji jagung di pelipis nya, sampai akhirnya dia menabrak seseorang didepan nya. "Maaf, eh? Luck?" Ucap (y/n) mendongak menatap luck yang sedikit lebih tinggi darinya.

"Apa yang sedang kau lakukan?" Tanya luck.

"Anu... Sepertinya aku tersesat, hehe." Jelas (y/n).

Tanpa banyak bertanya lagi, luck menggandeng tangan nya dan menuntun nya untuk ke ruang tengah. Setelahnya, (y/n) tak lupa berterimakasih dan duduk disebelah luck yang sedang melihat-lihat grimoire nya.

"Grimoire mu memiliki warna yang bagus." Ucap (y/n) membuat luck tertawa lalu tersenyum.

"Grimoire mu juga tak kalah bagus, kok. Tapi kenapa tidak ada daun clover nya, ya?" Tanya luck ketika melihat grimoire gadis itu. Sedangkan yang ditanya hanya menyenderkan punggungnya disofa. "Entahlah."

Baru saja menutup matanya sejenak, (y/n) merasakan energi sihir yang besar. Membuat (y/n) dan luck menoleh kearah yang sama secara bersamaan.

"Energi sihir yang besar. Apa ini milik anak bangsawan itu?" Gumam (y/n). 'tapi kenapa bisa lepas kendali?'

••••

Luapan sihir air yang besar berasal dari noelle yang tengah kehilangan kendali akan sihirnya. Mana milik noelle sangat besar, benar-benar keluarga bangsawan. Yami dan (y/n) sama-sama berasumsi, jika menyerang nya dengan sihir, noelle pasti tak akan selamat.

"Jika saja kita punya seseorang yang bisa membatalkan kekuatan sihir..."

"Oh, tidak!"

Asta datang disaat yang tepat, dan langsung digenggam begitu saja oleh yami. Perdebatan kecil terjadi antara Yami dengan Asta yang bingung cara menyelamatkan noelle, sedangkan dirinya tak bisa terbang.

"Berhentilah berteriak." Yami semakin mencengkram Asta, bola matanya pun seketika memutih. "Sekarang waktunya kau melewati batasmu!"

Asta dilempar hingga melesat ke luapan sihir air itu. Grimoire nya terbuka, dan dengan cepat ia mengambil pedang anti sihirnya lalu menebas luapan sihir air itu hingga menghilang.

"Dia akan jatuh." Celetuk (y/n) menatap keatas.

"Kau tidak menolongnya, (y/n)-chan?" Tanggap luck yang kini menatap (y/n).

"Tidak perlu, lagi pula dia jatuh kebawah. Paling hanya kepala nya saja yang membentur batu." Balas (y/n) yang masih setia menatap Asta yang terjun bebas diatas.

"Serem banget!"

"Kau ini seram sekali, apa apaan itu?!"

(Y/n) menatap sihir ruang Finral yang digunakan untuk menyelamatkan Asta dan noelle. Asta berseru terimakasih pada Finral, sedangkan noelle telungkup dengan posisi tangan yang menutupi wajahnya.

"Hei, kau!" Panggil Asta. Noelle mendongak, namun ia seperti memikirkan sesuatu yang sepertinya mengganggu pikiran nya. "Kau...punya kekuatan sihir yang gila! Itu menakjubkan! Aku tak punya kekuatan sihir apapun, jadi aku sangat iri, sialan! Jika kau berlatih dengan giat kau bisa mengendalikan nya, kau takkan terkalahkan, noelle!"

Noelle menatap Asta, irisnya melebar ketika mendengar ucapan Asta. Ia pun bangkit bangkit dan menatap Asta dengan pipi yang sedikit memerah. "Serang-uhm...Asta.."

"Aku akan terus melakukan yang terbaik agar aku tidak kalah!"

"Cih, sungguh? Kau hanya tak bisa mengendalikan kekuatan sihirmu? Kau seharusnya bilang padaku sebelumnya, kau bangsawan gagal." Ucap Magna tersenyum miris. "Kita black bulls. Kita semua adalah sekelompok kegagalan! Tak peduli jika kau punya satu atau dua kekurangan, bodoh."

Πνεύμα [Black Clover × Reader]Kde žijí příběhy. Začni objevovat