BAB 09. JADI TETANGGA 🔞🤏🏻

Start from the beginning
                                    

Beruntung, dia besok hanya memiliki satu pekerjaan di sore hari sehingga dia bisa tidur lebih lama untuk meredakan mabuknya.

Dari sudut ekor matanya, Wang Yibo memperhatikan Xiao Zhan yang sudah menundukkan kepala dengan mata terpejam. Sebelah sudut bibirnya naik ke atas, dia lalu meletakkan kaleng bir yang telah kosong di depan meja.

Padahal ini hanya beberapa kaleng bir dengan kandungan alkohol kurang dari 15%, tetapi sudah bisa membuat Xiao Zhan sangat mabuk. Tak tahan menahan bobot tubuhnya sendiri diri agar tetap terduduk, akhirnya tubuh kecil itu ambruk ke sofa.

Wang Yibo tentu saja tidak menyia-nyiakan kesempatan, dia segera mendekati Xiao Zhan yang tertidur dengan mulut terbuka. Merah tubuh ringkih itu ke dalam pelukannya.

Dapat dia lihat wajah kacaunya yang memerah karena terlalu mabuk. Sebelah tangan terangkat membelai lembut kulit pipi Xiao Zhan. Di saat dia tengah asyik memandangi paras cantik itu, atensinya tiba-tiba tidak sengaja jatuh pada dua belah merah mengkilap itu.

Diusapnya bibir itu dengan ibu jari. Seperti yang dia pikirkan, bibir Xiao Zhan benar-benar lembut. Dia lalu memasukkan ibu jari ke dalam mulut pemuda itu. Ketika jemari dan lidah Xiao Zhan bertemu, dia merasa ada sengatan listrik statis menjalar ke seluruh tubuhnya.

Tetes air liur yang mengalir keluar dari bibir Xiao Zhan menjadi pemandangan menakjubkan bagi mata Wang Yibo. Dia meneguk air liur sendiri, merasa haus karena panas yang tiba-tiba terasa seperti ingin mencekik dirinya.

Bukannya berhenti, pria itu malah menambahkan jari ke dalam mulut Xiao Zhan. Sekarang, sudah terhitung dua jari yang masuk mengobrak-abrik rongga hangatnya, memainkan lidah basah pemuda itu dengan gerakan yang teramat sensual. Menekan dan menjepitnya berkali-kali.

Puas tangannya memainkan mulut Xiao Zhan, dia lalu menggantinya dengan bibir sendiri. Meraup rakus ranum itu atas dan bawah secara bergantian. Lidahnya yang sama panas, melesak masuk ke dalam mulut Xiao Zhan. Membelit lidah pemuda itu dengan miliknya.

Rasa manis dari pelembab bibir dan bir yang tertinggal di mulut Xiao Zhan membuat cumbuan itu semakin intens dan memabukkan. Dia sudah sering kali bercumbu dengan banyak wanita, namun sama sekali tidak ada yang membuatnya sampai mabuk kepayang dan ketagihan seperti ini.

Cumbuan itu baru berhenti setelah bibir Xiao Zhan mengalami bengkak. Kedua sudut bibir Wang Yibo lalu terangkat ke atas kala melihat hasil perbuatannya pada pemuda itu.

Xiao Zhan ....

Pemuda itu benar-benar membuat Wang Yibo candu dengan berbagai sensasi dan perasaan aneh yang baru dia alami. Sejak pertama kali bertemu dengannya di kafe pada hari itu, jantungnya terus saja berdegup cepat. Bahkan ketika mata mereka hanya bertemu tatap, dia merasa sangat teduh dan juga damai.

Ya, benar. Untuk pertama kali dalam hidupnya, Wang Yibo jatuh hati pada seseorang yang sedang dia pangku. Di saat pria itu baru memahami sensasi cinta yang dia rasakan pada Xiao Zhan, ingatannya tiba-tiba jatuh pada foto kemarin.

Kedua tangan pria itu lantas terkepal erat, gigi bergemeletuk, kedua sorot mata yang tadi teduh, kini menajam. Dadanya panas bukan main. Marah pada kenyataan, bahwa Xiao Zhan ternyata memiliki hubungan dengan adik tirinya.

Dipeluknya pemuda itu erat-erat. "Kau milikku, Xiao Zhan. Hanya milikku ...." bisik Wang Yibo, mengklaim.

•••

"Kau mabuk di saat jadwalmu sedang padat begini? Astaga, Zhan! Apa kau ingin membuatku tua lebih awal?! Lihat ini, matamu sekarang bengkak dan bibirmu juga," marah Hao Lan pada Xiao Zhan.

Sejak pagi tadi dia telah mencoba menghubunginya untuk bersiap-siap pergi bekerja, namun tak satu pun panggilan dan pesannya ada yang terjawab atau dibaca. Begitu dia sampai di unit pemuda itu, dia dikejutkan dengan Xiao Zhan yang masih tertidur akibat terlalu mabuk.

"Aiyaaa~ Lanlan ... aku hanya minum bir sedikit saja."

"Mau sedikit atau tidak, kau itu intoleran," balas Hao Lan lagi. Rasa-rasanya, kepalanya mau meledak saat ini.

Tidak hanya terlambat, tetapi wajahnya juga membengkak. Ini bisa jadi nilai minus untuk kariernya yang baru saja menanjak.

Xiao Zhan yang tahu dirinya salah hanya bisa menundukkan kepala. Hao Lan yang melihat itu langsung saja menghela napas berat.

"Aku akan mengambil es batu, kau kompres dulu matamu itu. Aku akan mencoba menghubungi mereka kalau kau memiliki kendala," ujar Hao Lan lagi.

Xiao Zhan mengangguk. Setelah Hao Lan meninggalkan kamar, dia melihat ke sekeliling. Sejak bangun tadi, pikirannya terus bertanya-tanya mengapa dia bisa sampai di unitnya?

Seingatnya, dia sudah tepar di unit Wang Yibo. Kalau pria itu benar-benar mengantarnya pulang sampai ke sini, apa dia semalam menghubungi Hao Lan untuk meminta password unitnya?

-tbc-

Yang mau traktir jajan atau kasih tip biar aku mangatss ngetik, bisa langsung ke Shopeepay aku yaa. Dalam bentuk pulsa juga bowlehh kok (⁠ʃ⁠ƪ⁠^⁠3⁠^⁠)

Shopeepay : 0852-1759-8676
Pulsa : 0812-9517-8154

Kalau mau berteman di WA atau sekedar tanya-tanya juga boleh, ini no WA-ku 0896-9280-2946.

Kalau mau berteman di WA atau sekedar tanya-tanya juga boleh, ini no WA-ku 0896-9280-2946

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Stockholm SyndromeWhere stories live. Discover now