BAB 02. CAHAYA SEORANG MODEL

515 103 17
                                    

Silakan nikmati ceritanya, jangan lupa tinggalkan jejak ⭐ dan 💬‼️

“Tidak masalah.”

Walau wajahnya tak terlihat karena menggunakan masker, Yibo bisa menebak pemuda itu sedang menghela napas lega.

“Saya sangat menyesal tidak melihat jalan dengan benar.” Mata pemuda itu melirik pada pakaian Yibo yang meninggalkan bercak kopi akibat kecerobohannya. “Pakaian Anda jadi kotor.”

“Ini hanya kotor sedikit, tidak apa-apa.”

“Tapi saya merasa tidak enak. Hmm, bagaimana kalau saya bayar untuk cuci kering pakaian Anda? Di sekitar sini saya ingat ada tempat laundry,” usulnya.

•••

Mereka saat ini berada di dalam laundry, butuh waktu sekitar lima belas menit untuk jas Yibo kembali bersih seperti semula.

Selagi menunggu, ia sama sekali tidak pernah mengalihkan perhatiannya dari pemuda itu. Mata bulat hitam yang teduh dengan hiasan bulu lentik membuat ia terhanyut. Sebelah sudut bibirnya lalu terangkat tipis.

Dering ponsel memecahkan suasana di antara mereka berdua. Suaranya berasal dari ponsel yang pemuda itu pegang sejak tadi. Ngomong-ngomong tentang mengapa mereka bisa bertabrakan, itu terjadi karena dia terlalu fokus pada ponsel di tangannya, sehingga dia tidak melihat Yibo yang berjalan masuk ke dalam supermarket.

“Sepertinya itu penting. Angkat saja panggilan itu, saya tak masalah.”

Pemuda itu mengangguk, dia segera saja mengangkat panggilan telepon dari manajernya.

“Kau di mana? Kau bilang cuma mau beli kopi di supermarket, tapi kenapa lama sekali? Kau tahu, kan, sebentar lagi itu jadwal pemotretanmu?!”

Dia meringis pelan, matanya melirik pada Wang Yibo yang saat ini mengalihkan pandangan ke arah lain. Tanpa bertanya pun dia langsung tahu, jika pria itu sedang  berpura-pura tidak mendengar auman manajernya. Kedua pipinya merasa terbakar. Malu, tentu saja.

“Ah, maaf, Jie. Aku sedang ada di toko laundry dekat supermarket.”

“Kenapa kau bisa ada di sana?”

“Itu, ada kecelakaan kecil saja. Bukan apa-apa, kok. Aku akan segera ke sana. Bye!”

Sambungan telepon diputus sepihak oleh pemuda itu.

“Sepertinya Anda sangat sibuk, ya? Anda boleh pergi sekarang. Untuk biaya laundry-nya biarkan saja.”

Pemuda itu menengadahkan kepala menatap Wang Yibo. Dia akui, wajah pria itu sangat tampan. Dengan mata hitam tajam, hidung mancung yang terpahat sempurna, serta bibir tebal merah sehat. Dia yakin, jika orang lain tidak memperhatikan wajahnya dengan seksama, mereka pasti akan salah mengira bahwa dia adalah AI dan bukan manusia sungguhan.

Tersadar dari lamunan, pemuda itu lantas segera mengeluarkan sesuatu dari dalam hoodie hitamnya. Sebuah kartu nama bertuliskan ‘Xiao Zhan’  dia julurkan kepada Wang Yibo.

“Maaf, kalau begitu hubungi saya di nomor ini untuk biaya ganti ruginya. Sampai jumpa lagi.”

Wang Yibo hanya menatap kepergian pemuda itu, perlahan punggung kecilnya  mulai menghilang dari pandangan. Pria itu lalu melihat pada kartu nama yang ia pegang, kemudian membacanya dengan suara teramat rendah.

“Xiao Zhan ....”

•••

“Selamat datang di rumah, Tuan Muda Yibo.” Dengan kepala tertunduk, semua para pelayan di kediaman itu berjejer rapi menyambut kedatangannya.

Stockholm SyndromeWhere stories live. Discover now