BAB 09. JADI TETANGGA 🔞🤏🏻

388 51 9
                                    

Silakan nikmati ceritanya. Jangan lupa tinggalkan jejak ⭐ dan 💬‼️😘

Xiao Zhan tidak menyangka Wang Yibo membeli unit apartemen di gedung yang sama dengannya, sekarang mereka telah menjadi tetangga meski tidak bersebelahan.

"Aku senang mendengar kabar baik itu. Sekarang kita sudah jadi tetangga."

Di seberang sana, Wang Yibo menjawab, "Hm, aku ingin mengajakmu mampir ke unitku untuk minum bersama sebagai perayaan. Kamu mau datang, 'kan?"

"Tentu saja, aku pasti akan datang ke unitmu. Aku juga akan membeli beberapa kaleng bir dan makanan ringan untuk teman minum."

"Kalau begitu, sampai jumpa nanti di apartemen."

Setelah panggilan itu selesai, dia langsung saja menghampiri asisten untuk mengantarnya pulang. Hari ini pria itu tidak bisa menjemputnya di lokasi pemotretan karena dia masih memiliki beberapa pekerjaan lagi yang belum selesai.

Di sisi lain, di dalam ruang kerja. Wang Yibo sedang menatap foto Xiao Zhan yang tertidur dengan cairan cintanya di bibir. Saat dia tidur pun pemuda itu tetap cantik, sebagai seorang model, dia benar-benar fotogenik.

Di saat dia sedang memperhatikan foto Xiao Zhan, pintu ruang kerjanya tiba-tiba diketuk dari luar. Wang Yibo lalu mempersilakan orang itu masuk setelah dia mematikan ponsel miliknya. Seseorang itu masuk dan langsung berdiri menghadap Wang Yibo, dia kemudian menyerahkan berkas dan dokumen kepadanya.

"Saya sudah mendapatkan beberapa seperti yang Anda pinta," katanya pada Wang Yibo.

Berkas dan dokumen itu lalu dibuka oleh Wang Yibo untuk diperiksa. Beberapa informasi beserta foto-foto, dia perhatikan satu persatu. Alisnya mengernyit ketika mendapati ada kekurangan pada salah satu data yang dibawa orang itu.

Melempar berkas dan dokumen itu lagi pada seseorang di hadapannya, Wang Yibo menunjuk ke salah satu foto yang berada di tengah.

"Lakukan sedikit operasi di bagian bibir. Biaya akan ditanggung olehku," suruh Wang Yibo.

Seseorang itu mengangguk, dia kemudian pergi dari ruang kerja Wang Yibo setelah merapikan berkas dan dokumen tadi ke dalam map. Mata hitam setajam elang itu menatap angka pada kalender yang berada diujung meja kerjanya. Dalam beberapa minggu lagi dari sekarang, hari 'hukuman' akan segera tiba. Dia harus sudah kembali ke sana sebelum hari itu jatuh.

•••

Wang Yibo membuka pintu saat Xiao Zhan datang ke unit apartemennya. Dapat dia lihat pemuda itu membawa dua kantung belanjaan yang berisikan beberapa kaleng bir dan camilan.

"Mari, masuk. Anggap saja unitmu sendiri."

"Terima kasih."

Saat ini mereka berdua duduk di sofa yang berbeda. Membuka satu kaleng bir, Xiao Zhan lalu mengucapkan selamat kepada Wang Yibo atas terbelinya unit apartemen.

Membeli unit apartemen itu memang hal biasa saja sekarang ini, tetapi tak ada salahnya, kan, kalau seorang teman memberikan ucapan selamat kepada temannya sendiri?

Wang Yibo mengangguk seraya tersenyum, dia lalu membuka satu kaleng bir yang tadi Xiao Zhan bawa untuk mengajaknya bersulang bersama sebelum mereka minum. Setelah minum beberapa tegukan, mereka berdua lalu bertukar banyak cerita. Meski sebenarnya Xiao Zhan lah yang paling banyak berceloteh di hadapan Wang Yibo.

Setiap kali Xiao Zhan berceloteh, pria itu akan menanggapinya dengan senyuman. Entah sudah berapa kaleng yang Xiao Zhan minum. Dia merasa kepalanya berdenyut dan berputar akibat pusing karena terlalu mabuk.

Stockholm SyndromeWhere stories live. Discover now