Bab 07- Penghianatan!!!

Mulai dari awal
                                    

"Siapa kak??" sauth dokter Mahi penasaran.

Kapten Zafran terdiam, dia tidak sanggup mengatakan nama istrinya, sebab hal itu pasti amat melukai perasaan dokter Mahi. "Jawab kak?? Kenapa kakak bungkam."

"Kamu tidak perlu tahu siapa perempuan itu."

"Kenapa? Apa dugaan Caca benar?"

Kapten Zafran menautkan alisnya, ia juga merasa bingung apa mungkin dokter Mahi sudah mengetahu nya? Bisa jadi juga ini jebakan yang di lakukan nya, agar mau mengakui siapa istrinya.

"Lupakan, sebaiknya kamu beristirahat."

Lagi-lagi dokter Mahi menyunggingkan senyuman getir. "Apa perempuan itu dokter Alifa??"

Degh!

Kapten Zafran terdiam seribu bahasan mendengar nama dokter Alifa di sebut oleh Mahi. "Ca..."

"Iya kan?" serkah dokter Mahi.

"Iya," sauth kapten Zafran.

"Selamat atas penghianatan yang kalian berdua lakukan."

"Ini bukan kesalahan Alifa, jangan membawa nya masuk ke dalam masalah kita."

"Kenapa kakak menghancurkan harapan terbesar ku??" monolog dokter Mahi dalam hatinya.

Dokter Mahi hanya bisa terdiam, dan menithkan air mata. Rasa sakitnya tidak bisa di utarakan lagi, dia menyalahkan dirinya sendiri kenapa membrikan kepercayaan yang begitu besar terhadap kapten Zafran.

"Kakak harap kamu bisa mengerti, dan melupakan kakak," pamit kapten Zafran dan segera pergi meninggalkan dokter Mahi.

Dokter Mahi hanya menatap kepergian kapten Zafran dengan acuh, saking sakit hatinya sampai membuatnya bungkam seribu bahasa. Tatapan dokter Mahi begitu kosong, kini siapa lagi yang harus ia perecaya setelah kepercayaan nya di hancurkan begitu saja.

Dokter Mahi berjalan keluar dari ruangan nya, karena ini memang masih pagi jadi tidak terlalu ramai para dokter maupun TNI yang berlalu Lalang. Hatinya memang hancur tapi dengan mudahnya dokter Mahi menyembunyiikan rasa sakitnya dari banyak orang.

Itulah yang sering dilakukan, bahkan sejauh ini hanya kapten Zafran yang bisa melihat kesedihan nya. Semua orang hanya melihat sosok dokter Mahi yang kuat, selalu ceria, seolah tidak memiliki masalah apa pun, namun kenyataan nya semua berbanding terbalik.

Di satu sisi sejak kapten Zafran masuk ke dalam ruangan dokter Mahi tadi, sebenarnya dokter Alifa pun ada di sana. Namun ia sengaja mengurungkan niat nya, dan menguping pembicaraan keduanya.

Tentunya fakta itu juga menghancurkan hatinya, fakta lain telah terungkap. "Kenapa aku tidak pernah menyelidiki masa lalu mas Zafran, bagaimana jika mas Zafran masih memiliki perasaan terhadap dokter Mahi? Aku memang mendapatkan raganya, tapi bagaimana dengan cinta nya??" monolog dokter Alifa dalam hatinya sambil menyeka air mata nya.

Tentunya berada di posisi dokter Alifa juga sakit,berada di posisi dokter Mahi juga sakit. Namun ini lah permainan takdi, tidak bisa memilih jalan takdir sesuai dengan keinginan kita.

Di dalam ruangan nya dokter Alifa sebisa mungkin untuk menutupi kesedihan nya, ia harus profesional dalam bekerja. "Astaghfirullahhaladzim, aku tidak boleh berlebihan seperti ini. Aku tidak mau sampai mas Zafran curiga dengan ku, karena aku ingin mendengar penjelasan langsung dari nya," guman dokter Alifa sambil menghapus sisa air mata nya.

Tok... tok... tok...

"Masuk," titah dokter Alifa sambil berpura-pura mempelajari hasil membuka berkas.

"Kamu dari mana Lif? Tadi aku cariin ke kamar kamu gak ada," celetuk dokter Hana.

Hana Widyana Putri, seorang dokter cantik namun terkenal dengan wajah judes nya. Memang dokter Hana amat cuek, apa lagi jika baru mengenal seseorang, wajahnya benar-benar dingin. Namun sangat berbeda jika sudah bersama dengan dokter Alifa, yakni sahabat nya. Beberapa hari ini memang dokter Hana tidak berada di markas karena di tugaskan di desa sebelah.

"Kamu kapan balik Han?" balik tanya dokter Alifa.

"Tadi jam 5 udah sampai."

"Oh," sauth dokter Alifa sambil mengangguk.

"Kamu belum jawab pertanyaan ku."

"Tadi au habis lihat kondisi pasien."

"Sepagi ini? Belum jam kerja ini Lif," celetuk dokter Hana, agak aneh juga karena sebelumnya sahabat nya tidak pernah melihat kondisi pasien sepagi ini, apa lagi ini masih jam 06.15.

"Pasien nya dokter yang bertugas di sini."

"Dokter siapa?"

"Dokter Mahi, dia baru beberapa hari di tugaskan di sini."

Dokter Hana manggut-manggut. "Keadaan nya darurat ya?"

"Enggak, beliau udah mulai membaik. Khawatir aja soalnya belau sering mimisan, seperti kasus pasien yang sempat kita tangani watku itu."

"Yang meninggal dunia?"

Dokter Alifa mengangguk pelan. "Terus sekarang kamu mau ambil kasus ini lagi Lif?"

"Tergantung pasien nya."

"Masih pagi udah di ajak mikir. Mending ayo sarapan biar semangat kerja nya."

"Lagi gak mood, mungkin nanti."

"Ada apa? Kamu ada masalah sama kapten Zafran?" sauth dokter Hana.

Dokter Alifa terpaksa menggelengkan kepala nya, ia tidak mau membuka aib rumah tangga nya. Terlebih sahabat nya ini sedikit badas, jadi dokter Alifa takut jika nanti sahabat nya akan merundung dokter Mahi.

***
Gak tahu mau bilang apa, tapi di sini posisi mereka bertiga sama-sama sakit😭

Jangan lupa tinggalkan jejak setelah membaca:)

See you next part♡

ALMAHIRA: Antara Tugas dan CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang