Bab 1

545 80 15
                                    

Disclaimer © Naruto beserta karakter di dalamnya adalah milik Masashi Kishimoto.

Pairing : SasuHina




Lukisan itu tercipta puluhan tahun yang lalu. Lukisan berupa objek seorang wanita cantik. Penulis novel romansa-historical, salah satu penulis kenamaan Kota Konoha.

Wanita itu bernama Hinata.

"Kapan dia meninggal dunia?" Uchiha Sasuke bertanya tanpa mengalihkan pandangan matanya dari lukisan sosok Hinata.

Kedua obsidian hitamnya menatap penuh kerinduan pada sosok dalam lukisan tersebut. Ternyata benar kata wanita itu. Ketika dirinya dewasa, wanita itu telah tiada.

"Sudah lama sekali." Hidan berkata sambil mencoba mengingat tahun tepatnya wanita di dalam lukisan itu meninggal. Sebagai seorang pengurus galeri lukisan untuk para sastrawan ternama di negeri ini, ia diharuskan memiliki banyak informasi terkait para tokoh maupun seniman yang menciptakan lukisan tersebut.

"Potretnya diambil saat dia berusia 25 tahun. Dan di tahun itu pula dia meninggal." ungkap Hidan lebih jelas lagi.

Persis sekali. Sasuke bertemu dengan wanita itu saat pria itu berusia 7 tahun dan pada saat itu Hinata terlihat seperti wanita berusia awal 20 an.

"Apakah orang yang melukis ini masih hidup?" Sasuke kembali bertanya. Kentara sekali pria itu ingin tahu segala hal yang menyangkut lukisan tersebut.

Hidan kembali mengangguk, "Masih. Tapi beliau sudah tua." jawabnya.

Sasuke mengangguk paham. Pria itu kemudian merubah fokusnya dari menatap lukisan Hinata beralih pada Hidan. Sasuke menatap lelaki itu tajam dan serius.
"Aku menginginkan lukisan ini," ujarnya.

"Bisakah kau mengurus semuanya? Agar aku dapat memiliki lukisan ini secara legal."

Hidan menelan salivanya secara paksa saat Uchiha Sasuke menatapnya dengan dingin. Untuk orang biasa seperti Hidan, dirinya jelas tidak memiliki keberanian untuk mendebat seseorang seperti Sasuke. Bahkan untuk sekelas pihak kepolisian pun pria itu selalu bisa mempermainkan mental mereka dengan mudah.

Uchiha Sasuke, pria itu ruthless, manipulatif dan licin seperti ular.

"Aku bisa melakukannya." Hidan menyanggupi permintaan pria itu.

Sasuke tersenyum tipis mendengarnya. Bukan, segaris tipis pada bibir pria itu tidak pantas disebut sebuah senyuman.

"Terima kasih."

"Bawahanku akan mengirim uang untukmu setelah ini. Aku tahu harga sebuah lukisan seperti ini cukup memiliki nilai." ujar pria itu.

..

Sasuke tidak pernah berkhianat, ia juga tidak pernah mengingkari janjinya. Maka ketika seseorang melakukan pengkhianatan terhadapnya, pria itu tidak bisa mentolerir lagi.

Haruno Sakura, wanita itu tadinya adalah sekretaris kepercayaan Sasuke. Namun tidak lagi setelah wanita itu berkhianat pada pria itu habis-habisan.

"Apakah kau sudah menangkap pelacur sialan itu?" Sasuke bertanya pada Juugo saat keduanya sampai di pintu markas.

Sebagai orang yang menggeluti bisnis di dunia bawah, Sasuke tentu harus memiliki sebuah tempat untuk dirinya sebut sebagai markas.

"Sudah, dan dia sudah ada di ruangan itu." jawab Juugo membuat Sasuke tersenyum puas.

Pintu terbuka, dan mereka disambut hormat oleh para anggota kelompok yang didirikan Sasuke. Mereka adalah sekumpulan berandal kota yang Sasuke tampung. Ia juga mendidik mereka untuk menjadi petarung yang tentu saja akan berguna di kemudian hari.

Across The Sea Of TimeOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz