40 [Before Everything]

Start from the beginning
                                    

Zahra masih gigih memberikan perhatian pada dimas setiap harinya melalui pesan singkat, tapi dimas sering lupa membalas pesan dari zahra karena kelelahan.

Di waktu luang dimas dari semua kegiatan di kampus dan tugas-tugas dari dosen, dimas memilih untuk bermain video game, atau sesekali mengikuti kegiatan rumi mengelilingi kota jogja dengan geng vario versa yang dimas ikuti di luar kampus.

Satu-satunya kesempatan zahra untuk menenun kasihnya di hati dimas, adalah saat libur semester.

Sayangnya, di libur semester ketiga, dimas memilih berangkat ke dieng, untuk mendaki gunung prau dengan kawan-kawannya dari organisasi mapala yang ia ikuti.
Bukan hanya dari kampus dimas yang berpartisipasi, tapi juga dari dua kampus lain, dari kampus pancasila dan atmajaya.

Tiga hari, waktu yang dimas habiskan dengan kawan-kawannya di sunrise camp gunung prau.

Hawa dingin yang dieng tawarkan, membuat dimas rindu akan kehadiran kekasih disisinya.

Ratih jelas perlahan pudar dari benak dimas, sosok baru yang dimas inginkan, adalah sosok yang bisa memeluknya dari hawa dingin yang menerpa tubuhnya.

Setelah lima hari anak mapala menjelajah desa wisata dieng, juga kota wonosobo, akhirnya semua anggota mapala pulang ke jogja.

Dimas baru pulang ke solo di minggu terakhir libur semester, itupun hanya ke toko mami mita dua hari, sisanya dimas habiskan bermain dengan rania dan arya.

"Gimana dieng dek", tanya zaki pada dimas, saat dimas mampir ke rumahnya.

"Dingin mas", jawab dimas sambil bergidik karena mengingat dinginnya hawa dieng.

"Kapan-kapan kesana gimana mas, ajak semua keluarga", pinta dimas.

"Boleh, tapi tunggu arya agak gedean ya, jadi kita bisa mendaki sama-sama", jawab zaki.

"Di desanya aja udah dingin mas, nggak perlu naik ke gunungnya, kasian mami", ujar dimas, dan membuat zaki terkekeh.

Arya yang baru bangun dari tidur siang, langsung duduk di pangkuan papinya yang baru selesai makan.

"Mbak odah makan dulu aja", ujar zaki pada perempuan yang sudah membantu dina mengurus kedua anaknya.

Mbak odah kemudian pamit untuk ke dapur pada zaki dan dimas.

Dua hari dimas menginap di rumah kakaknya, dan mampir ke toko maminya sebelum dia kembali berangkat ke jogja.

"Udah selesai liburannya", tanya zahra pada dimas dengan ramah.

"Udah", jawab dimas dengan senyum manisnya.

Setelah pamit dengan mami dan kakaknya, dimas langsung membawa motornya ke jogja.

Meski zahra gagal menenun kasih di hati dimas lebih dalam, tapi zahra tidak ingin putus asa dan menyerah.

Zahra punya lebih banyak kesempatan untuk mencuri hati dimas dibanding perempuan yang ada di kampus dimas.

Dimas membuat zahra yakin, bahwa dimas adalah pria yang zahra inginkan.
Dimas sangat penyayang, manis dan terutama, dia adalah bagian dari keluarga yang sangat zahra hormati.

Hanya dengan berangan menjadi menantu mami mita dan menjadi bagian dari keluarga mami mita sudah membuat zahra sangat bahagia.

Zahra akan membiarkan dimas menjelajahi hidupnya sebagai mahasiswa dan membiarkan dimas bebas terbang sesuai keinginan dimas.
Hingga pada akhirnya nanti, dia akan menangkap dimas, dan menjadikan dimas miliknya.

"Senyumin apa mbak", tanya intan yang melihat zahra tersenyum, sambil menatap motor dimas berlalu dari halaman parkir toko mami mita.

"Nggak usah ikut campur", tegas zahra dengan jutek pada intan.

Zahra menyimpan senyumnya, dan kembali pada pekerjaannya.

Intan hanya melirik pada zahra sambil menjulurkan lidahnya dibelakang zahra.

"Mbak ini laporan penjualan minggu ini", ujar zahra dengan ramah saat dina ada di dekatnya.

"Oke, terimakasih ya", jawab dina sambil tersenyum, lalu mengambil berkas di tangan zahra.

Dina kemudian naik ke lantai dua, untuk mengganti pajangan batik dengan stock batik terbaru.

"Udah jalan adek kamu", tanya mami mita yang memberikan tangannya untuk membantu pekerjaan putri tersayangnya.

"Udah mi, baru aja", jawab dina.

"Apa mami beliin dimas mobil aja ya din, kasian soalnya lihat dimas harus naik motor", ujar mami mita.

"Biarin ajalah mi, kan dimas yang mau", jawab dina.

"Tapi mami nggak tega lihat dimas bolak balik naik motor", ujar mami mita lagi.

"Yang penting dimas enjoy mi, nanti juga kalau udah punya pacar baru dia minta di beliin mobil", jawab dina sambil tersenyum pada maminya.

"Masih belum ada yang gantiin ratih ya", tanya mami mita lagi.

"Belum sih kayaknya mi, katanya dimas lagi nikmatin waktu sama temen-temen kampusnya, terus juga tugas kuliahnya mulai banyak, jadi belum kepikiran deketin cewek lagi", jawab dina.

"Nanti juga kalau ada yang adek suka, pasti langsung dikejar, tau sendiri gimana dia loyalnya sama pacar-pacarnya dulu", ujar dina menambahi.

"Kalau bagi mami yang penting anaknya baik dan sayang sama dimas udah cukup, kamu tuh yang banyak peraturannya", komplain mami mita pada dina.

"Aku cuma mau yang terbaik untuk dimas mi, dan yang pasti dina nggak suka kalau dimas dapet pacar yang cuma manfaatin dia aja", jawab dina, yang membuat maminya setuju dengan pendapatnya.

"Kalau bisa sih mi yang punya background pendidikan setara seperti dimas mi, juga anak perempuan yang dibesarkan dari keluarga baik-baik", ujar dina lagi.

Ucapan dina pada mami mita, membuat zahra mengurungkan niatnya untuk naik ke lantai dua.

Zahra memilih kembali menuruni tangga secara pelan dengan perasaan pahit.

Zahra tidak mendengar pembicaraan dina selanjutnya, jadi dia berfikir, dina adalah rintangan terbesar yang harus zahra lalui untuk bisa menjadi istri dimas.

***
 

After SunsetWhere stories live. Discover now