6 [Summer End]

150 0 0
                                    

Penglihatan dimas masih sangat sempurna, karena diimas melihat jelas mobil milik siapa yang baru terparkir di depan rumah ratih, juga si pemilik mobil yang baru turun dan berjalan masuk ke dalam rumah ratih.

Semua jelas, dan tekad dimas untuk tidak lagi menjadi pengemis cinta di hati ratih sudah bulat. Dimas kemudian kembali membawa motor yang dimas pilih sebagai kendaraannya untuk kuliah ke toko mami mita. Dimas hanya ingin sedikit bercerita pada kakaknya akan hubungannya dengan ratih yang secara resmi kandas.

"Cepet amat, tumben, biasanya kalau pergi sama ratih sampai malam", sapa dina, begitu dimas masuk ke kantor mami mita.

"Mbak lebih suka aku di rumah ratih lama-lama, sambil mohon-mohon supaya ratih mau sama aku lagi", jawab dimas diikuti dengan senyum sinisnya.

"Maksudnya", tanya dina dengan dahi berkerut.

"Udah selesai mbak aku sama ratih", jawab dimas yang memilih tiduran di sofa sambil memejamkan mata.

Hening tanpa jawaban atau candaan yang biasa dina lemparkan pada dimas, membuat dimas membuka matanya, dan senyum yang pertama dimas lihat dari wajah kakaknya.

"Mbak", panggil dimas, karena kakaknya tidak memberi respon dari kabar yang ia bawa.

"Kenapa", jawab dina.

"Aku putus sama ratih", ujar dimas dengan memasang wajah heran, karena kakaknya seperti sudah menduga bahwa hubungan dirinya dan ratih akan usai.

Dina kemudian meletakkan berkas-berkas yang baru ia baca, dan menatap dimas.

"Kamu mau balik lagi sama ratih", tanya dina pada dimas.

Dimas hanya terdiam karena sejujurnya dia sendiri ragu akan pilihannya.

"Dek kalau ratih suka sama kamu sama seperti kamu suka sama dia, dia nggak akan semudah itu minta putus", tegas dina.

"Darimana mbak tau kalau ratih yang minta putus", tanya dimas sambil menyipitkan mata pada kakaknya.

"Anak ayam juga tau, kalau yang minta putus pasti ratih", jawab dina dengan sinis.

Dimas kemudian menghembuskan nafasnya dan kembali memejamkan mata.

"Kalau kamu berharga buat dia, dia pasti mau berjuang untuk hubungan kalian, tapi kenyataannya apa, kamu yang terus berjuang, kamu yang selalu berusaha untuk buat ratih senang, coba kamu fikir-fikir lagi apa yang sudah ratih lakuin buat kamu", ujar dina lagi.

Dimas kemudian berfikir, dan sejauh yang dimas fikir, ratih tidak perlu melakukan apapun untuk dimas, karena hanya dengan tersenyum, ratih sudah membuat dimas merasa sangat senang.

"Ratih pernah kasih kado apa ke kamu", tanya dina pada dimas.

"Novel", jawab dimas singkat.

"Kamu baca nggak", tanya dina lagi.

"Enggak", jawab dimas.

"Tuh ratih aja nggak ada usaha untuk cari tahu apa yang kamu suka, dia kasih kado ke kamu berdasarkan apa yang dia suka", ujar dina.

"Kamu masih pingin balikan sama ratih", tanya dina lagi dengan tegas.

"Mau sih, tapi ya aku mau dimengerti juga", jawab dimas dengan penuh penekanan pada kata terakhir.

"Itu tandanya kamu ragu, sekarang kamu fikir-fikir dulu, kalau dalam waktu satu tahun kamu masih suka sama ratih, kamu bisa minta ratih balik sama kamu, tapi kalau perasaan kamu buat ratih udah kamu lupain, ya artinya kamu nggak beneran cinta sama ratih, cuma suka karena ratih cantik aja", ujar dina.

"Kalau ratih nolak gimana", tanya dimas.

"Ya berarti dia bukan untuk kamu, kamu move on dan cari orang yang kamu suka", jawab dina.

After SunsetWhere stories live. Discover now