🐣19. Ada Hantu 👻🤓

3.6K 472 196
                                    

Hellow...

Jan lupa spam komen yaw...

Happy Reading 🍓🎀

•••••


"Sssss," Leo berdesis, tangannya reflek memukul sang Adik yang tengah mengobati luka pada wajahnya.

"Ya Allah, Bang. Asal pukul aja," Laskar mendengus, dan kembali melanjutkan mengobati wajah memar Leo.

Sedang Izar dengan fokus mengobati luka pada wajah Langit, air mata terus meluruh membasahi wajah nya. Langit terkekeh, menghapus air mata sang Adik dengan punggung tangannya.

"Kenapa nangis hm?" Pertanyaan Langit sontak membuat Izar yang semula menangis dalam diam, kini terdengar suara sesenggukan.

Leo maupun Laskar menoleh, menatap bingung saudara nya tersebut.

"Abang kenapa lawan mereka, kenapa Abang nggak minta tolong aja." Tangis Izar mulai terdengar kuat, dengan nafas yang sesekali tersendat karena sesenggukan.

Laskar memutar bola matanya malas, kakak nya satu ini sangat cengeng, terkadang ia mempertanyakan apakah dirinya lahir duluan dari pada sang kakak.

"Bang Leo luka juga, lo nggak tanyain keadaannya?" Tanya Laskar, membuat sang empunya menatapnya dengan mata yang dipenuhi liquit bening tersebut.

"Izar khawatir sama Abang, Leo, sama Al juga. Kenapa Bang Tenggara jahat, kenapa Bang Tenggara mau lukain kalian." Izar menunduk, lengannya menutup mulut guna meredam tangisannya.

Leo memukul paha Laskar, menyuruh kembali sang adik untuk mengobatinya. Sedangkan Langit, laki-laki itu menghela nafas panjang, di peluknya tubuh sang adik, mengusap punggung yang lebih muda lembut.

"Abang sama Leo nggak apa-apa, tapi Al yang mungkin trauma sama kejadian tadi." Monolog Langit.

"Besok Bang Tenggara harus kita pukul, dia nakal Abang."

"Iya, nanti kita pukul."

Langit merelai pelukan keduanya, merapihkan rambut Izar yang basah karena keringat dan air mata.

"Abang baik-baik aja, jangan nangis lagi ya."

Izar hanya mengangguk sebagai jawaban. "Izar obatin lagi, ya."

Langit tersenyum, mengusap pucuk kepala sang adik, seraya menunggu yang lebih muda menyelesaikan nya.

Prang!

Mereka tersentak, terdiam dengan atensi saling menatap satu sama lain. Suara barang jatuh itu membuat mereka terkejut.

"AAAAAAAAAA," pekikan Laskar, Leo dan Izar membuat Langit terkejut, ketiga adiknya itu berhambur memeluknya.

"Abang takut," Laskar memeluk erat pinggang Langit, menyembunyikan wajahnya pada lengan sang kakak.

Leo berpindah, duduk di karpet berbulu dengan kedua tangan melingkar pada kaki jenjang Langit, dan wajah yang ia sembunyikan pada kaki sang kakak.

"Sssstttt," Langit merasa berat, bagaimana tidak ketiga adik nya itu sudah memeluknya erat, menyembunyikan wajah mereka tanpa ingin melihat sekitar.

"Kita cek," bisik Langit sontak membuat mereka menggeleng serempak.

"Nanti kalo itu hantu gimana?" Tanya Leo memukul paha sang kakak.

"Mangkanya liat, siapa tau maling."

"Abang, Izar takut." Izar menggoyangkan lengan sang kakak pada pelukannya, ia sangat takut jika harus berurusan dengan makhluk halus dan semacamnya.

"Ada Abang, ayo cepet Abang penasaran, takut ada maling." Ajak Langit, melepaskan pelukan ketiga adiknya.

Jagoannya Bunda [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang