𝐖𝐚𝐫𝐧𝐢𝐧𝐠!
𝐒𝐞𝐥𝐚𝐦𝐚𝐭 𝐝𝐚𝐭𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐢 𝐭𝐨𝐤𝐫𝐞𝐯 𝐟𝐚𝐧𝐟𝐢𝐜 𝐚𝐤𝐮 𝐡𝐚𝐫𝐚𝐩 𝐬𝐞𝐬𝐮𝐚𝐢 𝐞𝐤𝐬𝐩𝐞𝐤𝐭𝐚𝐬𝐢. 𝐂𝐞𝐫𝐢𝐭𝐚 𝐢𝐧𝐢 𝐦𝐞𝐧𝐠𝐚𝐧𝐝𝐮𝐧𝐠 𝐤𝐞𝐤𝐞𝐫𝐚𝐬𝐚𝐧, 𝐠𝐨𝐫𝐞 𝐝𝐚𝐧 𝐝𝐢 𝐚𝐭𝐚𝐬🔞.𝐀𝐤𝐮 𝐡𝐚𝐫𝐚𝐩 𝐛𝐢𝐣𝐚𝐤 𝐦𝐞𝐦𝐛𝐚𝐜𝐚𝐧𝐲𝐚!
»»————><————««
"Buka pintunya (m/n)~"-???
'Kuso! Siapa dia???'-(M/n).
Kaki (M/n) tremor dia tidak bisa menggerakkan tubuhnya. Seolah-olah tubuh (M/n) kayak ditahan seseorang. Ketukan pintu itu sangat halus, tadinya secara samar penampilan dia bewarna pink.
Tok...tok...
"Sayang buka pintunya ini sanzuuu~"-Sanzu mengetuk pintu dengan pelan.
Sanzu! Nama itu sangat familiar di benak (m/n). Kayaknya dia pernah menyiksa (m/n) tapi tidak tau dimana. Sangking merindingnya dia tidak bisa berteriak untuk meminta pertolongan. Disisi Sanzu dia mulai kesal karena tidak ada jawaban dari (m/n).
"(M/n) buka pintunya ini gw jgn takut gw ga akan menyakiti mu~"-Sanzu.
Surai pink itu menempelkan dirinya di pintu. Sanzu meracau tidak jelas di sudut pintu (m/n). Sementara (m/n) menoleh melihat jam dinding pukul 22.30 malam. Biasanya di jam segini suasananya sudah sepi. Semua penghuni apartemen hening kek kuburan.
Jadi tidak ada gunanya (m/n) untuk berteriak. (M/n) memilih untuk membungkam supaya seolah-olah tidak ada penghuni rumah. Ketukan pintu yang tadinya lembut menjadi kasar, gedoran pintu bertubi-tubi membuat (m/n) resah. Kedua tangannya menutupi telinganya sendiri.
TOK TOK TOKKK!!!
"(M/N) BUKA PINTUNYAAA~ GW TAU LU ADA DI SINI!!!"-Sanzu gedor pintu dengan napsu.
'Ya god kumohon selamatkan aku...'-batin (m/n) sambil berdoa.
Selagi (m/n) berdoa Sanzu terus gedor pintu. (M/n) cuma mengharapkan pria gila itu pergi. Yup kenyataan Sanzu pergi beberapa menit kemudian. (M/n) dengan bingung ia berdiri lagi, sambil melihat di lubang intip.
'Eh ga ada siapa-siapa???'-batin (m/n).
10 menit kemudian (m/n) duduk di depan pintu. Karena dia merasa aman ia memilih buka pintu. Saat buka pintu (m/n) celingak-celinguk tapi...
KAMU SEDANG MEMBACA
COMPULSION || BONTEN X (M/N) || FANFIC TOKREV ||
Mystery / Thriller"Sampai kapan kamu terus berlari?"-Sanzu. Keadaan pemuda bernama (M/n) sudah dipenuhi lumuran darah. Kaki, tangan bahkan matanya sudah lebam, nafasnya terengah-engah. (M/n) mengeluarkan air matanya dengan rasa ketakutan yang mendalam. Hatinya begitu...