9ㅡ Soulmates

34 4 0
                                    

happy reading

"Kita harus kabur"

Hanya itulah yg terpikir kan oleh mereka berempat sekarang, jika Vincent ada di sekitar mereka artinya mereka sedang dalam bahaya.

"Tapi kemana, Nala? Vincent pasti sudah mengetahui bahwa kita ada disini, artinya di luar kastil ada para pasukannya untuk mencegah kita kabur" Ellyna datang menyentuh bahu Nala.

Nala menepis tangan Ellyna "Lalu? kita tidak melakukan apa pun? dan membiarkan kita mati konyol disini. Sekarang aku paham kenapa mereka bertujuh membawa kita kesini, pengkhianat"

Evelyn dan Quin hanya bisa diam, masih mencerna apa yang baru saja terjadi.

"Aku harus menemui Jarel" tangan Evelyn di cekal oleh Quin.

"Kau akan dalam bahaya, Lyn. Sekarang mereka adalah ancaman untuk kita berempat" Quin melepas cekalan nya

"Aku harus meluruskan ini semua, kenapa mereka berkhianat seperti ini. Sebenarnya apa hubungan mereka dengan Vincent" Evelyn beranjak keluar dari kamar Javier dan pergi ke kamar Jarel.

Sebelum sampai di kamar Javier, Evelyn mendengar suara gaduh di dalam kamar Hans. Ia mendekat lalu menguping.

"Membunuh mereka berempat? bagaimana dengan penyihir sialan itu, Kak?" suara Jarel menggelegar di seluruh penjuru ruangan Hans

Evelyn sedikit tersentak mendengar suara Jarel "Membunuh?" gumamnya

"Kita membutuhkan mereka berempat untuk mengalahkan penyihir itu! Kita memerlukan kekuatan Evelyn dan Quin dengan bantuan kekuatan dari Nala dan Ellyna, Kak Jack"

"Tenang lah Kak Arel, kau harus tenang" Niko mengusap punggung Jarel, menenangkan nya.

"Aku setuju dengan Jarel, kita berjanji untuk melindungi mereka dari ayah. Kita membutuhkan mereka untuk melawan penyihir itu, walau akhirnya ayah akan membunuh mereka"

Mulut Evelyn menganga mendengar penuturan dari Stevan, maksudnya mereka berempat hanya di manfaatkan?

"Walau ayah akan membunuh mereka berempat, kita akan menjaga mereka. Kita tidak boleh membiarkan mereka terbunuh, karena.."

Javier, Jack, Stevan, Samuel, Jarel dan Niko mengernyit mendengar perkataan Hans.

"Kenapa Kak Hans?" celetuk Samuel

"Mereka adalah mate 4 org dari kita"

Keenamnya tidak bisa mengatakan apapun, seketika lidah mereka menjadi kelu.

"Maksud kak Hans, 4 org dari kita adalah mate mereka?"

Hans mengangguk "Jadi kita harus melindungi mereka, tanda mate akan muncul pada bulan purnama"

Evelyn yg mendengar pembicaraan mereka bertujuh hanya bisa mencerna apa yg terjadi. Saat ia ingin kembali ke kamar Javier, Evelyn tak sengaja menjatuhkan guci di samping pintu kamar Hans. Itu semua menarik atensi ketujuh vampir yg ada di dalam sana.

"Siapa itu?!" itu suara Javier.

Evelyn terkejut dan lansung berlari ke kamar Jarel, yg berada di samping kamar Hans.

Saat Javier membuka pintu, tidak ada siapa siapa di luar.

"Tidak ada orang"

"Mungkin hanya kelelawar saja, sudahlah aku ingin kembali ke kamar ku" ujar Jarel, dan ia berjalan menuju ke kamarnya.

Ketika Jarel membuka pintu kamarnya, ia terkejut saat melihat Evelyn yg tidur di atas kasurnya.

"Oh tidak dia masuk. Quin, Nala, Ellyna tolong aku" monolog Evelyn didalam hati, masih memejamkan mataku erat.

"Bukannya kalian sudah pindah ke kamar kak Javier, ya?" ucap Jarel sambil tersenyum lalu duduk di tepi ranjang miliknya.

"Kau tidak usah berpura pura tidur, aku bisa membaca pikiranmu dan vampir itu tidak tidur"

Ah benar, Evelyn lupa dia adalah half vampire werewolf yg berdominan vampir, seketika Evelyn membuka matanya.

"Bukannya kau sudah pindah ke kamar kak Javier bersama dengan 3 temanmu?"

Evelyn segera duduk dan berdiri, Ia berdehem "Oh iya, aku lupa"

Evelyn berusaha supaya dia tidak memikirkan tentang ia yang menguping pembicaraan mereka, karena takut Jarel bisa membacanya.

"Aku mau ke kamar Javier, permisi" Evelyn keluar dari kamar Jarel, Jarel tersenyum tipis.

"Perasaan yg aneh"

Evelyn membuka pintu kamar Javier dengan tidak santainya, membuat ketiga gadis yg berada di dalam kamar itu terkejut.

"Hei, ada apa?"

Evelyn tidak menggubris pertanyaan Quin, dan lansung duduk di kursi di samping Ellyna.

"Apa kau dapat informasi?" Nala berpindah duduk ke samping Evelyn, sehingga Evelyn berada di antara Ellyna dan Nala.

Evelyn menceritakan semuanya, semua yg ia dengar dari perbincangan ketujuh vampir itu.

"Ayah? maksudnya Vincent adalah ayah dari mereka bertujuh?!" sela Ellyna

Evelyn mengangguk "Dan setelah berhasil mengalahkan penyihir itu kita akan di bunuh oleh Vincent, dan.."

Ellyna, Nala dan Quin senantiasa mendengarkan "Dan apa?"

"Dan mereka akan melindungi kita, karena kita akan menjadi mate mereka"

Ellyna, Nala dan Quin shock mendengar kalimat terakhir yg diucapkan oleh Evelyn.

"Mate?! bagaimana bisa? maksudku kalau kau dan Ellyna masih wajar. Bagaimana dengan kami yg berbeda ras?" sarkas Nala, dia sangat membenci vampir dan sekarang ia adalah jodoh diantara mereka bertujuh.

"Entahlah, mereka mengatakan bahwa tanda mate itu akan muncul saat bulan purnama"

"Dari cerita Lyn tadi, aku berfikir bahwa kita saat ini sedikit aman dari Vincent, karena aku mempercayai Hans dan saudaranya yang akan menjaga kita dari Vincent, ayah mereka sendiri" simpul Ellyna, semuanya mengangguk kecuali Nala.

"Hm benar. Lagipula walaupun Vincent disini, dia belum pernah menampakkan wajahnya di hadapan kita berempat" imbuh Quin.

"Nala kuharap kau mengerti, ini sudah menjadi takdir nya. Belum pasti kan kalau mereka adalah mate kita? Kita tunggu saja bulan purnama datang" ucap Evelyn meletakkan tangannya di atas punggung tangan Nala.

Nala menghela nafas, ia berdiri lalu berbaring di kasur Javier "Aku pusing, aku mau tidur. Selamat malam"

"Ah iya, aku juga mau tidur" Quin berbaring di samping Nala di ranjang kingsize milik Javier.

THE APHRODITE Kde žijí příběhy. Začni objevovat