3ㅡ Nala And Ellyna

28 4 0
                                    

happy reading

El menghampiri Nala yang sedang berada di dekat sungai, memandang bulan.

"Sedang memikirkan sesuatu? " tanya El pada Nala yang sedang menatap bulan. Kemudian Nala menjawab tanpa menoleh padanya.

"Jangan berlagak tahu suatu hal"

"Aku memang selalu tahu" ujar El.

"Jangan sembarangan membaca pikiranku" tatapan Nala beralih pada El.

"Baiklah, maafkan aku" mata El tertuju pada sudut bibir Nala.
"Kau sedang berburu ya? Sangat ketara sekali, itu darah hewan"

Nala dengan cepat menyeka darah itu.
"Kau sedang apa disini? Masuk sana, Quin dan Lyn pasti mencarimu, pulanglah. Aku masih ingin disini"

El menggeleng.
"Aku juga ingin disini menemanimu" ucap El yang hanya dibalas dengan anggukan Nala.

"Terserah"

"Ngomong-ngomong, apa pendapatmu tentang cerita dari Quin itu? " tanya El.

"Itu tidak masuk akal, kenapa kau dan aku saat itu berada di keranjang yang sama, memikirkannya membuatku pusing. Lagipula kenapa harus seperti itu? Tapi bisa saja karena vampir-vampir itu rakus dan menyebabkan kekacauan, membuat ku harus ditelantarkan orangtua ku sendiri"

"Tidak Nala, kau tidak ditelantarkan. Jangan menyalahkan orangtua mu-"

"Aku tidak menyalahkan mereka, aku mengerti itu semua karena terpaksa. Mereka seperti itu pasti ingin melindungiku dari kekacauan dari yang vampir perbuat"

"Jika saja mereka tidak mengacau, aku tidak akan seperti ini. " Nala mengepalkan kedua tangannya. Sungguh dia benar-benar membenci vampir. Tapi kenapa Nala bisa berteman dekat dengan Quin, Evelyn, dan terutama Ellyna yang berdarah asli vampir? Awalnya tidak seperti ini. Tapi karena mereka sudah bersama sejak kecil, seiring waktu Nala berteman baik dengan mereka. Hanya mereka, untuk saat ini.

#FLASHBACK ON

"Aku tidak suka bau vampir" terdengar suara anak kecil yang sedang menatap sinis pada orang lain. Anak kecil itu adalah Nala, sedangkan yang ditatap adalah El yang kini tengah menundukkan kepalanya.

"Jangan terlalu dekat denganku" Nala beranjak dari duduknya dan meninggalkan El. Sabrina selaku ibu dari Quin dan Evelyn melihat itu pun menggelengkan kepalanya, kemudian dia menghampiri El yang murung dan mengusap pundak El.

"Ibu, kenapa Nala tidak menyukaiku? Apa aku melakukan kesalahan padanya? "

Sabrina membalasnya dengan lembut.
"Kau tidak melakukan kesalahan Ellyna"

"Lalu kenapa Nala seperti tidak mau dekat dengan ku? "

"Ah Nala pasti suasana hati nya sedang tidak baik, perlahan-lahan dia akan berubah, kau tenang saja ya"

El mengangguk lesu. Entahlah, dia tidak tahu kenapa Nala seperti itu. Menurutnya ibu Sabrina benar, Nala akan seperti itu jika suasana hatinya sedang tidak baik.

Di sisi lain, Nala sedang berada di tepi sungai belakang rumahnya dan bermain air sendiri. Nala tampak memikirkan sesuatu. Dia sedikit merasa bersalah pada El karena selalu ketus padanya, walaupun itu Nala tetap berbuat baik pada El. Pada dasarnya Nala sangat gengsi, dia berpikir dia berbeda di antara mereka. Perbedaan yang membuatnya bersikap seperti itu. Walaupun Nala tahu bahwa Quin dan Evelyn juga masih satu ras dengannya meski bercampur darah vampir di tubuh mereka.

Disaat sedang melamun, tiba-tiba Nala mendengar sesuatu di semak-semak. Matanya menajam ketika mencium bau asing di dekatnya, itu adalah bau vampir lagi. Ini jelas berbeda dari bau vampir El, Quin, dan Lyn.

"Keluarlah, aku tahu kau bersembunyi disana" Nala terkejut ketika dia melihat seseorang yang keluar dari semak-semak di dekatnya. Seorang anak laki-laki.

"Siapa kau? Kau vampir?! " Nala memundurkan dirinya, bagaimana bisa ada orang lain di tempat mereka yang selama ini hanya dia, Ellyna, Sabrina dan anak-anak nya?

Anak itu tidak menjawab dan hanya diam dengan raut wajah bingung nya.
"Bukankah aku yang harus bertanya? Kenapa bau mu berbeda ya? " anak itu memajukan wajahnya pada Nala, rasanya Nala ingin muntah saja. Hidungnya selalu sensitif jika berurusan dengan makhluk penghisap darah itu.

Tiba-tiba saja, anak laki-laki itu berhenti mendekati Nala. Dia melesat pergi begitu saja. Merasa tidak nyaman dengan itu, Nala segera kembali ke rumah.

"Nala? Darimana saja kamu? Ibu mencarimu kemana-mana" Sabrina menghampiri Nala yang baru saja kembali ke rumah.
"Ah Nala di belakang rumah tadi"
"Astaga kamu ini, yasudah ayo masuk"
"Eum ibu"

Sabrina menoleh pada Nala.
"Hm? "

Nala berpikir sejenak, kemudian dia menggeleng.
"Tidak apa-apa" kemudian Nala dan Sabrina masuk ke rumah.

Di sisi lain, tampak beberapa anak laki-laki yang sedang berkumpul di sebuah hutan.
"Daritadi kau terus melamun-"

"Jangan mencoba membaca pikiran ku" anak yang melamun itu menyela pembicaraan.

Kemudian anak yang satu berkata,
"Yasudah, katakan saja apa yang pikirkan kalau begitu"

"Baiklah, tadi aku bertemu dengan seseorang tapi.. "

"Tapi apa? "

"Bau nya berbeda"

"Berarti yang kau temui itu manusia, kenapa kau tidak mengigit nya saja? " anak yang lain bertanya yang langsung ditatap sinis yang lainnya.
"Ayah membolehkan kita menggigit manusia saat sudah dewasa"

Anak yang menceritakan dia bertemu dengan seseorang itu berkata,
"Tidak, itu bukan bau manusia. Kali ini berbeda, tapi aku tidak tau apa itu"

Kemudian anak yang lain menjawabnya,
"Berbeda? Jangan-jangan.. "

Malamnya,
Kembali pada rumah Sabrina dan anak-anak nya.
"Quin, Evelyn, Ellyna, Nala. Bangunlah, ayo bangun" terlihat raut wajahnya khawatir Sabrina yang membangunkan mereka.

Setelah mereka terbangun, Sabrina segera membawa mereka ke pintu belakang rumah.
"Ibu ada apa? Apa yang terjadi? " tanya Quin pada ibunya.

Sabrina tidak menjawab dan memeluk mereka erat. "Maaf, maafkan ibu. Sekarang kalian harus pergi dari sini sejauh mungkin ok? "

"Pergi? Memangnya kenapa? Lalu kenapa hanya kami? " tanya El
"Iya bu, kenapa? " sambung Evelyn.

"Pergi, pergi dari sini sejauh mungkin. Kita tidak ada waktu"

"Quin, Nala bawa Evelyn dan El pergi dari sini, cepat. Maafkan ibu, jaga diri kalian diluar sana"

Mereka mengangguk, Nala langsung mengarahkan mereka untuk pergi dari sana.

Nala menoleh ke arah Sabrina. Sabrina tersenyum pada Nala, mencoba meyakinkan bahwa semua akan baik-baik saja.

Saat mereka sudah jauh dari rumah, terlihat kobaran api besar di belakang mereka. Rumah itu terbakar, dengan Sabrina di dalamnya.

#FLASHBACK OFF

Itulah mengapa, hanya mereka berempat. Berada di tempat tersembunyi tanpa Sabrina.

Tragedi itu sudah sangat lama dan ber-abad abad.

Nala semakin membenci vampir sejak saat itu, ya dia yakin itu adalah perbuatan vampir. Andai saja dia tidak bertemu dengan anak laki-laki itu.

"Aku senang kau tidak menjauhiku lagi seperti dulu, karena bau tubuh vampir ku" ucap El.

"Itu karena sudah terbiasa, dan hidungku sudah tidak sensitif seperti dulu. Jika sampai sekarang aku masih seperti itu, aku lebih baik menjauh dari kalian selamanya"

"Syukurlah tidak seperti itu lagi"

"Ayo masuk, ini sudah terlalu malam" Nala beranjak dari duduknya dan pergi lebih dulu, di ikuti dengan El.

THE APHRODITE Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum