•> Love the same girl

21 4 0
                                    

***

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

***

Senja dan Lavina berjalan menuju asrama, mereka berdua baru saja melaksanakan piket kelas oleh karena itu pulang terlambat. Keduanya berjalan beriringan tanpa ada obrolan, kedua earphone menyumpal telinga Lavina, gadis itu sibuk mendengarkan musik sementara Senja, dia sedang bergelut dengan perasaannya.

Dia harus mengatakannya pada Lavina tapi gimana jika Lavina tidak mau mendengarnya? Dengan ragu Senja menyentuh pundaknya.

"Lavina" Panggil Senja pelan

" Iya?" Lavina melepas salah satu earphonenya.

" Boleh gue ngomong?"

" Boleh dong, mau ngomong apa emangnya?" Tanyanya

Tak ada respon dari Senja selama beberapa detik, dia meremas tali tas ranselnya dengan gelisah.

" Tolong agak menjauh dari kak Galven, dia nggak sebaik yang Lo kira"

" Jangan sembarangan Ja, aku lebih kenal kak Galven daripada kamu! Jadi kamu jangan coba-coba ngomong macem-macem soal dia!" Dengan kesal Lavina berjalan meninggalkan Senja seorang diri. Membuat gadis itu menghela nafasnya dan melanjutkan langkah menuju kamarnya.

Setibanya didepan pintu kamar asramanya Senja langsung membukanya dan ternyata ketiga temannya sudah berada didalamnya tengah asik mengobrol.

" Biasa aja tuh muka, kelihatan kayak nahan boker gitu" Ejek Rere pada Senja yang baru saja masuk.

Senja melirik sinis."Bacot"

" Mikir apaan sih? Utang? Cicilan mobil belum lunas?" Tanya Syifa beruntun, bukanya menjawab Senja malah merebahkan tubuhnya diatas ranjang miliknya.

" Ihh jorok banget Lo Senja! Ganti baju dulu sana"

" Ntar aja lah, gue capek"

" Kita pada mau ke cafe depan kamu nggak mau ikut? Mumpung ditraktir Syifa sekalian pajak jadian dia sama kak Aksa"

" Oke gas lah" Detik itu juga Senja langsung beranjak dan mengambil baju gantinya membuat ketiga temannya menggelengkan kepalanya.

" Gratisan aja Lo gercep Ja" Cibir Rere

" Ngaca woi!" Bukan Senja yang membalas namun Syifa sembari menoyor kepala Rere.

Keempat gadis itu kini sudah duduk manis di cafe dekat sekolah, mereka menikmati sajian yang mereka pesan tentu diselingi dengan obrolan.

Melodi meringis ketika Senja menghantamkan kepala pada meja beberapa kali, gadis itu terus mengumpati dirinya sendiri hingga menjadi perhatian pengunjung lain.

" Udah bego, Lo disangka gila kalo gitu terus" Ujar Rere

" Gue tuh stress tau? masalah seolah berlomba-lomba datengin gue"

DANGEROUS BROTHERS!!Where stories live. Discover now