Jeno pikir Renjun ikut masuk ambulan bersama Mark, keadaan panik juga karena Chenle pingsan, Jeno langsung tancap gas tanpa pikir panjang. Dan terakhir di lokasipun ia hanya bersama Haechan, Jisung, dan Chenle. Tidak ada Renjun. "Lah dia gak ikut ambulans?"

Mark menggeleng pelan.

"Aishh," Haechan mendecih, kemudian berdiri hendak beranjak dari tempatnya, namun tertahan oleh Jeno. "Kemana?"

"WC, mau ikut?"

"Ani"

***

Adhara kini sudah berada di kantor polisi korea bersama dengan bodyguard dan Renjun juga Cha Yu ri yang baru datang 10 menit yang lalu.

"Kamu ini orang luar, kenapa kamu berani bertindak kriminal?" tanya polisi itu.

Adhara masih mematung, tatapannya sangat menyedihkan, "aku mau lihat Jaemin," lirihnya.

"DIMANA PELAKUNYAAA!!" teriak seseorang di ujung pintu yang memekakkan telinga. Cha Yu Ri bahkan sampai terkejut. Orang itu sangat mengerikan, ekpresinya meledak ledak, seakan akan ia adalah singa yang sangat kelaparan, juga seperti vampir yang haus darah.

Adhara menutup matanya. Tubuhnya bergrtar hebat. Entah apa yang akan terjadi padanya setelah ini.

Wanita itu berjalan pelan mendekati Adhara, bertanya dengan lirih dan sendu menahan sesak dalam dada yang sakitnya begitu menghantam, "kamu?! Kamu yang menyakiti anak saya? Kenapa? Kenapaaa? Hiks.. Hiks..." tanyanya menggenggam erat kerah baju Adhara yang tertutup jilbab.

"Saya rawat Jaemin dengan penuh cinta dan kasih sayang, kenapa kamu tega?! Jaemin anak saya satu satunya, hikss hikss.. "

Tuhan, keadaan macam apa ini? Batin Adhara. Ingin rasanya memeluk ibu Jaemin, Adhara tau betapa hancurnya seorang ibu kala mendengar kabar anaknya seperti ini, namun ia tak bisa melakukan apa-apa. Disini, Adhara dituduh sebagai tersangka.

Bukan aku omma.

***

Ini sudah tiga hari setelah operasi. Jaemin hampir kehabisan darah waktu itu, untung saja pertolongan pertama dilakukan dengan benar dan ambulans cepat datang. Saat dibutuhkan donor darah, Haechan dengan sigap menyerahkan tubuhnya. Tentu saja ia tahu golongan darahnya sama dengan Jaemin.

Kini Jaemin masih berada di ruang icu, masih berperang melawan hidup dan mati. Ya, Na Jaemin masih kritis, belum bisa dipastikan apa ia akan kembali membuka matanya?

Disisi lain dua hari yang lalu, Adhara sudah di pecat dari perusahaan dan akan dipulangkan ke Indonesia.

Adhara meremat kerah dadanya dengan kuat, rasanya sesak bukan main. Adhara bahkan tidak tau kabar Jaemin sekarang. Hatinya hancur. Kenapa semua orang memperlakukannya seperti penjahat. Mengapa tak ada yang mendengarnya?

"Jaemin, Gimana keadaan kamu sekarang? Kamu baik-baik aja kan? I miss you so bad, semua orang jahat Na, mereka gak biarin aku ketemu kamu," lirihnya dengan penuh sendu.


Sekarang Adhara perjalanan pulang ke kosan berniat mengemasi barangnya. Di sepanjang perjalanan Adhara merasa pandangan semua orang berpusat padanya. Ia terus menundukan kepalanya.

Aku Bukan Sasaeng | Na JaeminWhere stories live. Discover now