(M/N) Story

622 67 2
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.






BAD LUCK OR LUCK?




Flashback

Hujan tidak berhenti mengguyur kota Jepang membuat beberapa orang mengendus kesal.

Dua anak kecil nampak menggigil kedinginan dibawah perlindungan gang kecil, baju tipis tidak menahan hawa dingin yang berhembus terlebih anak yang paling kecil sekarang tengah sakit.

"Tidak apa-apa Sei sei kakak akan segera mencari uang untuk berobat mu, " kata anak yang lebih besar memeluk erat sang adik yang tengah demam berat.

(M/N) kecil merogoh saku celananya melihat berapa uang yang dia punya, hanya recehan yang dia punya itupun hasil dia bekerja mencuci piring di sebuah tempat makan.

Sudah beberapa kali dia ditipu bekerja tanpa hasil, dia sempat putus asa tapi untuk adiknya bagaimana dia bisa rela putus asa? Adiknya adalah satu-satunya keluarganya yang tersisa bagaimana pun caranya dia harus melindungi sang adik.

"Sei sei apa kamu lapar? Kakak akan mencoba membeli ramen disini, mungkin pemilik restoran ini baik dia bisa memberikan ramen dengan uang kakak. " kata (M/N) kecil dengan polos, bau ramen yang menggugah selera terlebih disaat saat dingin membuat perut (M/N) dan adiknya keroncongan.

(M/N) menggendong adiknya di punggung nya menutupi sang adik dengan jaket yang dia temukan di tempat sampah kemudian berjalan kearah toko ramen yang ada di depan gang kecil itu.

Toko ramen itu tidak besar ataupun kecil, gaya arsitektur sederhana seperti toko ramen Jepang yang sudah lama. Pemiliknya hendak mengambil tanda toko sambil menghela nafas karena hujan deras.

"Permisi tuan, apa aku bisa membeli ramen dengan uang segini? " tanya (M/N) memperlihatkan uang receh yang cukup untuk membeli roti kecil di tangan kecilnya, satu tangan menahan tubuh sang adik yang tengah ia gendong.

"Kenapa kamu berjalan sendirian di tengah hujan deras, ayo masuk paman akan memberikannya padamu. " kata pemilik toko itu cemas melihat dua anak kecil basah kuyup ia segera membawa keduanya kedalam toko, hawa hangat membuat wajah (M/N) kecil tersenyum.

"Dimana orang tua kalian? " tanya pemilik toko itu sambil menaikkan (M/N) dan adiknya ke bangku di dalam toko agar mereka berdua nyaman di dalam sana, sang adik nampak bingung dan wajahnya memerah karena demam.

"Tidak punya, kami tinggal di panti asuhan tapi panti asuhan harus digeser karena ada proyek dari pemerintah jadi kami berdua tidak punya tempat tinggal," kata (M/N) entah dia bodoh atau memang jujur orangnya, paman itu nampak sedih dengan kata-kata (M/N).

Sillage [MaleReader]Where stories live. Discover now