Déclaration de guerre

1.5K 228 1
                                    

▰▰▰▰▰▰▰▰▰▰▰▰

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

▰▰▰▰▰▰▰▰▰▰▰▰


BAD LUCK OR LUCK?

"Padahal ini malam festival tiba tiba hujan. Aneh sekali" kata (M/N) yang melihat rintik hujan mengguyur jalanan dari resto tempat nya bekerja.

'Firasatku tidak enak' batin (M/N) 

"Ran dan Rin kalian tidak ada kerjaan lain selain menatap ku?" Tanya (M/N) yang tengah membersihkan meja yang baru saja digunakan pelanggan. Dia menoleh ke arah Ran dan Rindou yang tengah duduk santai mereka menatapnya intens sembari memakan cemilan yang (M/N) buat.

"Tidak ada, lagi pula ini bukan pelanggaran hukum kan?" Kata Ran sambil tersenyum, ugh memangnya mereka tidak ada kerjaan lain selain melihat (M/N) bekerja hampir setiap hari mereka datang untuk melihatnya.

(M/N) memutar bola matanya malas, Ran selalu saja menggodanya dan Rindou bukannya menghentikan kakak nya itu malah mendukung untuk menggoda (M/N). Tampangnya saja imut sifatnya bikin orang jengkel.

"(M/N) seperti nya kita akan tutup lebih awal hari ini" kata Bibi pemilik resto.

"Padahal baru pukul 10" kata (M/N) yang melihat jam tangannya. Tapi melihat restonya yang sudah tak ada pelanggan membuat (M/N) mengangguk mengiyakan.

"Ayo pulang" kata (M/N) yang sudah berpakaian santai kepada Ran dan Rindou yang masih ditempat mereka sebelumnya.

"Masih hujan kalian yakin ingin mengantar ku?" Tanya (M/N)

"Yah lagipula tidak ada pekerjaan setelah ini" kata Ran sambil tersenyum, Rindou mengangguk mengiyakan. (M/N) mengendus kesal memangnya kalian selama ini ada pekerjaan? Pekerjaan kalian selain mengganggu ku seperti nya tak ada.

Ring - Ring - Ring -

Suara telepon terdengar dari saku celana (M/N), (M/N) mengambil telepon lipat itu dari sakunya kemudian melihat nama pemanggil "Emma", ia sedikit mengerut kan alisnya bingung kenapa Emma menelponnya jam segini.

"........"

"Tenang Emma tenang katakan apa yang terjadi perlahan lahan"

"........"

"Yang benar saja di hari Festival? Dimana kalian sekarang ? Aku akan menyusul"

"........"

"Jaga dirimu baik-baik, aku akan kesana" kata (M/N) segera mematikan panggilan.

"Kalian pulang lah dulu, aku ada urusan" kata (M/N) sambil memberikan payungnya ke Ran dengan sedikit kekuatan membuat Ran terhuyung. (M/N) berlari dibawah derasnya hujan menuju ke suatu tempat.

Malam dan hujan suatu kombinasi yang tidak bagus, tubuh (M/N) tidak disesuaikan di kondisi dingin seperti ini. Saat (M/N) tiba semua sudah bertarung, yah pertarungan Tokyo Manji Vs Moebius.

"Emma!" Teriak (M/N) saat melihat siluet Emma di pinggiran jauh dari pertarungan. Tapi Emma berlari sambil berteriak ke arah Takemichi yang menggendong Draken.

'Sial'

"Apa yang terjadi !?" Tanya (M/N) yang menyusul Emma melihat Draken terbaring di trotoar dengan darah di bagian wajah dan perutnya.

"Oi Takemichi dan (M/N) bawa Emma dan Hina pergi dari sini, aku tidak apa cepat pergi dari sini" kata Draken sambil tersenyum dia tau kedatangan Kiyomasa dan anggota Moebius.

"AGH ! DASAR MENYEDIHKAN" teriak Takemichi frustasi.

"Jangan konyol, aku bisa bertarung, tunggu ambulan disini bersama Emma, kau sedang tidak baik baik saja, jangan membuat orang yang lebih tua dari mu khawatir" kata (M/N) membuka mantelnya dan memberikan ke Draken, kemudian lengan bajunya di sisingkan dengan tinju terkepal.

"Oi, bocah kuning aku serahkan si besar ini padamu sisanya akan ku urus" kata (M/N) sambil menepuk kepala Takemichi kemudian berjalan ke arah belakang Kiyomasa.

"Yang bener dia mau melawan kita? Tubuhnya aja kecil" kata salah satu dari mereka mencibir (M/N).

"Baiklah anak anak waktunya bermain" kata (M/N) sambil tersenyum tapi dibelakangnya ada hawa hitam pekat.

"Satu" kata (M/N) sambil meninju wajah salah satu dari mereka dan memberikan tendangan memutar ala Mikey. Setelah memastikan orang itu jatuh, (M/N) memandang ke target keduanya.

"Dua" kata (M/N) sambil menendang perut target keduanya, kemudian meninjunya tepat di wajah membuat darah mengotori tinjunya.

"Ups, aku kurang perhatian dengan mu, terima kasih rambut merah" kata (M/N) tersenyum kemudian menendang orang yang ditinju Akkun menjauh dari mereka.

"MIZO MIDDLE FIVE TELAH DATANG" teriak teman teman Takemichi sambil bergaya. Tapi yah mereka kalah walau (M/N) sudah mengalah beberapa dari mereka.

"Yang benar saja" kata (M/N) menyerngitkan alisnya melihat tingkah mereka.

"Anak anak lihat dan pelajari, ini yang disebut tendangan... BUG ... dan ini yang disebut tinju.... PAK nah sekarang kalian melihatnya kan? Sekarang pelajari itu dengan baik " kata (M/N) sambil mempraktekkan tendangan dan tinjuan kepada orang orang moebius yang menghadang mereka. Teman teman Takemichi tersipu malu karena tidak berhasil mengalahkan mereka.

"Waduh, aku tidak mau terlibat dengan polisi, anak anak karena kalian masih dibawah umur dan aku sudah diatas pasti mereka akan menahan ku untuk alasan keterangan. Jadi adios" kata (M/N) segera berlari menjauh dari mereka kemudian dia mendekati Draken yang di jaga Emma dan Hina.

Ambulan datang dan mengangkut Draken, Takemichi segera naik untuk menemani Draken sedangkan (M/N) melindungi gadis gadis supaya tidak menjadi incaran dari anggota Moebius yang berhasil melarikan diri.

"Tenanglah Emma, apa kau pikir Draken semudah itu dikalahkan?" Kata (M/N) tersenyum mengelus kepala Emma dengan lembut. Emma menahan tangisannya, dia tau bahwa Draken kuat tapi melihat kondisinya tadi dia tak yakin akan hal itu.

"Hina-chan bisakah kamu menenangkan Emma? Aku akan mengurus biaya administrasi" kata (M/N) mendorong Emma pelan ke arah Hina, Hina menenangkan Emma yang sudah menangis karena mendengar perkataan dokter. Mitsuya dan Penya datang tapi ketika mendengar Takemichi mengatakan kondisi Draken mereka menjadi frustasi hingga mengumpat.

"Mikey, tolong tenangkan mereka" kata (M/N) sambil menepuk pundak Mikey yang baru saja datang. Segera (M/N) ke bagian administrasi mengurus pengeluaran biaya pengobatan Draken.

"Dimana Mikey dan Bocah kuning?" Tanya (M/N) yang melihat mereka senang, dia baru datang dan operasi nya sudah selesai.

"(M/N)-Nii syukurlah syukurlah" kata Emma sambil memeluk tubuh (M/N) itu, dia menangis bahagia karena operasi Draken berhasil. (M/N) mengelus kepala Emma dengan lembut, "Yah itu bagus, jadi sekarang tersenyumlah" kata (M/N).

"Mereka berdua keluar" kata Hina membuat (M/N) mengangguk kepalanya dan bergumam terima kasih telah memberi tahunya.

"Baiklah anak anak sekarang waktunya pulang, istirahatkan tubuh kalian, biar aku yang menjaga Draken" kata (M/N) yang melihat Mikey dan Takemichi sudah datang kearah mereka.

"Tidak-" "Aku tidak menyuruhmu menjaga Draken, pulang dengan Emma sekarang" kata (M/N) memotong perkataan Mikey sebelum Mikey menyelesaikan perkataannya.

"Tapi-" "Tidak ada tapi tapian, pulang sana" kata (M/N) mengusir semuanya dari pintu kamar inap yang ditempati Draken saat ini.

"Dasar anak nakal, ini sudah menjadi tanggung jawab ku untuk menjaga kalian semua, iyakan Shin?" gumam (M/N) sambil tersenyum dan memandang atap atap rumah sakit.









▰▰▰▰▰▰▰▰▰▰▰▰

To Be Continued

Sillage [MaleReader]Where stories live. Discover now