Blesser

1.9K 268 7
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


▰▰▰▰▰▰▰▰▰▰▰▰

BAD LUCK OR LUCK?


Hari terus berganti semua seperti biasanya terjadi di keluarga Sano. (M/N) kini tengah berkutat dengan masakan di dapur di bantu oleh Emma, sedangkan Mikey dan Kakek Sano tengah menunggu mereka selesai. Untuk sarapan bersama.

"Hati hati saat dalam perjalan ke sekolah ! Dan khusus untuk mu Mikey  jangan harap kau bisa bolos hari ini" kata (M/N) membuat bulu kuduk Mikey merinding, Emma terkikik melihat kakak nya itu dimarahi oleh (M/N). 

Mereka berdua segera pergi ke sekolah dengan (M/N) yang mengawasi dari jauh, Mikey mendecakkan lidahnya dia benar benar tidak bisa bolos kali ini.

Siang hari ini adalah waktu (M/N) belanja yah ini jadwalnya berbelanja lagi kadang Emma yang menggantikannya berbelanja.

"Kakek, aku akan berangkat dulu" pamit (M/N) setelah dia mendapat anggukan kepala dari Kakek Sano dia beranjak pergi menuju pasar dekat rumahnya.

Sepulang dari pasar (M/N) mengambil jalan memutar dia ingin sekalian jalan jalan menikmati waktu luang nya sebelum dia bekerja nanti. Tapi waktu luangnya harus terganggu dengan suara teriakan gadis dari gang sepi. (M/N) mengerutkan alisnya benar benar deh apa sih yang mereka lakukan di siang bolong.

"Kalian ini bodoh atau bagaimana? Melakukan kejahatan di siang bolong hanya membuat kalian lebih cepat ditangkap" kata (M/N) sambil menyandarkan punggungnya di dinding batas kedua gang. Ia melihat seorang pemuda kekar berambut hitam tengah di pukuli oleh segerombolan orang dan seorang gadis meringkuk ketakutan  di belakang pemuda kekar itu.

"Ini bukan urusan mu, jika kau tidak ingin terluka pergi sana" kata salah satu dari segerombolan orang itu, eww rambut macam apa yang mereka gunakan warna warni.

"Maaf yah, aku pernah mendapatkan tittle pahlawan kesiangan jadi aku tidak bisa meninggalkan orang orang yang membutuhkan bantuan" kata (M/N) menyingsingkan lengan bajunya keatas dan segera menerjang salah satu anggota gerombolan itu.

"Kukira keras ternyata kertas" kata (M/N) melihat orang yang telah ia pukuli itu sudah tumbang.

'Wow tidak sia sia aku meminta kakek mengajarkan beberapa pukulan' batin (M/N) bangga melihat karya merah biru yang ada di tubuh orang tumbang itu.

"SEMUANYA SERANG ORANG ITU" kata pemimpin mereka marah dan menunjuk (M/N).

Perkelahian tidak dapat dihindarkan bersyukur ia telah menaruh belanjaan nya di pojokkan supaya tidak ada yang hancur saat berkelahi dengan anak anak nakal ini. Jumlah mereka cukup banyak hingga (M/N) kewalahan menghadapi gerombolan itu. Untung saja pemuda kekar itu mau menolongnya membereskan beberapa orang yang masih belum tumbang. 

"Hah... Padahal aku berniat pulang setelah berbelanja dari pasar, ugh punggung ku" kata (M/N) menepuk nepuk punggungnya yang terasa sakit, setelah itu ia membersihkan pakaian nya yang di penuhi debu itu. Ada robekan di kaus yang dia pakai.

"Aduh Shin pasti akan marah jika kaus nya rusak" kata (M/N) yang melihat robekan kausnya, sedikit menepuk dahinya merasa dia dongo.

"Terima kasih telah membantu kami" kata gadis yang sudah ia tolong menundukkan kepalanya, pemuda yang mendampinginya juga menundukkan kepalanya berterima kasih tanpa mengatakan apa apa. Mungkin dia malu karena tidak bisa melawan gerombolan orang tadi.

'Eh - wajah mereka seperti nya aku kenal' batin (M/N) saat melihat wajah kedua nya itu, ia mencoba mengingat-ingat siapa dua orang didepannya itu.

"Sama sama, jika kalian berhadapan dengan situasi yang sama jangan membawa mereka di gang yang sepi tapi bawa mereka ke tempat yang ramai mereka tidak mungkin memukuli kalian di tempat ramai" kata (M/N) sambil menepuk pundak pemuda itu pelan memberi nasehat.

"Ya baiklah" kata pemuda itu mengangguk-anggukan kepalanya menerima nasehat.

"Untuk beberapa hari ke depan jangan keluar dulu, mereka pasti akan mencari kalian untuk balas dendam, jangan meremehkan hal ini oke" kata (M/N) kemudian ia berjalan keluar membawa belanjaan nya sambil melambai.

(M/N) berjalan tanpa mempedulikan keadaannya yang yah acak acakan padahal rambutnya tadi sudah ia ikat, sekarang ikat rambutnya sudah hilang.

Buk

"Ah- maaf" kata (M/N) saat ia tak sengaja menabrak bahu orang lain.

"Tidak masalah" kata orang itu rambutnya di kepang dua dengan warna kuning gradasi. Mata ungunya menatap (M/N), senyuman tidak luntur dari wajahnya dia tinggi hingga membuat (M/N) harus mengangkat kepalanya untuk melihat dengan jelas wajahnya.

'Err - kenapa dia seperti kenal orang ini tapi tidak kenal yah?' batin (M/N) melihat penampilan mencolok orang didepannya.

"Ran, apa yang kau lakukan kita sudah terlambat" kata orang yang berambut biru kuning seperti eskrim ia menepuk pundak orang yang dipanggil Ran itu.

"Itu - apa kita pernah bertemu?" Tanya (M/N) membuat keduanya mengerutkan alisnya mengingat apakah mereka pernah bertemu pemuda cantik di hadapannya, seperti nya tidak jika ia maka mereka akan selalu mengingatnya.

"Seperti nya tidak, ini pertama kalinya kita bertemu" kata orang yang berambut es krim itu, sekarang (M/N) yang mengerutkan keningnya sebenarnya dia kenal tidak sih dengan mereka.

"Oh - seperti nya aku salah orang, kalau begitu aku pergi dulu" kata (M/N) segera berjalan dengan langkah cepat, ah itu tadi memalukan.

"Kau kenal dia?" Tanya orang berambut es krim itu kepada Ran.

"Tidak tapi dia menarik, apa kau juga tertarik Rin?" Tanya Ran kepada saudaranya itu yah mereka adalah dua bersaudara.

"Yah wajahnya menarik" kata Rin membuat Ran mengangguk, kemudian mereka menghilang dibalik kerumunan pejalan kaki.

Disisi lain (M/N) sudah pulang ke rumah keluarga Sano, disana sudah ada Mikey, Emma dan Kakek Sano. (M/N) menaruh sepatunya di rak sepatu segera berjalan ke arah dapur untuk menaruh bahan belanjaan nya tadi.

"Perasaan tadi pakek ikat rambut deh" gumam Mikey melihat tampilan (M/N) dengan rambut tergerai.

"Mungkin gak sadar kalau lepas" gumam Mikey lagi.




▰▰▰▰▰▰▰▰▰▰▰▰

To Be Continued

Sillage [MaleReader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang