"Lihat kesini Guin, "

'Hah'

Rupanya Daisy sedang membuat konten, dia pikir akan ada kejutan apa.

"Hi sister, kampusmu sangat indah" Ucapnya di sela video. Guin hanya mengikuti Daisy dan Kaisar berjalan di belakang mereka berdua. Daisy mengatakan beberapa kata dalam bahasa Inggris yang tidak Guin pahami.

"Daisy, ayo pulang. Aku capek" Adunya.

"Baiklah princess," Guin terkikik lucu mendengarnya.

Orang-orang sangat merasakan hatinya bergemuruh melihat keakraban Guin dan Daisy. Apalagi di belakang mereka sesosok pria tampan mengikuti.

Sepeninggal ketiganya, beberapa orang mulai mencari-cari tentang Daisy Ridley. Lalu sebuah postingan membuat wajah mereka keruh. Disana, mega bintang Daisy Ridley yang memiliki pengikut lebih dari 150 juta orang di seluruh dunia mengklaim Guinina Larasati sebagai saudara sekaligus orang yang penting baginya. Postingan itu juga menandai Kaisar Rhodes seorang billionaire muda yang masih memiliki darah bangsawan. Semakin digeser, foto-foto yang Daisy unggah mampu membuat gadis-gadis gigit jari. Jelas-jelas postingan tersebut untuk menyuarakan kekecewaannya terhadap orang-orang disekitar Guin.

Mereka berbondong-bondong memfollow akun Guin. Serangan mendadak tersebut langsung viral di akun Instagram kampus. Tak tanggung-tanggung pihak kampus yang mengetahui hal tersebut mulai mencari tahu kehidupan Guin. Segalanya hampir terlihat jelas.

Agni terpana melihat kedekatan Guin dan Daisy. Apalagi ketika melihat Kaisar Rhodes. Astaga, kenapa Guin sangat beruntung memiliki orang-orang ini.

"Si Guin mendadak terkenal, positive vibes banget lagi. Ah, gue juga mau" Agni memulai.

"Gue penasaran sama Kaisar Rhodes ini, kok mau gitu antar jemput Guin. Padahal dilihat dari biografinya, dia sosok yang sangat berpengaruh. Maksud gue, dia pasti sangat sibuk. " Temannya yang lain menimpali.

"Si Daisy bilang kalo Guin sama Kaisar adalah keluarganya. Kok bisa? " Hari itu mereka menyimpan rasa penasaran yang tak berkesudahan.

Keesokan harinya Airlangga mengantar Guin seperti hari sebelumnya. Kali ini ia menggunakan seragam dinas karena harus melakukan inspeksi di beberapa daerah. Guin agak canggung namun ia menyembunyikannya demi kenyamanan Airlangga.

"Pak Airlangga, oh my God, beneran pak Airlangga. " Terikan itu mengundang beberapa orang di fakultas pertanian. Seluruh atensi mengunci Airlangga yang sedang membukakan pintu untuk istrinya. Guin keluar dengan hati-hati. Ia segera menyambut tangan Airlangga untuk berpamitan lalu berjalan ke kelasnya.

"Kak Guin, tunggu kak. Hani mau minta maaf" Hani datang bersama Loli dan beberapa junior lainnya. "Kami minta maaf ya kak Guin. Kami salah karena kurang menghargai kakak" Hani menyenggol lengan Loli. Gadis itu terlihat takut-takut memandang ke arah Guin.

"Loli salah kak, maafin Loli. Loli janji enggak akan gitu lagi. Ehm, kalau kakak butuh bantuan untuk penelitian, kami siap membantu kak"

Bukan tanpa alasan Loli berubah begitu cepat. Karena kebetulan ayah Loli adalah dewan, maka disitulah peran Airlangga untuk mendisiplinkan mereka. Jabatan bukan segalanya, hati yang asih-asuh adalah salah satu pilar untuk terjun menjadi wakil rakyat.

"Iya, kakak udah maafin kalian kok. Belajar yang rajin ya. Makasih tawaran bantuannya" Guin tersenyum santun lalu pergi menemui dosen pembimbingnya.

"Selamat pagi prof, permisi,"

"Ya, masuk." Guin memasuki ruangan dosennya dengan tenang. Ia melihat beberapa temannya sedang memasang wajah tercekik. Apakah mereka semua sedang kesulitan?.

"Bagus, sudah mulai terlihat apa yang ingin kamu teliti dan lakukan. Segera ajukan jadwal untuk seminar proposal minggu depan Guin." Ah, lega sekali. Guin mengangguk patuh. "Terimakasih prof"

"Dimana Gabriel? Saya sudah memberinya waktu 2 minggu untuk revisi tetapi belum ada kemajuan"

"Saya prof, " Gabriel tiba-tiba masuk, ia tampak begitu berbeda dari yang terakhir kali Guin lihat. Laki-laki itu sedikit lebih bercahaya dari biasanya. Semua mahasiswi di ruangan itu menaham nafasnya ketika Gabriel lewat di depan mereka.

"Maaf baru menghadap anda prof, kemarin saya memiliki beberapa masalah. Ini proposal saya. Mohon arahannya"

"Apalagi kali ini? Perusahaan ayahmu mengalami defisit? Atau..? " Dosen tersebut menatap Guin dan Gabriel bergantian.

"Tidak prof, maaf. Tetapi Guin adalah sahabat saya dan kami akan terus seperti ini" Pernyataan itu memupuk rasa bahagia bagi gadis-gadis yang masih berada di ruangan itu. Paling tidak Gabriel cukup tampan dan bersinar.

'Saya juga cukup tahu diri untuk tidak mengagumi apa yang tidak akan pernah menjadi milik saya' lanjutnya dalam hati.

________________________

Hai semuanya, selamat membaca.
Vote dan komentarnya ya. 😗

The Minister is MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang