23. Kesabaran Gus Syafiq

Comenzar desde el principio
                                    

"Ya udah ayo kita pulang,"ajak azkia yang sudah sangat ingin rebahan.

Sedangkan di ndalem gus syafiq terlihat sangat sibuk dengan laptopnya entah apa yang di kerjakan.

Tok, tok.

"Masuk aja bah,"

"Abah ganggu?,"

"Mboten bah. Tumben abah ke sini,"

"Jadi abah ga boleh nih masuk mentang-mentang udah ada yang nemenin,"

"Haha abah bisa aja,"

"Jadi sudah berapa persen bangunanya,"

"Tadi si syafiq dapet laporan alhamdulillh sudah 90% bah,"

"Masyaallah alhamdulillah kalo seperti itu,"

"Oh iya kamu sekarang sedang sibuk,"

"Lumayan ini lagi periksa laporan dari anak-anak, memang kenapa bah,"

"Abah mau kamu mulai mengontrol pesantren tidak usah buru-buru, mulai dari yang ringan-ringan saja abah percaya karo sampean,"

Memang seharusnya gus syafiq sudah harus memegang kendali pesantren secara penuh, entah hal apapun yang berkaitan dengan pesantren al-ikhlas mulai sekarang harus atas izin dari gus syafiq.

"Nggih bah insyaallah syafiq siap. Tapi syafiq nyuwun bantuan abah buat bingbing syafiq dan mengingatkan kalau misal ada. keputusan yang syafiq ambil salah,"

"Sudah pasti abah bantu dan mengingatkanmu nak,"

"Terimakasih abah,"

Tidak mudah untuk gus syafiq menjalani ini semua. Umurnya yang masih terbilang cukup muda sudah harus menanggung beban yang berat.

Setelah berbincang dengan abah gus syafiq langsung bertemu dengan ketua pengurus baik dari santri laki-laki maupun perempuan.

"Gimana rapatnya ada kendala,"tanya gus syafiq.

"Alhamdulillah lancar gus," jawab ustad fahmi.

"Saya sudah di beri amanah oleh abah jadi untuk semau hal yang menyangkut pondok mulai sekarang laporkan ke saya dan harus atas persetujuan dari saya,"

"Nggih gus siap,"

"Ngapunten gus. Apa perlu kita diskusikan dengan dewan pengurus lainya,"

"Iya boleh nanti kalian sampaikan, saya sengaja cuman mengundang kalian yang sebagai ketua pengurus karna memang waktu saya juga terbatas. Jadi saya harap njenengan ustad fahmi dan ustadzah yati bisa membantu saya untuk mengurus pondok ini,"

"Nggih gus siap, insyaallah saya dan istri saya dengan kerendahan hati sangat senang bisa membantu sampean,"

"Terimaksih,"

"Oh iya nanti tolong untuk data-data pengurus antarkan ke ruangan saya, saya ingin tau siapa saja nama-namanya,"

"Ngapunten gus ini untuk santri laki-laki atau perempuan gus,"tanya ustadzah yati.

CINTA DALAM DO'A    Donde viven las historias. Descúbrelo ahora