39 [Fallen Tree]

31 0 0
                                    

Zahra punya hak untuk merasa marah dan menyampaikan suaranya.

Sikap zahra pada maira, tidak akan terjadi jika dimas lebih tegas dan memberikan penyelesaian yang baik pada zahra.

Kisah harapan zahra untuk menjadi kekasih hati dimas, persis bermula saat dimas baru putus dengan ratih, dan belum sepenuhnya melupakan ratih.

Zahra melihat ada sebuah kesempatan yang dimas buka untuk zahra bisa menjadi sosok yang spesial bagi dimas.

Perhatian secara masif di waktu yang hampir tepat, mulai zahra tuangkan untuk menjahit rasa di hati dimas untuknya.

Benar dimas saat itu sedang patah hati karena cintanya usai dengan ratih, tapi zahra lupa bahwa dimas tinggal di jogja dengan segudang aktifitasnya sebagai mahasiswa.

Dimas hanya pulang ke solo sesekali, dan mampir di toko maminya hanya setiap libur semester, tapi hal itu tidak membuat zahra lengah atau menyerah untuk memiliki hati dimas.

Dimas yang saat itu baru berusia dua puluh tahun, berusaha mengunjungi ratih di libur semesternya.
Dimas mencoba mencari peluang untuk kembali pada ratih, tapi nyali dimas ciut saat melihat ratih sedang tertawa bahagia dengan pria yang ada di teras rumahnya.

Rasa kecewa akan pupusnya harapan yang dimas miliki, menjadi peluang baik bagi dimas dan zahra untuk lebih dekat.
Kedekatakan keduanya memberi harapan baru bagi dimas di sela-sela bisingnya toko mami mita.

Sosok zahra tidak pernah dimas sangka akan mengisi hatinya secara singkat di saat libur semester.

Zahra merupakan pegawai tercantik yang ada di toko mami mita, juga pegawai dengan prestasi paling bagus diantara yang lainnya.

"Dari jogja atau dari rumah", tanya zahra pada dimas.

Asal muasal sapaan hangat yang membuat dimas mulai melihat kehadiran zahra di toko maminya.

"Dari jogja mbak, langsung kesini", jawab dimas dengan ramah pada zahra.

Zahra kemudian mengikuti dimas yang masuk ke gudang untuk menaruh tas dan jaketnya.

"Sini aku bantuin", ujar zahra menawarkan bantuan untuk mengambil tas ransel dari punggung dimas.

"Udah makan belum", tanya zahra dengan lembut sambil melepaskan jaket dimas.

"Belum", jawab dimas.

"Mau di beliin apa, nanti aku beliin", tawar zahra dengan riang pada dimas.

"Nggak tau, nggak selera makan", jawab dimas.

"Kenapa memang", tanya zahra dengan lembut.

"Ratih udah punya pacar baru", jawab dimas dengan lesu.

"Tahu darimana kalau ratih punya pacar baru", tanya zahra dengan penuh perhatian pada dimas.

"Tadi lewat depan rumahnya, mereka lagi mesra-mesraan", jawab dimas sambil membuka pintu gudang, dan keluar dari gudang.

Zahra kemudian mengelus punggung dimas, dan meninggalkan dimas yang mulai sibuk dengan pengunjung toko mami mita.

Handphone zahra berbunyi tepat saat zahra baru saja menjawab pertanyaan dari salah satu pembeli toko.

"Iya mi", jawab zahra dengan lembut pada si penelvon nomernya.

Mami mita, si pemilik toko yang menelvon zahra, meminta zahra untuk ke kantornya.

"Masuk", pinta suara lembut dari dalam kantor, setelah zahra mengetuk pintu kantornya dua kali.

"Ada apa mi", tanya zahra, saat zahra sudah ada di dalam kantor mami mita.

"Mbak dina lagi di melbourne, rencananya dia akan disana selama satu minggu, jadi nanti hari rabu sama kamis kamu bantuin mami cek produksi ya", pinta mami mita pada zahra, pegawai yang sudah sangat ia percaya.

After SunsetWhere stories live. Discover now