31. After All This Time

1.9K 234 290
                                    



Satu bulan berada di New York membuat Audinne bisa menyelesaikan kembali Gilmore Girls yang ia tonton hingga di seasons dua.

Selama satu bulan di New York, Audinne bisa menyelesaikan tiga lukisan dengan kondisi mood yang baik.

Selama satu bulan di New York, Audinne merasa tidak ada yang membuatnya sedih, kecuali: Papa lalu Leopold yang tidak menghubunginya kembali.

"Kamu di mana?"

"Masih di tempat Benji. Kita jadi keluar jam berapa? Bertemu di sana langsung saja bagaimana, Abra?"

"Aku jemput aja ya? Aku di sana jam delapan, kamu sudah izin Benji?"

"..."

"Sudah izin belum? Aku ngga mau dapet omelan dia ya, Di."

"Mengomel untuk apa?"

"Kamu ngga tau aja. Meskipun mukanya datar begitu, sebenarnya dia itu tukang omel kalau aku tiba-tiba culik kamu. Izin dulu aja, nanti aku juga bilang ke Benji ajakin kamu keluar."

"Dia sudah tidak seperti itu."

"Kamu nggak tau aja dia sampai minta tolong Rex untuk—"

"Untuk apa?"

Untuk menanyakan tentang Keagen, Tom dan Jerry kepada Rex yang dijawab tawa oleh Rex saking posesifnya Benji sama kamu, saking percayanya Benji sama kehaluan kamu itu, mana cemburuan lagi meskipun mukanya datar aja. "Tidak jadi."

"Tetapi dia di Rusia, kemarin sudah pulang, malam ini sampai. Nanti aku pulang sendiri saja, sekalian menjemput Benji. Soal izin, dia pasti mengizinkan aku keluar sama kamu."

"Kamu jemput sendiri?"

"Ya."

"Sekarang aku ada meeting, nanti kalau udah selesai, aku ke sana. Papa juga lagi sama aku, tapi mau keluar sama Paradisa."

"Ada Paradisa? Ajak boleh?"

"Okay."

Setelah panggilan itu terputus, di penthouse milik Benji, di hadapan jendela menunjukkan awan mendung, di antara suara televisi yang menyala lirih, Audinne membuka iPad-nya dan memulai berdiskusi perihal exhibition. Sudah ada Keagen. "Hai..."

"Hi, Di... apa kabar, Di?" Keagen menyapa tenang.

Audinne senyum. "Baik, kamu bagaimana?"

"Baik."

"Selama aku tinggal tidak ada masalah 'kan?"

"Nggak ada, Didi."

Faya yang baru bergabung menyapa. "Selamat pagi Bu Audinne. Selamat malam Kak Keagen."

"Can everyone stop call me Kak?"

Faya tertawa. "Maaf, Bang."

Keagen tertawa juga. "Canda."

Sedangkan Audinne yang tidak mengerti hanya mengerjap dan bertanya. "Kenapa tertawa? Explain please. Saya penasaran."

"Tidak apa-apa, Bu. Itu Kak Keagen yang ngada-ngada, Bu."

"Nanti gue jelasin kalau selesai discuss ya, Didi..." Keagen menenangkan. "Promise."

Faya tidak tahu nada Keagen itu apa. Tapi bagi Faya, terdengar berbeda: penuh dengan kesabaran, dan kelembutan... Apakah lelaki itu menaruh haTidak, kamu berpikir apa, Faya, lagi pula Bu Audinne sudah menikah, Kak Keagen gila kalau nekat. Mana saingannya kan tidak tanggung-tanggung.

theme from New York, New York | ✓Where stories live. Discover now