Cerita Anggara; SB || 2

Začať od začiatku
                                    

Bughh!

Serangan mendadak seorang pria layangkan kepada Bintang, hingga membuat laki-laki bernama Bintang itu tak dapat menyelesaikan ucapnya.

"Abang?" tutur Arutala bergumam pelan, raut wajahnya menunjukkan jika ia ketakutan. Ia bisa menebak apa yang akan terjadi setelah ini melalui ekspresi Anggara.

Ternyata, tanpa Arutala dan Bintang sadari, Anggara sengaja mengikuti ke mana mereka pergi. Anggara sudah mulai curiga saat Bintang yang tiba-tiba saja mengajak Arutala keluar, karena ia pikir Bintang tak punya kepentingan dengan Arutala.

Kini laki-laki bernama Anggara itu mulai mendekati Bintang yang tersungkur di lantai akibat ulahnya tadi. Kemudian ia memegang kerah baju Bintang, menariknya, lalu melayangkan tatapan tajam penuh amarah pada Bintang.

"Gue udah minta sama lo buat jangan bikin gue kecewa, Bi!" tegas laki-laki itu.

Dengan posisi setengah terbaring dan Anggara yang menarik kerah bajunya, Bintang berusaha bangun. Namun, belum sempat ia melepaskan tangan Anggara, Anggara sudah lebih dulu menarik kuat kerah bajunya ke atas agar ia berdiri.

Setelahnya, Anggara kembali melayangkan pukulan pada Bintang, membuat laki-laki bernama Bintang itu kembali tersungkur untuk yang kedua kalinya.

"Abang, udah, Bang!" Arutala mencoba menghentikan tindakan kakaknya.

Sedangkan Bintang, ia kembali berdiri. "Salah gue apa, Ga? Gue cuma jatuh cinta, Ga. Salahnya di mana?" tanya Bintang dengan air mata yang terus mengalir sejak tadi.

Anggara kembali mendekat, kemudian mengarahkan telunjuknya ke bagian dada Bintang. "Perasaan lo itu salah, Bi! Umur Arutala bahkan jauh di bawah lo! Harusnya lo sadar akan hal itu, Bi!" ujarnya menjawab pertanyaan Bintang tadi.

"Bahkan dulu gue sama Runa seumuran, Ga. Tapi apa? Tetap Rama pemenangnya!" balas Bintang tak terima dengan penjelasan Anggara.

Bintang kemudian mengarahkan telunjuk jarinya ke dirinya sendiri. "Gue iri, Ga. Gue iri sama Rama yang selalu dapat perhatian dari kalian. Gue iri sama Rama yang berhasil dapat balasan cinta dari Runa. Gue iri sama Rama yang berhasil dapat tubuh Runa, bahkan sebelum mereka menik_"

Pakkk

Satu tamparan Arutala layangkan ke pipi Bintang. Ia sungguh tak percaya jika Bintang akan mengatakan hal yang berkaitan dengan insiden itu. Hatinya sakit, sakit karena merasa jika ucapan Bintang itu adalah sebuah penghinaan baginya.

Sedangkan Anggara, laki-laki itu mencengkeram kuat tangannya di bawah sana. Napasnya memburu, rahangnya tampak mengeras, tatapannya berkilat, pertanda jika emosi mulai menguasainya.

"Kenapa? Lo gak terima?" tanya Bintang terkekeh kecil menatap Arutala.

"Bintang Samudra!" Anggara semakin menekan cengkeraman tangannya, hingga membuat kuku ibu jarinya melukai tangannya sendiri.

"Gak seharusnya lo bahas tentang insiden itu, bangsat!" lanjutnya dengan napas yang kian memburu.

Bintang yang berdiri tak jauh dari Anggara, pun mulai sadar jika omongannya tadi itu sangat keterlaluan. Tapi, apa boleh buat, ia sendiri pun sudah tidak bisa menarik kembali ucapannya.

"Gue tau lo suka sama adek gue, Bi. Tapi gak gini caranya bangsat!" Anggara semakin menyorot tajam mata Bintang. Sial! Dia sudah dikuasai oleh emosinya sendiri.

"Ga, gue cuma_"

"Pergi yang jauh!" potong Anggara sembari menunjuk ke sembarang arah. "Dan jangan pernah kembali ke kehidupan gue, adek gue, dan juga_" Anggara menghentikan ucapannya.

"Bagas!" sambung Anggara jauh lebih tegas.

Entah sadar atau tidak, sengaja atau tidak, Anggara berhasil mengikis jarak antara dirinya dengan sahabatnya, Bintang Samudra.

"Gara..." Bintang sendiri tak tahu ingin mengatakan apa lagi sebagai pembelaan.

"Gue gak sengaja, gue cuma kebawa emosi," tuturnya penuh sesal. Matanya berbinar, seolah meminta belas kasih dari Anggara.

Sedangkan Anggara, ia kembali mengangkat tangannya, mengarahkan telunjuknya ke sembarang arah. "Pergi, Bi!" tegasnya tak terbantahkan.

Hubungan persahabatan yang selama hampir 40 tahun lamanya terjalin, kini berada di jurang kehancuran akibat kejujuran Bintang yang sejak awal seharunya tidak ia keluarkan.

"GUE BILANG PERGI, BINTANG SAMUDRA!" Sekali lagi, jauh lebih lantang dari sebelumnya.

Bintang menunduk, ia tahu, sangat tahu bahwa sekalipun ia berlutut di kaki Anggara, Anggara tidak akan berubah pikiran. Situasi sekarang sangat tidak memungkinkan untuk dirinya kembali membela diri. Bahkan kedepannya pun, ia tidak yakin akan bisa mengutarakan pembelaannya.

Perlahan, Bintang mulai mundur, sedangkan matanya terus mengarah ke bawah, tak berani menengadah untuk melihat Anggara ataupun Arutala. Hingga akhirnya, ia memutar badan, dan memilih pergi meninggalkan Arutala dan Anggara dengan keheningan, air mata, dan pastinya emosi yang masih tersisa.


💫💫💫

Bintang menepikan mobilnya di pinggiran jalan. Sunyi. Tak ada satupun mobil yang lalu lalang.

"Bodoh!" umpatnya pada diri sendiri.

Ia sungguh menyesali apa yang baru saja terjadi antara dirinya dengan Anggara. Namun, apa boleh buat, ia tak bisa mengubah hal yang sudah terlanjur terjadi. Kini yang tersisa tinggallah penyesalan yang entah kapan berakhirnya.

Bintang menunduk, menyembunyikan wajahnya di setir mobil yang ia pegang. Beberapa kali, ia memukul-mukul tubuhnya sendiri.

"Kenapa? Kenapa lo gak mau terima perasaan gue terhadap adek lo, Ga? Kenapa lo gak mau terima alasan gue?" ujar Bintang meluapkan segala emosinya dalam kesunyian malam gelap ini.

"Di sini, yang sakit itu gue, Ga. Bukan lo! Yang ngerasain penderitaannya itu gue, bukan lo!" lanjutnya semakin tak kuasa menahan tangisannya.

"Lo gak akan ngerti, karna lo bukan gue, Ga!" imbuhnya sekali lagi.

"Soal omongan gue tadi yang lancang, gue minta maaf. Gue benar-benar gak sengaja." Namun, penyesalan pun enggan pergi.

Entah bagaimana ia akan menjalani hidup ke depannya. Ia bahkan dilarang menemui Bagaskara, anak remaja yang sudah dianggapnya sebagai anak kandung sendiri, anak remaja yang selama belasan tahun diasuh olehnya, anak remaja yang begitu ia sayang melebihi dirinya sendiri.

"Maafin ayah, Gas. Maaf karna ulah ayah kita jadi gak bisa ketemu."


💫💫💫

TBC

Hargai penulis dengan memberikan 1 vote dan 1 komen mu!

Cerita Anggara 3: Semesta Berbahagia (ONGOING)Where stories live. Discover now