"Kebegoan lo ternyata masih nempel, ya!"

"Ish! Kasih tahu yang jelas makanya!" sungut Pearly tak sabaran.

"Menurut gue lo harus deketin om Gara!"

"Deketin? Bukannya selama ini deket, ya?"

Liam menjerit tertahan melihat kepolosan gadis di hadapannya sekarang ini. "Ya Tuhan ...."

"Maksud gue tuh, lo pacarin aja om Gara!"

"HAH?! GILA LO IAM!"

"Hei, ada apa ribut-ribut?!"

Suara melengking sang guru muncul setelah Pearly menjerit histeris. Liam menepuk jidatnya sendiri, ia lupa jika tabiat Pearly adalah menjerit. Bisa mati dirinya kali ini, apalagi guru kimia yang mengajar sekarang terkenal galak di sekolah.

"Mampus gue," batin Liam saat sang guru mulai berjalan menghampiri mereka. Para tatapan murid pun kini beralih pada mereka.

Liam menjitak kepala Pearly yang sekarang tengah menutup mulutnya. "Lo sih, pake jejeritan segala!"

"Ya maaf, reflek gue!"

"Hei, kenapa kalian ribut di kelas saya?! Kalian tidak mengerjakan tugas yang sudah saya berikan?" omel guru perempuan tersebut, lalu menunjuk ke arah keluar kelas.

"Keluar dari kelas saya, sekarang!"

Wajah tengil Liam seketika berubah panik dan mengiba. Ia menyatukan tangan sembari menundukkan kepala, memohon agar guru tersebut tidak menghukumnya keluar kelas.

"Bu, kami minta maaf, Bu. Tolong beri kami kesempatan untuk diam di kelas."

Pearly yang panik pun lantas mengikuti Liam. "Iya Bu, nggak apa-apa deh kalau kita dikasih tugas tambahan. Tapi tolong jangan keluarin kita dari kelas, Bu. Please, kita udah kelas 12---"

"Saya nggak peduli! Bukankah kalian sudah tahu peraturan di kelas saya? Keluar sekarang atau kalian tidak boleh mengikuti pelajaran saya selama satu minggu?!"

_-00-_

Kantin telah dipadati oleh para siswa di jam makan siang. Tuntutan rasa lapar mewajibkan mereka untuk berada di tempat ini. Kantin, biasa juga disebut sebagai surganya sekolah oleh sebagian siswa. Namun, ada juga beberapa siswa yang tidak suka akan ramai kantin. Mereka memilih untuk membawa bekal atau menahan lapar sampai pulang sekolah.

Contohnya seperti Pearly. Gadis itu terpaksa ke sini karena ingin membelikan Liam semangkuk sup makanan laut sebagai permintaan maafnya, karena telah membuat nama lelaki ambisius itu harus tercatat di catatan BK.

"Uangnya saya taruh di meja, ya! Saya pinjam mangkuknya dulu."

Setelah makanannya siap, Pearly segera pergi dari sana untuk menghampiri Liam yang kemungkinan berada di koridor kelas. Sebelum pergi dari sana, sudut matanya sempat menangkap pemandangan tak mengenakkan, yakni Kalea dan Gerald yang tengah makan bersama.

"Mesra banget ...."

Tiga detik kemudian Pearly menggeleng kuat seraya meringis geli karena sadar bahwa Gerald bukanlah laki-laki baik.

"Ih, najis! Ngapain juga gue mikirin tuh orang? Move on Ly!"

Jengah berada di sana lama-lama, lantas Pearly segera bingkas dan bergegas menghampiri Liam yang kemungkinan besar sedang merajuk dengannya.

Tiba di ujung lorong, Pearly dapat menemukan Liam yang tengah membaca buku di bangku koridor. Sudut bibirnya tertarik membentuk muka julid. Ambisi laki-laki itu terhadap seluruh mata pelajaran sangat besar, Pearly jadi sangat menyayangkan tentang hubungan sosial Liam dengan manusia lain.

TAKEN YOUR DADDY [SEGERA TERBIT]Where stories live. Discover now