43

16.6K 907 16
                                    

Triple update yaaaa

Keesokan pagi nya Cia terbangun dengan tubuh yang kaku. Cia membuka mata. Ia melirik tangan dan kaki Jangkar yang sudah menimpa tubuh nya. Pantesan badan nya terasa berat.

Cia memindahkan kaki Jangkar dengan hati-hati. Ia lalu membalik tubuh nya menatap wajah Jangkar.

Jarak mereka hanya beberapa senti bahkan hidung mereka bersentuhan.

Cia memundurkan kepala nya sedikit. Ia menatap wajah lelap Jangkar yang tampak damai dan tenang. Deri nafas nya pun sangat tenang dan beraturan.

Cia mengelus wajah Jangkar. Alis yang tebal. Hidung mancung dan bibir tebal berlekuk.

Cia meraba pipi Jangkar yang ditumbuhi bulu-bulu halus yang membuat dirinya geli sekaligus nikmat. Wajah Cia bersemu mengingat pergulatan mereka semalam.

Cia mengecup bibir Jangkar tepat saat Jangkar membuka mata.

Cia tersenyum dengan wajah berbinar.

"Good morning, husband."

"Morning, wife."

Jangkar melengkungkan senyum nya.

Ia menarik pinggang Cia mendekat dan menyerukkan wajah ke leher sang istri.

"Ngantuk sayangku."

Cia tersenyum mendengar suara manja Jangkar. Cia mengelus rambut Jangkar dengan sayang dan lembut sesekali mengecup kening nya.

Jangkar menikmati perlakuan manis Cia. Ia sangat senang jika bermanja begini dengan istri nya.

Jangkar mengusap punggung Cia dengan gerakan sensual. Lama-lama Cia tergoda. Ia menahan bibir nya agar tidak terbuka dan mendesah akibat perlakuan tangan Jangkar.

"Abang tangan nya jangan nakal." bisik Cia memejamkan mata dan bergerak gelisah apalagi burung Jangkar sudah bangun dan mengeras.

"Tangan nya jalan sendiri sayang," leher Cia panas karena nafas hangat Jangkar.

"Di diamkan!"

"Nggak bisa sayangku." Jangkar menggerakkan pinggul nya.

Cia membalik tubuh nya membelakang. Jangkar semakin tersenyum puas.

Jangkar memeluk tubuh Cia dari belakang. Tangan nya malah semakin berani mengusap bulu-bulu halus milik Cia.

"Aabang," desah Cia tak tahan.

"Hm," Jangkar sibuk mengecup bahu telanjang nya. Milik cia terasa basah

" Basah, sayangku." Goda Jangkar. Cia malu. Ia tidak mau kalah. Tangannya dengan gesit mengelus dan meremas burung Jangkar yang sudah tegang

Jangkar menggeram nikmat

"Terus sayang," desah Jangkar memejam mata menikmati remasan dan rangsangan tangan Cia.

Cia pun menurut. Ia mengelus dan sesekali meremas pangkal paha Jangkar.

Nafas Jangkar menderu. Jakunnya naik turun. Kepala nya pusing.

Ujung milik Jangkar sudah mengeluarkan cairan. Pijatan tangan Cia semakin lama semakin cepat. Jangkar merasa hampir sampai. Ia segera menghentikan tangan Cia dan memasukkan burung nya ke dalam milik Cia setelah melebarkan paha sang istri.

Cia pasrah dan menikmati perlakuan Jangkar. Saat merasakan gelombang yang siap menghantamnya Cia bergerak. Ia mengangkat pinggul nya semakin memperdalam milik Jangkar. Akhir nya mereka sama-sama mendapat pelepasan pagi hari.

Kegiatan mereka tidak berhenti di situ. Jangkar memutuskan untuk mandi berdua alasan nya biar lebih hemat waktu dan celat. Namun lagi dan lagi Jangkar kembali menghujam dan mencumbu Cia dalam kamar mandi.

Cia benar-benar tidak habis pikir. Terbuat dari apa tenaga suami nya. Jangkar seperti mempunyai cadangan tenaga. Tidak pernah lelah.

*****

Jangkar memesan makanan di hotel tempat mereka menginap. Cia tidak mau keluar. Kaki nya terasa jeli dan pangkal paha nya terasa nyeri dan pedih akibat gempuran Jangkar yang tidak ada habis nya.

Cia bersantai di sofa menjulurkan kaki nya. Tiba-tiba Jangkar datang membawa makanan.

"Sayang ayo makan!"

Cia menyimpan handphone nya dan duduk di pangkuan Jangkar. Ia mengalungkan tangan nya pada leher Jangkar dan tertawa.

"Abang yang suap!"

"Dengan senang hati sayangku. Nah turun dulu. Nggak bisa Abang nyuapin kalau duduk nya di atas paha gini."

Cia menurut. Ia turun. Jangkar mengecup bibir sang istri yang merekah tanpa polesan lipstik sekali pun. Jangkar menyuapi Cia dan diri nya bergantian sampai makanan habis tanpa bersisa.

Selesai makan mereka bersantai sambil menyaksikan film barat kesukaan Jangkar tentu nya.

Beranjak siang Jangkar membawa istri nya shopping sesuai janji nya. Ia setia menemani istri nya masuk toko satu ke toko lain nya.

Tangan nya pun sudah penuh dengan paper bag sang istri. Sudah dua jam mereka jalan-jalan sepanjang toko yang berjejer mulai dari pakaian, sepatu, make up, tas dan perhiasan.

Semua nya memakai uang Jangkar. Mereka pun bahkan sempat berdebat mengenai siapa yang membayar. Yang akhirnya di menangkan oleh Jangkar tentu saja.

Selesai belanja mereka memutuskan makan di cafe. Cia memperhatikan Jangkar yang tampak natural ketika diajak makan di cafe. Tidak seperti orang kampung yang baru pertama kali menginjakkan kaki nya makan di tempat mewah. Jangkar seperti sudah terbiasa dan tampak santai dan mengerti dengan sistem nya.

Cia juga membelikan beberapa pakaian ber merek untuk Jangkar. Bahkan mereka juga membeli baju dan sepatu couple. Cia juga membeli stelan baju olahraga untuk mereka berdua. Semua nya di pilih Cia sendiri karena Jangkar memutuskan menyerahkan semua nya pada Cia termasuk perihal pakaian dalam sekalipun.

Cia dengan senang hati memilih apa yang di mau nya. Mumpung uang suami nya tidak berseri. Kalau bukan dirinya yang menghabiskan uang Jangkar siapa lagi. Begitu pikir Cia tersenyum menang dan bangga.

Tbc!

26/03/24

Jangkar CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang