03. Siapa yang Salah?

Start from the beginning
                                    

Carline menoleh ke belakang, mendapati sang suami yang ternyata menyusulnya.

Dari pertama datang perhatian Rei hanya tertuju pada sang putri yang berada dalam gendongan rekan bisnisnya tersebut. Tak ingin merepotkan, lantas Rei mengambil alih sang putri dari gendongan Gara.

"Lho, kenapa putri saya bisa ada sama kamu, Gar?"

"Ini lho, katanya Lily nangis-nangis. Terus diajak jalan sama Pak Gara," sahut Carline.

Alis tebal Rei bertaut, apa yang membuat anaknya sampai menangis di luar rumah? Lalu, mengapa Pearly bisa bertemu dengan rekan bisnisnya itu?

"Nangis?"

"Betul, untuk lebih jelasnya silakan kalian tanyakan sendiri pada Pearly. Saya tidak tahu karena anak ini tidak mau bicara. Saya mengajaknya jalan-jalan karena saya sudah menganggap anak ini sebagai anak saya sendiri."

"Oh, baik. Terimakasih, Pak."

Setelahnya ketiga orang dewasa itu bersalaman sebelum berpisah. Mereka sempat menunggu di luar sebentar sampai mobil Gara menghilang dari depan rumah untuk menghormatinya. Setelah mobil Gara sudah tak tampak lagi, barulah Rei menggiring istrinya masuk ke dalam rumah.

Rei menidurkan sang putri di kamarnya. Carline datang dari depan membawa beberapa tisu basah untuk menyeka tubuh kotor Pearly sehabis dari luar. Dimulai dari melepas alas kaki sampai menggantikan dress dengan piyama tidur.

Carline lihai melakukan semua itu, sementara Rei memilih untuk merapikan beberapa pakaian Pearly yang berserakan di lantai kamar. Memang sudah menjadi kebiasaan Pearly mengacak-acak pakaian jika sedang memilih pakaian untuk keluar rumah.

Setelah selesai, Carline duduk di sebelah Pearly. Sedangkan Rei pergi dari sana untuk kembali melanjutkan pekerjaannya yang sempat tertunda. Carline mengusap kening sang putri beberapa kali sampai akhirnya kelopak mata Pearly terbuka sempurna.

Pearly tersenyum saat wajah manis sang bunda menyambutnya. "Mom?"

Menyadari jika dirinya sudah di kamar, lantas Pearly mengubah posisinya menjadi duduk. Kepalanya celingukan mencari sesuatu, membuat Carline turut bingung.

"Cari apa, Nak?"

"Tadi Lily diantar siapa ke rumah?"

"Diantar Pak Gara, bapaknya pacarmu, 'kan?"

Ah iya, ternyata tadi itu bukan mimpi. Berarti kejadian Gerald dan Kalea itu nyata dong! Pearly mengembuskan napas panjang, ia malas mengingat peristiwa menyakitkan itu lagi.

Seolah tahu apa yang sedang dirasakan sang putri, Carline pun mengusap punggung Pearly sampai perhatian gadis itu tertoleh padanya.

"Kamu kenapa? Kok kata Pak Gara kamu nangis-nangis? Bukannya malam ini kamu ke pesta Kalea?"

Pearly menarik sebelah sudut bibirnya. Ia rasa tidak perlu untuk menceritakan peristiwa menyakitkan itu pada siapa pun. Pearly hanya tidak mau jika nantinya hubungan keluarga mereka dan keluarga Gerald rusak, apalagi Gara dan Rei sedang terlibat kerja sama antar bisnis.

Pearly mengulum bibir, lalu memeluk tubuh sang ibu. "Gerald mutusin Lily, Mom."

Carline tertohok mendengarnya. Mengapa hubungan kedua anak itu bisa putus, bukankah mereka saling mengasihi satu sama lain selama ini? Setahunya, Gerald adalah laki-laki berwibawa dan tanggung jawab kepada Pearly. Namun, setelahnya Carline memaklumi itu semua. Tabiat remaja itu labil, bukan?

TAKEN YOUR DADDY [SEGERA TERBIT]Where stories live. Discover now