3

52 10 3
                                    

Sunoo menopang dagu. Memperhatikan sahabatnya. Ian berkutat dengan koran lain, tapi masih dengan topik yang sama. Buronan itu.

"Hahhh~" desis Ian bahagia seraya memeluk korannya. Doyoung sedang sibuk menyalin PR mendongak dengan wajah tertarik.

"Gimana? Gimana?" tanya Doyoung. "Di tulis apa aja di koran?"

"Dia masih bebas, gak ada yang tau keberadaannya. Jejaknya hilang gitu aja. Hebat banget ya! Fix cowok gua ini" jawab Ian seraya tersenyum lebar. Se akan akan, buronan itu benar benar pacarnya.

Doyoung menjitak kepala Ian. "Enak aja! Cowok kita bersama!"

"Iya! Iya!"

Mereka berdua tertawa setelahnya, entah apa yang di tertawakan, Sunoo tidak mengerti. Seandainya mereka tau bahwa setelah mandi buronan itu terlihat oke banget. Seandainya mereka tau bahwa buronan itu sedang mendekam di kamar mandi Sunoo sekarang. Seandainya saja mereka tau ingin sekali rasanya Sunoo menjitak kepala si buronan karna sudah membuatnya tak bisa tidur semalaman.

Sebenernya memang bukan salah Jaeyoon jika Sunoo ketakutan pintu kamar mandi bakal terbuka lalu laki laki keluar meng apa apa kan dirinya. Karna kalaupun Jaeyoon Fuckboy, memangnya cuma itu yang ada di pikiran nya? Apalagi sekarang buronan itu sedang di timpa masalah sangat besar.

Bukan salah buronan itu juga kalau dengkuran yang di buatnya membuat Sunoo salah tingkah dan gugup. Buronan itu kan pasti capek luar biasa karna sudah luntang lantung kabur di jalanan beberapa hari ini.

Ketika akhirnya Sunoo bisa menutup mata karna benar benar mengantuk, beberapa jam kemudian ia di bangunkan oleh jam bekernya, walau di dalam mimpi ia sempat melihat punggung Sunghoon dan nyaris memeluknya dari belakang dalam permainan petak umpet. Sunoo pun terbangun dengan mata yang sulit dibuka karna saking ngantuknya, dan wajah yang jengkel berat.

Dalam keadaan seperti itu, ia berjalan sempoyongan ke arah kamar mandi berusaha membuka pintu dengan gedoran, bahkan tarikan yang membuat nya sampai terjengkang beberapa kali, dan teriakan kesal sebelum akhirnya menyadari gerendel kamar mandi itu berfungsi dengan baik.

Sunoo membuka gembok dan kunci kamar mandi. Ketika pintu terbuka, dia melihat Jaeyoon sedang duduk di atas kloset yang tertutup, memangku bantal yang di berikan nya kemarin, dan menatap Sunoo dengan tatapan memelas. Sunoo melihat darah segar perlahan keluar dari hidung si buronan. Rupanya dia kedinginan sampai mimisan.

Sunoo tidak tau siapa yang nampak menyedihkan saat ini. Dia atau si buronan itu. Tapi karna saat ini ke-kesalannya sedang meletup letup, dia tak punya waktu untuk ber-iba iba ria pada buronan itu. Dia segera mendepak Jaeyoon dari kamar mandi, suatu perbuatan yang menandakan kalo Sunoo sedang bete. Kalo gak bete mana berani dia mendepak seorang buronan gitu.

Setelah sendirian. Barulah Sunoo merasa tenang. Pintunya sudah ia kunci tadi. Tapi kemudian Sunoo baru menyadari, Buronan itu telah melihat khas baru bangun nya dengan rambut jabrik kesana kemari, mata sembab, dan wajah terjelek di seluruh dunia.

***

Sunoo menutup keran wastafel, di sebelahnya ada cewek yang sedang cuci tangan setelahnya merapihkan rambutnya dan memoles bibirnya dengan lipgloss. Sunoo melirik sekilas, kemudian berbalik dan berjalan menuju pintu.

"Tunggu!" ucap cewek itu dan menatap Sunoo lewat cermin wastafel. Sunoo berbalik dan memandanginya. Ekspresi Sunoo datar, walau sebenarnya ia malas berbicara dengan cewek ini.

"Kemarin gua jalan bareng Sunghoon" kata cewek itu.

Kata kata itu meremas hati Sunoo, namun tak mengubah ekspresinya.

"Gak percaya" balas Sunoo dingin, membalas tatapan cewek itu dari cermin.

Beberapa cewek yang menggunakan toilet memerhatikan mereka, kemudian buru buru keluar. Cewek itu berbalik dan mendekat ke arah Sunoo, memojokkan nya ke tembok toilet.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Feb 08 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

D'Buron || [On Going]Where stories live. Discover now