awal sebuah kasus

116 23 3
                                    

Pintu kaca berlapis diamond bening itu menjeblak terbuka, menampilkan laki laki berhambur keluar dengan panik. Rambutnya basah karna keringat, begitu juga seluruh wajahnya.

Namun, bukan itu yang ada di pikirannya sekarang. Bukan juga parfum di kausnya yang sudah bercampur keringat yang bisa saja membuat lalat tiba-tiba mati jika lewat depan laki laki itu. Satu-satunya gambar yang teringat di otak nya adalah isi ruangan yang baru saja di lihatnya.

Mengerikan. Sungguh.

Ia menoleh ke kanan ke kiri dengan panik, kemudian memutuskan untuk segera kabur dari tempat itu. Ia menuruni tangga sepi yang tidak mungkin terjadi selain malam tiba atau saat jam makan siang seperti ini.

Ia melewati meja meja karyawan penuh kertas bertebaran yang sudah di yakini bahwa sang pemilik sedang menyantap makan siang nya.

Ia terus berlari agar sampai keluar kantor. Jantungnya berdebar, seakan-akan ada seseorang yang menghidupkan music bervolume tinggi tepat di sebelah telinganya. Yang pasti, saat itu ia tak sempat berpikir sedikitpun mengenai keadaannya yang kumal saat ini.

Berulang kali ia bergumam sendiri. Setengah mati berharap tidak ada orang yang melihatnya keluar dari kantor itu. Namun ternyata malang nasibnya. Seorang OB baru saja keluar dari gudang ketika ia keluar dari ruangan Pak Presdir.

Saat sang OB sudah tidak melihat laki laki tadi berlari, sang OB segera manghampiri ruangan Pak Presdir dengan heran dan mengetuk pintu yang sedikit terbuka.

Tidak ada jawaban.

Pintu bergeser terbuka ketika tangan nya mengayunkan pintu itu. Pemandangan yang di lihat membuat mulutnya ternganga dan mata terbelalak sampai bola matanya nyaris keluar.

Sesaat kemudian teriakannya menggelegar di seluruh penjuru kantor.

"AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA"

____

Maaf seribu maaf ini mah yaaa🙏🙏🙏

Sekiranya kurang pas untuk castnya, boleh comment aja yaa.

Makasih yang udh setia menunggu🙏

D'Buron || [On Going]Where stories live. Discover now