1

116 12 3
                                    

Sunoo sedang menggigit-gigit sedotannya sambil melirik sekilas ke arah Ian dengan bibir yang dicibirkan. Es coklat Sunoo sudah nyaris habis, namun makanan Ian belum disentuh sama sekali. Padahal tidak ada yang salah dengan Bakso itu. Bahkan tanpa harus mencicipinya, Sunoo bisa merasakan daging halus itu di lidahnya.

Namun tampaknya Ian tidak tertarik sama sekali. Buktinya, ia masih setia berkutat dengan Koran kriminal yang dibentangkan menutupi wajahnya itu.

"Ian?"
Tidak ada jawaban.
"Ian?"
Tidak ada jawaban.
"Ian?"
Masih tidak ada jawaban.
"IAN?!?!?!?!?"
Yang dipanggil hanya diam.
"Ian, Ian, Ian, Ian, Ian, Ian,Ian, Ian, Ian, I.."

"Apaan sih?!?!?!?!" Akhirnya Ian tampan terganggu dengan suara aneh Sunoo, kemudian menurunkan korannya, dan menatap Sunoo penuh dendam.

"Lagi ngapain sih?" Sunoo bertanya penasaran

"Iya, tumben banget lo baca koran. Makanan pun di cuekin. Padahal biasanya lo makan kayak orang gak di kasih makan seminggu" sambung Doyoung asal.

"Enak aja, jadi maksud lo gua rakus? Gitu?"

Doyoung menjulurkan lidahnya. Ian membalasnya, kemudian dengan cuek ia kembali berkutat dengan koran.
"Gak usah ganggu, lagi seru"

"Seru? Baru tau gua ada berita koran yang menurut lo seru" komentar Doyoung bingung, tidak mematuhi permintaan Ian.

Ian pun kembali menurunkan koran dan menatap kedua sahabatnya dengan mata berbinar.

"Denger ya, sebagai generasi penerus bangsa, penting dong mengetahui kondisi negara kita sendiri. Makan nya gua baca koran!!!" jawab Ian sok menggurui. Doyoung terkikik geli mendengar nya.

"Sejak kapan lo ketularan guru Kewarganegaraan kita?"

"Yee. Pada belum baca sih!!!" balas Ian membela diri. "Ini tuh lebih seru daripada berita artis yang berebutan harta gono gini sama mantan suami nya"

"Emang ada berita seru apa si?" tanya Doyoung penasaran.

Ian memperlihatkan halaman koran yang tadi di bacanya. Doyoung menjerit.

"Ooohhhhh. Tentang pembunuhan itu ya?!! Yang pembunuhnya ganteng? Ikutan baca dong!!"

Doyoung jadi bersemangat dan segera pindah duduk di sebelah Ian. Kemudian mereka berdua menghilang di balik koran.

Sunoo memandangi kedua sahabatnya sambil ternganga. Mungkin memang benar ada berita seru di koran.

"Pembunuhan kan berita biasa" kata Sunoo bingung.

Ian dan Doyoung menggeser koran, mereka dan melongo menatap Sunoo. Wajah mereka bingung, kasihan, dan sekaligus kaget.

"Yang ini tuh beda Noo" seru Doyoung dengan nada terluka, seakan kata kata Sunoo sudah menusuk hatinya.

Ian menghela napas. Ia menggeser piring kosong milik Sunoo dan Doyoung. Ia meletakkan koran di atas meja sehingga Sunoo dapat membaca headline nya.

BURONAN MUDA KEDAPATAN MEMBUNUH BOS AYAHNYA

Di bawah headline terdapat foto laki laki sepantaran mereka mungkin. Foto ala KTP yang di pasang sedapatnya oleh pihak koran, mungkin karna kejar terbit.

Sunoo memperhatikan wajah laki laki itu. Tatapan nya tajam, tulang pipi nya kokoh, dan wajahnya tidak menyiratkan keramahan. Ia memang tampak seperti pembunuh.

Di seberang, Ian mulai menyantap makanan yang di pastikan sudah dingin itu.

"Ada saksi mata yang ngeliat dia keluar dari ruangan pak direktur. Ternyata dia abis ngebunuh si direktur itu. Sekarang jejaknya hilang" Ian menjelaskan di sela sela makannya.

D'Buron || [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang