Prolog

6 0 0
                                    


HAI! SEMOGA SUKA YA CERITA BARUNYA, MAAF KALAU TELAT!!

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.

.

.

.

.

.

_Happy Reading!!_

Ke𝗵𝗮𝗻𝗰𝘂𝗿𝗮𝗻 satu kata yang bikin semua manusia memiliki trauma panjang dalam hidupnya contohnya gadis yang kini sedang berada di atap sekolahannya.

Jam sudah menunjukan pukul 17.15 namun gadis itu enggan untuk beranjak dari posisi berdirinya menghadap kearah langit .

Gadis itu menghela nafas sejenak sebelum dia berbicara sendirian di atap sekolah itu.

"Entah, aku akan sampai hidup dengan 𝗸𝗲𝗵𝗮𝗻𝗰𝘂𝗿𝗮𝗻 yang menimpa ku, dan aku mohon 𝗸𝗲𝗵𝗮𝗻𝗰𝘂𝗿𝗮𝗻 gaakan lama lagi, karena mungkin jika kehancuran ku sudah punah dan aku berbahagia aku akan 𝘁𝗶𝗮𝗱𝗮"  Ucap gadis itu menghela nafas pelan.

Tak dapat di pungkiri hatinya selalu sakit mendapat caci maki dari manusia manusia.

apalagi dari keluarganya sendiri.
Seperti.

'𝘎𝘢𝘥𝘪𝘴 𝘪𝘥𝘪𝘰𝘵 𝘴𝘦𝘱𝘦𝘳𝘵𝘪𝘮𝘶 𝘵𝘢𝘬 𝘱𝘢𝘯𝘵𝘢𝘴 𝘶𝘯𝘵𝘶𝘬 𝘩𝘪𝘥𝘶𝘱 𝘥𝘪 𝘥𝘶𝘯𝘪𝘢. '

'𝘒𝘢𝘶 𝘩𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘨𝘢𝘥𝘪𝘴 𝘪𝘥𝘪𝘰𝘵 𝘥𝘢𝘯 𝘣𝘪𝘴𝘶'

'𝘎𝘢𝘥𝘪𝘴 𝘴𝘦𝘱𝘦𝘳𝘵𝘪𝘮𝘶 𝘱𝘢𝘯𝘵𝘢𝘴 𝘮𝘦𝘯𝘫𝘢𝘥𝘪 𝘴𝘢𝘮𝘱𝘢𝘩 𝘢𝘵𝘢𝘶 𝘨𝘦𝘭𝘢𝘯𝘥𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯'

'𝘒𝘦𝘭𝘶𝘢𝘳𝘨𝘢 𝘮𝘶 𝘵𝘢𝘬 𝘮𝘦𝘮𝘱𝘦𝘳𝘥𝘶𝘭𝘪𝘬𝘢𝘯𝘮𝘶, 𝘣𝘢𝘨𝘢𝘪𝘮𝘢𝘯𝘢 𝘥𝘦𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘭𝘪𝘯𝘨𝘬𝘶𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘮𝘶 𝘨𝘢𝘥𝘪𝘴 𝘣𝘰𝘥𝘰𝘩'

'𝘐𝘥𝘪𝘰𝘵, 𝘣𝘪𝘴𝘶'

Bahkan jika perkataan bisu pun pantas untuk di miliki gadis itu.

Bagaiman tidak, jika dia terkena bully atau semprotan dia hanya diam sembari menunduk.

"Aku memang bisu, hahahahah, dan aku tak pantas untuk hidup kan? "-Ujar Gadis itu sembari menatap ke arah bawah atap gedung sekolah yang tingginya mencapai lantai 4.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 01 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AURETHA dan LUKANYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang