Chapter 28 : Laga Kontra Kuwait

212 19 0
                                    

Seluruh tim sudah sampai di Kuwait, setelah 4 jam transit di Dubai. Shabrina dan Gita masuk ke kamar dan beres-beres sebelum memutusan untuk naik ke kasur

"Na" panggil Gita
"Kenapa Git?"
"Tentang Ridho"
"Kenapa Ridho?"
"Kasihan ya. Aku kepikiran sama dia. Mana diem terus dari kemarin. Menyendiri gitu. Takut dia gak fokus disini. Sayang kan udah sejauh ini. Masalahnya coach Shin tuh disiplin banget kan. Sekali gak profesional pasti langsung dicoret"
"Aku percaya dia akan profesional. Dia baik-baik aja, Git. Cuma butuh waktu sendiri sebelum kembali ke kehidupan normalnya. Mungkin dia cuma shock aja karena berada di situasi yang tidak dia sangka"
"Sumpah ya, Na. Gak terima banget aku kalo Ridho dikaya gituin. Ridho tuh lho anak baik-baik, gak macem-macem"
"Ya gimana, Ridho juga salah karena membuka kesempatan"
"Tapi si Bella juga ada gila-gilanya itu. Jadi cewek kok gak berkelas gitu lho heran"
"Aku juga gak habis pikir sama dia. Apa coba maksudnya dia tuh sampai sebegitunya banget ke Ridho. Padahal kenyataannya gak kaya gitu kan"
"Kok ada ya orang punya pemikiran sejahat itu sama orang? Apa dia gak mikirin perasaan Ridho kaya gimana. Atau lebih parahnya kalo sampai keluarganya tau gimana coba. Kasihan dong keluarganya Ridho kalo denger berita murahan kaya gini"

Shabrina tidak terpikir sama sekali tentang bagaimana perasaan keluarga Ridho kalau mereka tahu apa yang terjadi saat ini. Bukan Shabrina pribadi yang merasakan ini, tapi entah kenapa hatinya juga terasa ikut sakit mendengar semua hal yang sedang terjadi pada Ridho, terlebih, dia harus melihat Ridho yang menghindari banyak orang dan menjadi penyendiri. Sungguh itu bukan jati diri Ridho yang sebenarnya

Hari berikutnya mereka harus latihan perdana di Kuwait. Shabrina dan Gita sudah bersiap turun ke restoran untuk sarapan pagi. Mereka jalan berdua keluar kamar menuju ke arah lift. Sampai Shabrina menyadari bahwa di balkon hotel lantai mereka, ada Ridho yang duduk sendirian disana

"Git" panggil Shabrina
"Kenapa?"

Shabrina tidak menjawab tapi menunjuk Ridho yang berada di luar sana. Gita melihat ke arah yang ditunjuk Shabrina

"Ridho?" tanya Gita
"Iya. Kamu duluan ke bawah. Aku ke dia sebentar"
"Oke" jawab Gita kemudian masuk ke lift yang sudah terbuka

Shabrina berjalan pelan menuju ke arah Ridho. Membuka pintu kaca balkon

"Dho" panggil Shabrina pelan

Ridho menoleh tapi tidak menjawab panggilan Shabrina dan hanya tersenyum kecut aja

"Ngapain disini, sendirian aja?"
"Iya" jawab Ridho singkat
"Gak sarapan?"
"Nanti"

Shabrina sudah kehilangan akal menghadapi Ridho yang seperti ini

"Aku duluan ke bawah ya, Dho"

Ridho tidak menatap Shabrina dan hanya mengangguk saja. Apakah kejadian kemarin benar-benar membuat Ridho terpukul? Shabrina segera turun ke restoran

"Gimana?" tanya Gita ketika Shabrina sudah sampai disana dan Shabrina menggeleng kemudian duduk di samping Asnawi
"Kenapa?" tanya Asnawi
"Itu si Ridho" kata Gita
"Sekamar sama siapa dia?" tanya Shabrina pada Asnawi
"Arhan sama Marsel" jawab Asnawi

Shabrina mengedarkan pandangan ke sekeliling restoran, mencari keberadaan Arhan dan Marselino yang tidak terlihat

"Makan dulu, Na" kata Gita menyadarkan Shabrina

Shabrina mengangguk dan berdiri mengambil makanan di buffet. Bersamaan dengan Arhan yang muncul dari pintu restoran

"Han" panggil Shabrina dan melambaikan tangan

Arhan segera menyusul Shabrina dan ikut mengambil makanannnya bersama

"Gak bareng Marsel?"
"Udah disini dia daritadi"
"Ridho?"
"Lagi puasa segala hal dia. Termasuk puasa ngomong juga"
"Diem aja?"
"Iya. Dicor kali mulutnya pakai semen makanya gak bisa dibuka buat ngomong"
"Ngawur kamu" kata Shabrina

Monofonir (Rizky Ridho Ramadhani)Where stories live. Discover now