Bab 3

571 82 0
                                    

Beberapa tahun kembali berlalu. Meskipun kala kesadaran Kakashi sudah kembali dan dirinya menolak semua kebaikan [Name], mulai beberapa bulan yang lalu, Kakashi menerima kebaikan [Name] kembali.

Hubungan antara [Name] dan Kakashi juga membaik. Kakashi juga sering berjalan bersama [Name]. Bahkan saat ini, Kakashi tak sungkan mengunjungi kediaman [Name] walaupun itu dalam rangka kelahiran keponakan [Name], Ino Yamanaka.

Kakashi menyodorkan hadiahnya kepada Inoichi seraya berujar, "selamat atas kelahiran putri Anda!"

Inoichi mengangguk. Lalu, ia memberikan kode kepada istrinya melalui sudut matanya. Kemudian bergerak mengarah ke arah Kakashi.

Inoichi berujar, "Kakashi, aku perlu bicara denganmu berdua. Ikuti aku!"

Kakashi mengangguk. Kedua lelaki itu beranjak dari kamar tidur Inoichi. Meninggalkan istri Inoichi dan [Name] di dalamnya.

[Name] memandang kepergian kedua lelaki itu dengan perasaan cemas. Istri dari Inoichi hanya mampu terkekeh. Dahulu, dirinya yang berada di posisi [Name]. Wanita itu mengelus pundak [Name].

"Semua akan baik-baik saja, [Name]! Jangan khawatir!"

[Name] tersenyum pelan mendengar kalimat menenangkan milik kakaknya. Ia berujar, "ya, nee-san!"

✧-'-✧

Beberapa waktu telah berlalu. Beruntungnya, Kakashi tidak menjauh dari [Name] usai pembicaraan antara Inoichi dan Kakashi.

Kali ini, [Name] berniat untuk beranjak tidur dengan nyaman. Namun, hal itu tidak bisa ia lakukan kala mendapati kabar bahwa ada serangan kyuubi yang dilakukan oleh Madara.

Segera, [Name] menyelamatkan kakak ipar dan keponakannya. Bagaimanapun keduanya adalah hal terpenting. Kakaknya pasti telah menyelamatkan dirinya sendiri.

Begitu sampai di tempat yang aman, [Name] ikut serta dalam mengevakuasi para warga sipil. [Name] begitu sibuk dalam penyelamatan warga sipil hingga melewatkan satu hal terpenting.

Kematian ketua tim tujuh yang kini memukul hati Kakashi. [Name] segera menemui Kakashi sesegera mungkin seusai pemakaman ketua dan istrinya.

"Apa kau tidak apa, Kakashi?"

[Name] memutuskan memanggil Kakashi dengan nama tanpa tambahan suffix karena keringanan Kakashi beberapa tahun yang lalu.

Kakashi menatap manik mata [Name] sekilas lalu bergerak menjauh darinya. Menjauh tanpa mengucapkan sepatah katapun. Rupanya, [Name] harus menghancurkan tembok Kakashi lagi!

✧-'-✧

Meskipun membutuhkan waktu yang lama, [Name] bersyukur bisa menghancurkan tembok Kakashi. Kakashi tidak lagi mengabaikannya meskipun karir Kakashi sebagai anbu telah usai.

[Name] melangkahkan kakinya. Ia berniat menuju ke arah rumah makan. Ia ingin merasakan es yang dingin setelah lelah dalam bermisi seharian penuh.

Namun, [Name] mengurungkan niatnya dan melambatkan langkahnya kala mendapati Kakashi bersama sesosok gadis cantik nan anggun. Sosok gadis berambut cokelat dan bermata hitam.

[Name] melihat jika Kakashi mengobrol dengan penuh antusias dengan gadis itu. Kakashi bahkan tidak sungkan untuk membuka obrolan dengannya. Berbeda dengan suasana bersama dirinya.

[Name] menelan ludahnya dengan kasar. Ia mengamati lekat penampilan gadis itu dan berencana mencari tahu tentang gadis itu secara sembunyi sebelum akhirnya [Name] memutar balik langkahnya ke arah rumah.

[COMPLETED] Second Choice [Kakashi X Readers]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang