gravity

41 0 0
                                    


Hari ini adalah hari di mana aku diwisuda. Aku masuk ke dalam gedung auditorium kampus bersama Ayah dan Bunda. Gedung itu lebih besar dibanding ballroom hotel. Ratusan mahasiswa duduk di kursi bagian depan. Para undangan duduk di tribun, atau di kursi bagian belakang.

Acara wisuda berjalan lancar. Seluruh mahasiswa serempak mengucapkan sumpah alumni, mendengar nasihat Rektor dan Ketua Senat. Sampai pada akhirnya, prosesi pemindahan toga dan penerimaan ijazah, serta mendapat ucapan selamat dari pihak kampus.

Aku bergabung bersama kedua orangtuaku setelah acara selesai, undangan masih ramai di sekitar.

Beberapa teman terdekat dan beberapa yang tidak terlalu dekat turut hadir di hari kelulusanku. Menjadi sesuatu yang dirayakan orang lain memang semenyenangkan itu. Dianggap ada, diapresiasi keberadaannya, juga diberi doa.

"Fotoin doongg," Aku berseru pada Dhita—adikku.

Maka dengan wajah terpaksa, Dhita memotret sambil menyuruhku berganti pose beberapa kali layaknya seorang Potografer professional.

Puluhan hasil jepretan disortir, menyisakan beberapa yang bagus dan menarik. Sebagai bentuk perayaan untuk diri sendiri, aku memposting sebuah foto. Banyak yang membalas story itu, memberi selamat dan membagi doa, sampai pada pesan pukul 1.29 a.m...

Sebuah pesan yang bahkan aku sudah tidak berani menaruh harap untuk itu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sebuah pesan yang bahkan aku sudah tidak berani menaruh harap untuk itu. Sebuah pesan yang tidak pernah disangka-sangka isinya. Pesan yang hangat, pesan yang direncanakan, pesan yang ikut merayakan, pesan yang menyatakan kebanggaan, pesan yang berharap aku dihadiri keajaiban. Pesan yang di tutup dengan emoticon tulip merah muda, berhasil menyumbang mood positif padaku pagi itu sampai di penghujung hari. Aku mungkin bisa mencatat namaku di guiness book of record sebagai orang paling bahagia di dunia.

***

Pesan darinya kubalas jumat siang sekitar pukul 11.00, dengan sepenggal kata terima kasih.

Siang itu, aku membawa sedikit sajian untuk dimakan bersama teman-teman kantor. Bermacam sayur yang dicampur dengan bumbu urap, ayam goreng, nasi, dan sedikit kerupuk sebagai pelengkap.

"Enak kali, Dhir. Sering-sering wisuda yaa." ucap Pak Doni sembari menyantap bungkusan di depannya.

Kami yang mendengar kalimat itu sontak tertawa serentak. Lantas ku jawab, "Aamiin."

Tak lama dari itu, Fathur tiba di kantor.

Ketika ditawari oleh Kak Hanum untuk mengambil bagiannya, dia berkata nanti saja karena masih kenyang.

Setelah selesai mengajar, bersiap untuk pulang, kulihat Fathur melewati pintu kelas menuju ke ruangan depan tempat Kak Hanum berada.

"Hai, Dhir," Fathur menyapaku yang tengah duduk sendiri di dalam kelas. belum selesai ku tolehkan seluruh kepalaku kearahnya, dia sudah tidak terlihat lagi di depan pintu.

Namun, seperkian detik kemudian dia kembali, melangkah mundur, melihat ke arahku. "Thanks yaa!" Di ujung kalimatnya Fathur tersenyum sambil mengangkat wadah berisi makanan yang kubawa.

Aku hanya membalasnya dengan menarik satu senyum di wajah sambil mengangguk kecil.

Aku beranjak, bergegas pulang ke rumah tak lama setelah itu.

Sesampainya di rumah, setelah berberes, kembali kubuka ponselku, terkejut bukan kepalang, rasanya ingin teriak. Terdapat notifikasi pesan dari Fathur. Sebuah foto wadah yang isinya sudah ludes habis hanya menyisakan tulang ayam kecil yang tidak bisa dimakan lagi, berketerangan: "Urapnya enak banget masaa."

Kali pertama.

Kali pertama Fathur mengirim pesan lebih dulu tanpa kupancing dengan pesan apa pun sebelumnya.

Aku refleks memikirkan balasan yang paling bagus, lalu mulai mengetikkan sesuatu: "Kata Bunda makasii yaa, Bang Fathur."

Kemudian dia membalas lagi, balasan yang lebih bagus.

Kemudian dia membalas lagi, balasan yang lebih bagus

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


He is a very nice guy. So nice that sometimes i feel like i don't deserve him.

Glimpse of MemoriesWhere stories live. Discover now