09. Kebenaran

25 3 1
                                    

Hallo!!!
Anyeongg!
Bila disiniiii!!

Apa kabarr ??
Jangan lupa vote ya.
Semoga sukaa
Terimakasihh!!!!

Happy reading!!

"Aku gapapa. Sebuah kalimat yang singkat, padat, dan penuh kebohongan. " -Rafkha Bumi Saputra

🕊🕊🕊

Selama ini sebenarnya Rafkha diam-diam masih memperhatikan Thania dari kejauhan. Apa Thania tidak membutuhkannya lagi? Ia sudah dengan Aby. Rafkha ingin sekali berbincang dengan Thania seperti dulu, namun sekarang keadaan nya sudah berbeda dan cukup sulit untuk bisa mengulang hal itu. Jujur saja Rafkha merindukan gadis itu. Ia belum spenuhnya melupakan Thania.

Hari ini Thania tidak berangkat dengan Asa bukan juga Rafkha. Namun, hari ini Thania di antar oleh ayahnya karena pria itu tidak mengizinkan putri nya itu berangkat bersama laki-laki, kecuali Rafkha diperbolehkan. Jadi sekarang setiap hari gadis itu akan di antar oleh ayahnya. Akhir-akhir ini Thania selalu mengenakan pakaian panjang dan cardigan atau jaket saat sekolah.

Hampir setiap hari dirumah maupun sekolah Thania selalu menggunakan pakaian panjang. Jika di tanya mengapa jawabannya pasti kurang enak badan atau lagi kedinginan. Tapi kenyataannya tak seperti itu.

Pada saat istirahat, Rafkha yang sudah memperhatika ada perubahan dari gadis itu langsung menghampirinya di kelas. "Thania, Kamu sakit?" Tanya Rafkha yang sedikit khawatir.
Perlahan Thania mulai mengabgkat kepala nya dan berkata "A-aku nggak sakit. Kamu ngapain disini?" Jawab Thania yang kebingungan, takut Ahlya melihatnya atau apapun itu. Sesungguhnya Thania sudak tidak mau lagi berurusan dengan laki-laki itu.

"Ayo ikut aku, aku mau ngomong sesuatu sama kamu." Ucap Rafkha sambil menarik tangan kiri gadis itu. Thania mulai meringis agak kesakitan ketika Rafkha menarik tangannya. "A-aw!" Thania sedikit verteriak saat itu. Rafkha cukup bingung mengapa gadis itu berteriak? Apa ada yang salah? "Kamu kenapa Thania?" Ucap Rafkha mengkhawatirkan gadis itu.

"Ja-jangan pegang tangan aku!" Thania segera menarik tangannya dari genggaman Rafkha. Lalu ia meringis lagi sambil mengibaskan tangannya. "Oke, Kamu kenapa? Ayo ke taman. Cerita di sana ya?" Tanya Rafkha sdengan memperhatikan wajah Thania lekat-lekat. Perlahan Thania menganggukkan kepalanya.

Tanpa di ketahui Rafkha cardigan putih yang di gunakan Thania ada bercak merah. Thania yang sudah ketakutan lantas berusaha menyembunyikan tangannya itu.

Setelah sekitar 2 menit mereka berjalan, akhirnya sampai di taman. Mereka berdua duduk di sebuah kursi taman tersebut. Keheningan terjadi selama beberapa saat. Thania mulai bingung ada apa ini? dan Rafkha yang membatin, seasing ini ya kita gabisa bercanda kayak dulu?

Rafkha pun memulai pembicaraan di antara mereka. "Thania, kamu kenapa? sekarang kamu banyak banget berubah." Ucap Rafkha dengan lembut memperhatikan gadis itu. "A-aku gapapa." Jawab gadis itu.

"Oke, sekarang aku mau jujur sama kamu. Kalo aku masih suka sama kamu." Ucap Rafkha yang memberanikan diri. "Masih?" Tanya Thania kebingungan. Apa maksud dari kata masih? Apakah Rafkha pernah menyukainya?
"I-iya Than aku pernah suka sama kamu. Tapi aku terlalu cemen buat ngungkapin perasaanku ke kamu, dan baru bisa saat ini." Setelah itu Rafkha menunduk. "Tapi gimana Ahlya? Bukannya kamu masih sama dia?" Bingung Thania.

"Ahlya? Sebernya waktu itu perasaan ku ke kamu perlahan ilang. Dan aku ketemu Ahlya aku suka sama dia tapi cuma 6 bulan. Ga selama aku suka sama kamu dan kamu tau? perasaanku balik ke kamu lagi. Daripada aku nyakitin Ahlya dan diri aku sendiri aku putus baik-baik sama Ahlya." Jelas laki-laki itu penuh keberanian. Thania terkejut mendengar hal itu. Ia tak bisa berkata lagi, lidahnya terasa kelu untuk mengucapkan sepatah kata.

Pandangan Rafkha perlahan teralihkan dari gadis itu. Tak sengaja ia melihat cardigan sisi kiri Thania ada bekas darah di sana. Apa aku terlaku kencang tadi nariknya?

"T-tangan kamu kenapa Thania kok berdarah?" Sambil berusahaa meraih tangan itu. "A-aku gapapa" Ucap Thania. Perlahan gadis itu mulai meneteskan air matanya. antara sedih dan senang semua tercampur aduk.
"Jangan bilang gapapa cerita aja kalo ada masalah ya? Coba siniin tangannya kenapa bisa berdarah gini? Kamu apain? Kalo ada masalah cerita jangan kaya gini ya?" Ucap Rafkha dengan lembut. Namun Thania terus menggeleng dan menangis.

"Hei cantik jangan nangis ada aku. Kamu kenapa?" Tanya Rafkha yang khawatir dengan gadis itu. Lagi dan lagi Thania tetap menggeleng.

Perlahan Rafkha pindah posisi yang semula ia duduk di sebelah kanan Thania berpindah ke sebelah kiri gadis itu. "Coba liat tangan kamu. Maaf ya tadi ga sengaja kepegang aku gatau." Thania menganggukkan kepala. Rafkha membuka lengan cardigan putih itu, betapa terkejutnya ia melihat ada banyak luka goresan di sana yang masih merah.

"Astaga kamu kenapa bisa kaya gini?"
Tanya Rafkha yang khawatir.

"A-aku cape hidup kaya gini. Aku kesepian selalu saja di salahkan. Aku ga kuat, aku lemah aku ga sekuat itu. Kalo Tuhan ngizinin aku buat pergi aku juga udah pergi dari dulu. Tapi apapun caranya kalo Tuhan ga ngizinin aku bisa apa? Aku cuma bisa diem disini." Jawab Thania yang masih sedikit terisak.

"Kamu jangan mikir kaya gitu. Itu gabaik inget ya Tuhan ga akan ngasih ujian seseorang di luar kemampuannya."

"Tapi aku cape! Aku muak ada disini. Udah berkali kali aku coba buat nyerah tapi kenapa aku ga di jemput-jemput. Apa aku harus pulang sendiri."

"Thania, Jangan pulang dulu sebelum di jemput. Masih ada aku di sini."

Thania mengangis kembali. Diam-fiam Rafkha memberikan pelukan hangat kepada Thania.

"Thania, liahat aku. Yakin kalo kamu bisa lewatin ini semua, kalo kamu ga bisa sendirian aku bisa bantu semampu aku ya?"

"K-kamu ngga ngeti keadaan ku Raf." Ucap Thania dengan lirih.

"Ayo kita pasti bisa bareng bareng. Buat aku ngerti biar aku bisa bantu. Jangan dulu nyerah ya? perjalanan nya masih panjang. Tangannya jangan di coret-coret lagi jelek nanti. Cantiknya Aka gaboleh nyerah ya?" Aka--- panggilan Rafkha dari Thania sewaktu mereka kecil.

Thania laku menghapus air matanya dan tersenyum manis kepada laki-laki itu.

Hallo halloo!!
Gimana sama ceritanya? suka ngga? semoga suka ya.

jangan lupa vote

⚪🔵

Tentang Aku, kamu, dan Putih Biru Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang