0.2 Adek

32 2 0
                                    

"Aku pulang!" teriak Jay membuka pintu utama rumahnya.

Pandangan pertamanya adalah istrinya yang sedang menghampirinya. Senyuman Jay langsung bersinar cerah, melihat wajah cantik istrinya. Hingga....

Plak!

"Aduh!"

Jay mengusap pipinya yang terasa panas karena gerakan tabokan tiba-tiba dari sang istri. Jay melihat wajah istrinya yang sudah menatapnya dengan kesal.

"Sayang, kok kamu tampar aku? Aku salah apa? Baru pulang loh ini," ujar Jay mengerucutkan bibirnya. Dia heran kenapa istrinya mendadak berubah jadi singa.

"Kamu ngomong apa sama Pak Karyo?" bukannya menjawab Alana malah melontarkan pertanyaan yang membuat Jay terheran-heran.

"Hah? Ngomong apa?"

"Gak usah pura-pura bego. Kamu bilang aku hamil sama Pak Karyo kan? Tadi Bu Endang cerita kayak gitu, aku jadi kena fitnah satu komplek gara-gara kamu," Alana berucap dengan kesal. Ia berbalik badan dan duduk dengan sedikit membanting dirinya di sofa.

"Enggak. Sumpah, aku gak bilang kamu hamil," Jay duduk di samping istrinya, dia merangkul pundak wanitanya.

Alana tidak menjawab pertanyaan itu. Dia melipat kedua tangannya di depan dada dengan pandangan yang lurus ke depan.

Jay menghela nafasnya, "Aku waktu itu cuma bilang seru aja kayaknya punya tiga anak. Aku gak bilang kamu hamil, sayang. Mungkin Pak Karyo salah paham," ucap Jay menjelaskan.

Alana menoleh ke arah suaminya, "Beneran?" tanyanya memastikan.

"Iya cinta. Kapan sih aku bohong sama kamu, hm?" jari Jay menarik dagu Alana untuk menatap matanya.

Alana memutar bola matanya, "Halah, pas kamu bilang mau nikahin aku pas selesai wisuda?" ujarnya menatap datar.

Jay tertawa kecil, "Aku kan janjinya mau nikahin kamu pas wisuda S1, tapi kamu mikirnya pas wisuda S2. What's wrong, babe?" senyuman jahil tercipta di wajahnya.

"Aku belum wisuda S2 tau. Mau kuliah lagi," Alana merengek pada Jay.

"Yakin? Kamu udah punya dua buntut loh. Capek gak?" pertanyaan Jay membuat Alana terdiam.

"Aku sih ngizinin, tapi semuanya balik lagi ke kamunya, sayang. Kalau beneran mau, nanti aku sewa baby sitter buat jagain twins. How?"

"Aku pikir-pikir dulu deh, mas," kata Alana.

Jay tersenyum manis, lalu mengusak rambut Alana dengan lembut. Lalu ia memberikan kecupan di dahi wanita itu.

"It's okay. I'm waiting you," Alana hanya mengangguk.

"Tapi kamu harus tanggung jawab. Pipi aku sakit nih," Jay menunjukan sisi pipinya yang masih terlihat merah.

"Iya iya, sorry,"

"Cium dulu,"

Cup!

Dengan cepat Alana mengecup pipi Jay yang tadi ia tampar, "Sudah."

"No, yang kanannya iri," kata Jay menunjuk sisi pipinya yang lain.

Alana menuruti perintah suaminya, "Udah."

"Yang ini juga, ini, ini juga belum, sayang," Jay merengek meminta Alana menciumnya kembali dengan titik-titik yang sudah di arahkannya.

"Banyak mau bapak satu ini," Jay tersenyum konyol. Kemudian ia mendekatkan wajahnya dengan wajah Alana.

"Kalo misalnya kita jadiin fitnah itu beneran gimana?" Jay menaik turunkan alisnya.

Plak!

"Mimpi aja sana!" Alana pergi meninggalkan Jay yang masih mengusap pipinya di ruang tamu.

"SAYANG POKOKNYA TWINS HARUS PUNYA ADEK CEWE YA," Jay berteriak pada Alana yang mulai menaiki tangga.

Alana hanya geleng-geleng kepala mendengar teriakan suaminya, "Punya dua anak aja gue ngos-ngosan di tambah dia. Ini lagi, mau nambah anak. Emoh aku," gerutunya.

"NA AKU SERIUS LOH," Jay berlari mengejar Alana.

"GAUSAH GILA MAS UDAH MALEM."

"SAYANG KITA BISA-"

"BERISIK!"

♡♡♡
To Be Continue

Day In My FamilyWhere stories live. Discover now