00.

22.1K 720 3
                                    

Mata safir berwarna emas itu terbuka pelan, tangannya terangkat mengusak rambutnya sembari menguap kecil

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mata safir berwarna emas itu terbuka pelan, tangannya terangkat mengusak rambutnya sembari menguap kecil.

jam di dinding menunjukkan pukul 08.00 malam. ini sudah waktunya makan malam, saat ia beranjak ingin bangun dari tidurnya sebuah lengan kekar memeluknya dari belakang dengan diakhiri hembusan nafas yang terasa tepat di lehernya.

"Bisa bangun dulu? gw mau makan."
ucapnya sembari berusaha melepaskan pelukan itu.

"ga usah. bentar lagi makanan lo dianter kesini. "
suara rendah serak itu terdengar menjawab, itu adalah Tristan Aguista Vernon. kakak sulungnya.

"oke. lepasin, gw mau mandi. "

"lo udah mandi sebelum tidur, Arz. "
Tristan mengeratkan pelukan nya pada sang adik. sedangkan yang dipeluk hanya mendelik dan memilih pasrah. lagipula kapan ia bisa menang melawan si sulung ini,

Arzhel Aguista Dexter, seorang remaja tampan dengan rambut hitam legam dan kulit seputih porselin, mata emas yang indah, dan bibir tipis berwarna kemerahan alami. tubuhnya yang tinggi dan indah dari kebanyakan pria, sebenarnya sama seperti saudara nya yang lain hanya saja dia 'Terlalu spesial' .

"𝘛𝘰𝘬"

"𝘛𝘰𝘬"

suara ketukan pintu terdengar dan saat Arzhel akan beranjak membuka pintu Tristan lebih dulu bangun dan berjalan kearah pintu.

"𝘊𝘦𝘬𝘭𝘦𝘬" pintu terbuka,

"Maaf menganggu waktunya tuan muda Tristan, saya hanya ingin mengantarkan makan malam tuan muda Arzhel"

Tristan hanya mengangguk dan mengambil alih membawa makanan itu masuk kedalam kamar Arzhel.

"Makanlah, Arz. "
Tristan memberikan makanan itu sembari mengusak rambut hitam Arz.
yang dibalas dengan deheman pelan.
















Thankyou 🪐
Next chapter here>>

MONSTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang