22.

5K 367 18
                                    

Happy Reading Allᥫ᭡🪐
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
S

etelah perjalanan panjang yang diiringi dengan udara malam yang sejuk, dan cahaya bintang yang berkelap-kelip seakan menambah kecantikan langit malam, Arz dan Arion telah sampai di mansion kareen.

Arion menekan bel rumah kareen yang bernuansa eropa. mansion mewah kareen didominasi dengan warna abu² dan putih, beberapa garis yang terukir diberi warna hitam dengan emas yang tidak terlalu mencolok.

setelah beberapa detik, pintu mansion terbuka otomatis. memperlihatkan pelayan wanita yang langsung menghampiri mereka,

"selamat malam tuan². apa benar nama tuan adalah tuan Arion dan tuan Arzhel?" tanya-nya sembari menatap Arion dan Arzhel secara bergantian.

Arz menganggukkan kepalanya pelan dengan senyum tipis, "ya, benar. " jawabnya.

"Ah...baiklah. mari ikuti saya ke ruangan dimana tuan Kareen berada. " pelayan itu menunduk sopan dan berbalik badan untuk mengantarkan. wajah pelayan wanita itu terlihat sedikit memerah tersipu melihat senyum yang diberikan oleh Arzhel. walau nyatanya itu hanya senyum tipis, tapi tetap terlihat sangat indah.

alis Arion sedikit terangkat melihat wajah si pelayan yang memerah malu. tatapan itu seketika menyorot datar saat melihat pelayan itu beberapa kali mencuri pandang ke arah Arzhel.

tangan kekar Arion bergerak merangkul pinggang Arzhel. memberikan tatapan datar pada si pelayan.

perlukah dirinya mencongkel bola mata yang berani menatap mata bersafir emas milik kesayangannya dengan lancang?

Arz tersentak pelan saat merasakan tangan kekar yang berada di pinggangnya bergerak meremat pelan. ia tersenyum canggung dan mengalihkan tatapannya kearah lain.

mereka berjalan dengan posisi si pelayan didepan dan diikuti oleh Arz dan Arion dibelakang.

"silahkan masuk tuan²." ucap pelayan itu ketika mereka sudah sampai didepan sebuah ruangan yang Arz yakini adalah ruangan dimana kareen berada.

"terim-"  belum sempat Arzhel mengucapkan terimakasih pada si pelayan, Arion sudah lebih dulu menarik tangannya pelan untuk memasuki ruangan yang berada didepan mereka.

pelayan itu hanya bisa mengerjap dan tersenyum canggung, sebelum pergi mengerjakan tugas² nya.

*

"kareen, " panggilan suara dari si pemilik mata bersafir emas itu membuat sang empu yang tadinya hanya menatap langit-langit kamar menoleh,

senyum tipis dari bibir kareen terukir,
ia merubah posisi berbaring-nya menjadi bersandar di penyangga kasur. mata nya tidak pernah lepas memandang Arzhel yang berjalan mendekat kearahnya,

"apa kau baik² saja kar? " tanya Arzhel ketika sudah berada didepan kareen.
tangan lentiknya menyentuh dahi kareen mengecek suhu tubuh laki-laki itu,

kareen tersenyum kecil. tangannya mengambil tangan Arzhel yang ada di dahinya dengan pelan, mengarahkan tangan itu ke pipi nya sendiri sebelum mengecup lembut tangan lentik itu.

"aku baik-baik saja, sayang. " kareen tersenyum kearah Arzhel, yang dibalas dengan anggukan kecil dan senyuman tipis oleh Arzhel.

"duduk babe. " Arion menggeser sebuah kursi kearah Arzhel, yang langsung diterima baik oleh sang empu.

"sakit karena apa, kar? telat makan? " Arzhel menatap kareen. laki-laki itu masih terlihat seperti biasanya, hanya saja sedikit terlihat lemas.

kareen terkekeh pelan, tangan kekarnya terangkat mengusak rambut hitam Arzhel, "telat makan tidak akan membuatku jatuh sakit sayang, "

MONSTERWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu