Prologue

79 6 0
                                    

Di pagi hari yang cerah ini, ada salah satu rumah yang terbilang cukup besar dan mewah yang terdapat di tengah komplek Mawar Bodas. Di dalam rumah tersebut didiami oleh seorang kepala keluarga dengan istri cantiknya serta anak-anaknya yang sangat lucu.

Suasana pagi rumah hari itu seperti biasanya, tenang. Karena dua malaikat kecil tersebut belum terbangun dari alam mimpi mereka.

“Sayang!” teriak sang suami menuruni anak tangga.

Dia celingukan mencari kemana pujaan hatinya. Dia berjalan ke sana kemari, namun tak kunjung jumpa.

“Sayang kamu dimana?” teriaknya sekali lagi.

Kini langkah kakinya berhenti di ruang tamu yang cukup luas. Ia duduk di kursi yang berada di sana. Matanya menatap kosong ke arah pintu utama.

Namun beberapa detik kemudian, matanya yang sayu pun mulai terlihat air menggenang di sana. Garis senyumnya mulai pudar dan melekuk ke bawah.

“Sayang kamu kemana?” lirihnya dengan air mata yang mulai terjun bebas.

Iya, laki-laki itu menangis. Tangannya memeluk bantal kecil di sana erat, menekuk kedua lututnya. Air mata itu tak kunjung berhenti keluar. Hingga suara pintu utama terbuka mengalihkan perhatiannya.

“Loh? Mas? Kamu udah bangun?” tanya seorang wanita muda dengan daster berwarna pink memasuki area dalam rumah.

Laki-laki itu sontak menatapnya dengan mata yang berkaca-kaca, “Eh? KOK KAMU NANGIS?!” ujar wanita itu dengan terkejut.

Segera ia menghampiri laki-laki tersebut, yakni suaminya sendiri. Sang suami pun langsung berlari ke pelukan sang istri. Ia memeluknya sangat erat seakan tidak ingin melepaskannya.

“Kenapa? Kok nangis, hm?” tanya sang istri khawatir. Dia sudah berpikir negatif, takut terjadi apa-apa.

“Kamu habis darimana? Aku bangun gak ada kamu, aku nyariin tadi tidak ada. Terus aku nangis, aku kira kamu ninggalin aku,” ucap si suami dengan tersendat-sendat, karena ia jadi susah bicara karena selepas menangis.

“Ya ampun. Aku kira kenapa,” sang istri membalas pelukan tersebut. Ia mengusap surai hitam suaminya. Lalu menghapus sisa air mata yang berada di wajah tampan itu.

“Aku habis belanja sayur di Mang Asep. Maaf ya lama, tadi Bu Endang ngajakin aku gosip. Jadi aku join dulu sebentar,” ujar istri menjelaskan.

Sang suami hanya mengangguk, lalu ia membenamkan wajahnya di perut istrinya. Dengan manja ia menggesekkan hidungnya ke perut sang istri walaupun tertutup kain.

“Kamu gak kerja?” tanya si istri.

Gerakan si suami tiba-tiba terhenti, “Sekarang hari apa?”

“Sekarang hari ming—EH SENIN!”

“Astaga sayang. Aku ada meeting hari ini,” ucap si suami terlonjak kaget. Ia segera berdiri melihat jam.

“SAYANG UDAH JAM SEMBILAN!” ucapnya dengan heboh.

“HAH SERIUS?!” karena tidak percaya dengan ucapan suaminya barusan.

“ASTAGA ANAK-ANAK KAN HARUS KE SEKOLAH!!” teriak sang istri tak kalah heboh.

“AAAA AKU TELAT,”

Akhirnya mereka berlarian di dalam  rumah. Si istri yang membangun malaikat kecilnya untuk ke sekolah, serta si suami langsung berlari ke kamar mandi.

Inilah pagi hari ala keluarga mereka, dipenuhi dengan kecepatan super maksimal karena mengejar waktu yang sudah terlewat.

“Nyesel gue ngikut Bu Endang gosip,” sesal sang istri. Karena bergosip dirinya jadi ribet sendiri dengan urusan rumah tangganya.

♡♡♡
To Be Continue













Ave : Hai guys! Kembali lagi dengan saya. Ini cerita gabut saya. Entah kenapa tiba-tiba ingin buat aja. Di  book ini akan jarang konflik atau malah tidak ada. Karena saya sudah bosan dengan konflik.

So, semoga kalian suka ya. Happy reading guys! (^з^)-☆Chu!!

Day In My FamilyWhere stories live. Discover now