season 2 chapter 64

494 60 1
                                    


    Dari ketinggian itu, aku melihat begitu jelas tempat itu. Sebuah tebing dengan danau membeku. Di kelilingi oleh pepohonan yang rindang berserta hamparan rumput hijau yang luas.

Tempat apa ini?

    Ini adalah sesuatu yang sangat indah. Danau itu terlihat berkilau tertimpa oleh cahaya matahari yang datang menyinari. Seperti tempat yang memiliki dunia nya sendiri aku teringat akan daratan Noran. Dimana hanya ada musim salju di sana dan hanya Taman milik Duchess Floyd yang menawan hijau saat aku memasukinya.

    "Berhentilah tersenyum seperti itu? Sebaiknya kita turun".

Hesar dan Yoshi begitu ahli menuruni tebing itu, sedangkan aku menyusul mereka kemudian. Ku lihat mereka memakai sepatu khusus untuk bermain Ice skating dan itu membuatku lebih senang saat Hesar menawarkan hal yang sama terhadapku.

     " Mau bermain? " Senyum itu terlihat hangat. Walau perawakannya berbeda tapi mata dan suara itu adalah milik teman akrabku. Aku sangat lega untuk hal ini.

Dengan penuh semangat aku menerima nya dan mulai bermain Ice skating. Kali ini tentu saja bersama Hesar. Sudah lama aku tidak merasa sesenang ini. Terakhir kali aku mengalami hal mengerikan lagi-lagi karena apa yang terjadi di pertemuan Artiar terakhir kali.

    Tanpa sadar kami bermain sampai melupakan waktu. Hanya ada perasaan senang dan tawa antara aku dan Hesar saat ini. Aku tidak tahu mengapa, tetapi Hesar tetaplah orang yang sama. Dia akan selalu melakukan hal-hal yang membuatku merasa lega. Bahkan saat ini pun juga seperti itu.

    Yoshi hanya duduk di pinggiran danau itu. Dari kejauhan aku memperhatikannya sedikit. Yoshi mengambil ujung rumput liar yang panjang. Memetiknya dan memainkannya seolah itu stik Idol. Yoshi seperti  memiliki dunia nya sendiri.

Aku sedikit tertawa melihat hal itu dan Hesar memandang ku dengan ekspresi tidak senang, atau aku hanya salah mengartikan nya?
Mengapa seperti itu?

    "Hesar, aku sedikit haus. Bisakah kita mendapat kan air di sekitar tempat ini? " Tanyaku dengan nafas sedikit tersengal kelelahan.

Kupikir tubuh ku baik-baik saja. Tetapi entah kenapa saat Vedra tewas aku merasa tubuhku kembali seperti semula bahkan lebih parah. Aku mulai merasa lelah akhir-akhir ini.

Walau Yoshi memberikan obat agar tubuhku dapat bertahan namun tubuhku tidak mau bekerja sama dan egois dengan sendirinya.

    "Baiklah" Balas Hesar dengan ekspresi datar.

Hesar menghampiri Yoshi dan Yoshi bergegas pergi.

     "Tunggulah, ia akan segera kembali membawa air untukmu" Ucap Hesar.

Aku terus memandang tempat ini. Ku pikir tubuhku mulai kedinginan. Menyantukan kedua tanganku, menggenggam untuk mengurangi rasa dingin Hesar menghampiri ku.

Dengan tatapan itu jelas ia merasa khawatir padaku.

    "Entah mati di tangan tokoh utama, ataupun mati karena racun yang menggerogoti mu, aku merasa kesal karena kau harus mengalami hal menyakitkan ini".

     " Aku tidak apa-apa sungguh". Aku tersenyum.

     "Berhentilah mengatakan semua nya baik-baik saja, ataupun aku tidak apa-apa. Dari dulu kau selalu seperti itu. Bahkan jika aku tidak peka berlebih padamu kau tidak akan menceritakan apapun hal buruk yang kau alami pada orang lain". Ucap Hesar. Nada nya seolah khawatir terbalut emosi.

    "Sudah ku bilang aku tidak apa-apa".

    " Kau itu tidak bisa menahan sakit kan? Walau kau mencoba meyakinkan orang lain, tapi aku tahu seperi apa dirimu itu. Kita berteman cukup lama dan aku seperti stalker karena merasa khawatir terhadapmu". Hesar membuang muka kali ini.

    "Karena kau memahami ku, jadi kau harusnya tahu seperti apa diriku. Oh ya kau bilang kau takut terhadapku bukan? ". Aku memberi senyum ku dengan cara berbeda.

     " Ya itu benar, kau tahu, aku merasa khawatir pada awalnya, tetapi.. Pada akhirnya, kau bisa melakukan semuanya sendiri. Maafkan aku". Ucap Hesar. Ia tampak tertunduk merasa bersalah.

     "Sebenarnya aku kesal terhadapmu tahu". Rengek ku kali ini sambil duduk di pinggir danau beku itu.

Hesar ikut duduk disampingku dan kami mulai mengganti sepatu kami. Angin semilih dingin itu terasa segar saat melewati wajah dan tubuh ini.

    " Haha, iya maafkan aku. Tapi aku kan sedang berusaha untuk menebus semuanya".

    "Kenapa kau terlahir peka, aku kan jadi merasa bersalah karena telah menunjukkan sisi yang berbeda bagi orang lain".

     " Seperti Cedrik yang menjadi bawahan setia reinkarnasi Krish, aku akan menebus kesalahan ku dengan menjadi spoiler terbaik untukmu "

     "Memang nya apa kesalahanmu?"

     "Memberikan Buku Novel yang entah dari mana sehingga kita terseret kedalamnya". Ucap Yoshi tiba-tiba.

Yoshi telah kembali membawa air dan beberapa camilan kering dari dapur istana. Benar-benar kompeten.

    " Tapi aku tidak percaya jika sifat mu seperti itu, Hesar memberi tahu ku banyak hal tentang dirimu termasuk untuk tidak percaya terhadap aktingmu". Sambung Yoshi.

    "Kapan aku berakting? " Tanyaku tidak mengerti.

     "Oh jadi mau dijelaskan? " Hesar balik bertanya.

     "Tidak....! " Aku berteriak menolak. "Hanya ada hal-hal menyakitkan yang keluar dari mulutmu tentang sifatku, padahal aku selalu percaya jika aku adalah anak baik". Sambung ku tegas.

     " Itulah kenapa kau begitu mengerikan, kau memiliki sifat dibawah alam sadarmu" Jelas Hesar.

     "Yang jelas aku tidak pernah mencoba untuk melukai orang lain atas keegoisanku". Aku memberi pembelaan.

    " Ya iya.. "

Hesar memberikan air minum . Dan kami bertiga berbagi camilan kering itu.

     "Dapur istana memang yang terbaik " Gumamku.

****

     Yoshi yang kembali atas perintah Hesar untuk membawa air minum berjalan ke arah dapur istana.
Sepanjang perjalanan Yoshi selalu berpikir kenapa laki-laki dengan tubuh lemah pucat dan seperti orang bodoh itu adalah orang berbahaya menurut Hesar.

Bahkan tidak habis memikirkan hal tersebut, Yoshi telah sampai di pintu kaca ajaib itu.
Dari kejauhan Yoshi melihat Lucian yang sedang berbincang dengan Hesar.

    Orang seperti apa kau itu, bahkan membuat Hesar bertingkah seperti itu. Kami bahkan menyusup ke daerah Floyd hanya untuk melihat mu dalam tubuh Cyril.
Mencari informasi dengan mengikuti Yoon dan Debora hanya untuk mencari keberadaan mu.
Bahkan saat kau terjebak di Artiar Hesar berpikir cepat dan melakukan segala cara. Aku tidak tahu siapa monster di antara kalian berdua.
Hesar bahkan menjebak Vedra untuk percaya jika mengambil peri milik mu dapat membuat Vedra menjadi penguasa. Padahal Hesar tahu jika baik dan buruknya akan hal mengerikan tentang merebut peri seperti itu tetapi tetap berhasil meyakinkan Vedra.
Pada akhirnya Hesar membawamu ke sisimu tanpa kau sadari.
Jika ini adalah sebuah perasaan, kau harus melarikan diri sejauh mungkin dari Hesar, Lucian.
Hesar orang yang berbahaya baik di dunia ini maupun saat berada di dunia sebelumnya.
Kau berada dalam bayang-bayang orang tidak waras.
Tapi Hesar memperingatkan ku dan bilang jika kau pandai berakting? Dan monster yang mengerikan, bahkan Hesar takut pada mu Lucian.

Lagi-lagi Yoshi berpikir siapa monster diantara kedua orang itu.

Tidak butuh waktu lama, Yoshi menghampiri Lucian dan Hesar.
Melihat Lucian tersenyum hangat dan berterima kasih padanya. Yoshi tersenyum sembari memalingkan wajahnya.

    "Bagaimana mungkin dengan wajah sehangat itu memiliki sisi mengerikan dibaliknya, haha ku pikir hesar hanya tidak ingin aku mendekati Yoshi dan merebut perhatian lebih Lucian dari nya"

.
.
.
.
.
.

Dancing On Ice In The Moonlight  [END] [PROSES REVISI] Where stories live. Discover now