𝐌𝐑𝐀𝐓𝐌: 𝐂𝐡𝐚𝐩𝐭𝐞𝐫 𝟓𝟒

95 21 4
                                    

"Dia sangat cantik, bukan?"

Zeloise tersenyum, mengangguk setuju dengan ucapan Effie tanpa mengalihkan pandang dari bayi di dalam box kaca depannya. Setelah berbulan-bulan di Capitol guna membantu Paylor untuk mendapat kepercayaan wanita itu, akhirnya jerih payah Zeloise membuahkan hasil yang manis. Ia berhasil menemukan orang yang menculiknya, Katniss, Peeta dan Newt dari camp Right Arm, juga berhasil mendapatkan pesawat yang pernah Coin janjikan meski banyak mendapat tentangan mengingat ia adalah adik dari Katniss--gadis yang dianggap pengkhianat oleh orang-orang yang setia pada Coin.

"Kau yakin ingin pergi sekarang, Dear?" Effie bertanya dengan cemas. "Ini baru seminggu sejak kau me--"

"Effie." Zeloise menyela, tersenyum begitu ia menoleh pada wanita di sampingnya. "Aku akan baik-baik saja, tidak perlu khawatir."

Effie menghela napas, menatap bayi itu sekali lagi sebelum beralih pada Zeloise. "Kau yakin tidak ingin membawanya? Dia pasti membutuhkanmu."

Gelengan dari Zeloise menjelaskan semuanya. "Akan berbahaya baginya untuk ikut denganku, Effie. Aku ingin dia di sini, dia akan aman bersamamu dan lainnya."

"Baiklah jika itu keputusanmu."

"Dan pastikan suatu hari nanti ayahnya tahu bahwa dia ada di dunia ini."

"Itulah sebabnya aku menyuruhmu untuk memberitahunya dulu. Kenapa kau tidak mau?"

"Keadaan Capitol memburuk saat itu, ingat? Tidak mungkin aku mengiriminya surat, mengatakan tentang putrinya yang hanya akan membuat dia khawatir. Aku tidak ingin itu terjadi." Zeloise menghembuskan napas lelah. "Aku terlalu sering merepotkan, jadi untuk yang satu itu tidak perlu."

Effie menatap prihatin gadis muda di depannya. Ia ingat sekali saat pertama kali bertemu Zeloise di hari Katniss mengajukan diri sebagai tribut untuk menggantikan Primrose. Zeloise yang itu nampak polos dan ceria, seolah kejahatan dunia tidak akan pernah bisa mengganggunya. Namun, hari ini ia melihat sosok berbeda di orang yang sama. Keceriaan itu masih ada, tapi sedikit demi sedikit akan terkikis oleh rasa sakit yang diberikan dunia tak adil ini, hingga menyisakan sosok gadis yang berusaha bertahan hidup tanpa memiliki tujuan yang jelas ke depannya.

"Zoey, come on!"

Fokus Zeloise dan Effie teralih pada Primrose yang ada di ujung lorong--di ambang pintu, melambai dengan wajah ceria seperti biasanya. Anak bungsu keluarga Everdeen itu tengah mengenakan seragam medis dengan rambut disanggul rapi. Akhirnya, Primrose berhasil mewujudkan apa yang diinginkannya.

"Oh, aku benci perpisahan." Effie mengusap sudut matanya yang berair. "Kau yakin tidak ingin membawa obat salep untuk lukamu? Meski sudah seminggu, kuyakin belum sepenuhnya kering."

Zeloise mengibaskan tangannya seraya menggeleng. "Tidak perlu, kuyakin obat minum yang kubawa sudah cukup. Boleh aku pergi sekarang?"

"Baiklah, berhati-hati di sana dan jaga dirimu."

"Pasti, Effie."

Wanita itu menarik Zeloise dalam pelukannya, mengusap kepala belakang gadis tersebut dengan sayang. "Sampai jumpa lagi, Dear. Aku akan merindukanmu."

"Aku pun begitu," balasnya sembari menarik diri--melepaskan pelukan mereka.

Ia lalu kembali menghadap kaca, meletakkan satu tangannya di benda transparan tersebut dengan senyum kecil dan mata berkaca-kaca.

"I'll see you again, Sweetheart," bisiknya meski tahu bayi itu tak akan bisa mendengar atau mengerti kalimatnya.

Kemudian, ia mengambil langkah menjauh dari area persalinan yang ada di rumah sakit, menghampiri Primrose untuk bersama keluar dari sana. Di luar, Haymitch, Katniss, Peeta dan Newt sudah menunggu di dekat pesawat bersama Plutarch. Tanpa peduli akan sekitar sekalipun, Zeloise berlari menghampiri Newt yang langsung menyambutnya dengan pelukan hangat. Ia mengecup bahu Newt, tertawa pelan saat kekasihnya itu menyerangnya dengan ciuman bertubi-tubi di puncak kepala yang menjalar hingga ke wajah.

Dark Paradise Where stories live. Discover now