𝐌𝐑𝐀𝐓𝐌: 𝐂𝐡𝐚𝐩𝐭𝐞𝐫 𝟓𝟕

70 19 4
                                    

Up lagi yey, nggak tau kenapa, suka aja sih mwhehehe. Happy reading semua!

***

Makan siang bersama tadi rupanya membawa dampak yang cukup besar bagi Newt dan Zeloise, terbukti dengan pasangan itu yang kini berjalan berdua di saat yang lain berkumpul di dekat api unggun. Tadi, Vince memberitahu bahwa mereka akan pindah bulan depan, dan Vince beserta anak buahnya sedang memastikan bahwa tempat yang mereka tuju adalah tempat yang aman.

"Dan ketika dia melihat cermin, kurasa saat itu juga dia ingin bumi menelannya."

Tawa kecil mengiringi langkah pelan keduanya, atmosfer kedamaian pun sangat terasa di malam ini. Entah karena memang begitu adanya, atau hanya karena Paola belum datang mengganggu kebersamaan mereka seperti yang sering gadis itu lakukan. Ugh, ia selalu sebal jika memikirkannya.

"Kau belum menceritakan semua yang terjadi selama kau di Capitol," kata Newt, "aku ingin dengar lebih banyak."

"Sedikit yang menarik sebenarnya, karena kebanyakan hanya permasalahan politik yang bisa kau tebak sendiri bagaimana aku menangani itu," balas Zeloise.

Newt menarik sudut bibirnya. "Kau pasti beralasan untuk melarikan diri."

"Tepat sekali!" Gadis itu membenarkan. "Aku sudah bilang sejak awal pada Paylor untuk tidak mengajakku ke pertemuan politik, tapi dia terus memaksa. Untungnya Plutarch selalu di sana untuk menyelamatkanku."

"Alasan kenapa wajahmu jarang terlihat saat siaran politik, tapi tidak pernah absen jika masalah kemiliteran."

"Aku lebih cocok di situ dibanding dunia politik yang sangat memusingkan." Zeloise menggelengkan kepalanya, tidak ingin mengingat lebih jauh persoalan Capitol. "Baiklah, kita lupakan saja itu. Ngomong-ngomong, aku--"

"Newt!"

Detik berikut setelah ia mendengar seruan itu adalah dirinya yang meninju telapak tangannya sendiri seraya berbalik membelakangi Newt. Secepat mungkin ia meredakan kekesalannya sebelum membalikkan badan dan melihat Paola yang kini sudah berada di samping kekasihnya.

"Apa aku mengganggu kalian?" Paola memasang wajah tak enak.

"Uhm, tidak--"

"Apa yang akan kau lakukan jika seandainya aku bilang iya?" Zeloise melipat tangannya, menatap Paola dengan ekspresi lelah.

Newt menegur Zeloise dengan lembut kala Paola nampak kaget dengan penuturan kekasihnya. Zeloise jelas tak mendengarkan, terus memandangi Paola seraya menunggu jawaban gadis itu.

"Kalau begitu ... lain kali saja?" Paola menyengir canggung.

"Paola, Zoey hanya bercanda," ujar Newt.

Zeloise merotasikan matanya, kemudian berkata dengan tawa yang dipaksa. "Ya, ya, tentu. Aku hanya bercanda."

Gadis itu mendekati keduanya dengan malas, memutar tubuh keduanya dan menautkan tangan dari dua orang tersebut sebelum di dorongnya pelan. "Baiklah, nikmati waktu kalian. Have fun!"

Newt nampak ingin protes, tapi Paola sudah lebih dulu menariknya setelah mengatakan terima kasih pada Zeloise. Sedangkan gadis yang ditinggalkan, kembali melangkahkan kaki guna menghampiri satu batu besar seraya menggerutu sebal.

"Selalu saja 'Apa aku mengganggu kalian?', cih, klasik sekali," cemoohnya.

Zeloise naik dengan hati-hati ke atas batu tersebut untuk mencari tempat yang pas untuk ia duduk. Samar-samar suara dari belakang sana terdengar oleh telinganya, membuat kesendiriannya sangat terasa saat ini.

Dark Paradise Where stories live. Discover now