Episode - 3

44 21 5
                                    

Hawa dingin menusuk tubuh Jaezar. Waktu sudah menunjukan pukul 10.00 malam, namun kedua orang tuanya belum kunjung pulang. Ia membutuhkan tanda tangan kedua orangtuanya itu. Ingin meminta besok, tapi takut kelupaan. Tak lama, sebuah deru mobil terdengar. Jaezar yang memang sedang duduk di balkon rumahnya melihat mobil sedan kedua orangtuanya yang baru saja pulang. Dengan langkah lebar ia segera menghampiri keduanya.

"Bun, yah, bisa tolong tanda tangani surat pendaftaran lomba ngga? Kalau besok takut kelupaan, " Ujar Jaezar dengan dua cangkir teh di tangannya. Bunda segera membantu Jaezar memindahkan teh tersebut ke meja, kemudian menandatangani surat pendaftaran itu, begitu juga dengan ayah. Jaezar pun segera pamit ke kamar untuk tidur.
____________

Jaezar segera bersiap-siap untuk berangkat sekolah. Di ruang makan hanya ada abang kembarnya saja. Mungkin ayah dan bundanya sudah berangkat ke kantor. Di ambilnya nasi goreng dengan telur mata sapi dan sosis jumbo sebagai lauk.

Ketiganya sarapan dalam diam. Selesai sarapan, Jaezar segera masuk ke mobil si kembar. Supirnya itu sedang pulang kampung kemarin malam karena istrinya yang melahirkan di kampung. Alhasil ia akan di antar jemput oleh si kembar untuk sementara waktu. Tak lama Jaezar pun sampai di sekolah. Ketiga sahabatnya sudah menunggu di depan gerbang sekolah.

"Bang, aku masuk dulu yaa, ".

" Jangan nakal, belajar yang bener, " Nasihat Devaka. Devka hanya melambak tangannya dan di balas oleh Jaezar.

"Yuk Jae, " Ujar David saat Jaezar sudah di dekat mereka. " Gw mau kasih formulir ini ke Pak Agus dulu, " Beritahunya. "Kita temenin, " Putus Kaenan segera merangkul Jaezar dan memasuki sekolah.
_________________

Sekolah masih tampak sepi karena waktu yang baru menunjukkan pukul setengah tujuh pagi. Jaezar dan ketiga sahabatnya segera menuju ke ruang guru. Pak Agus selain sebagai pembina eskul renang juga sebagai guru olahraga di sekolah mereka.

Setelah menyerahkan formulirnya, mereka pun segera menuju ke kelas. Dari yang mereka dengar tadi di ruang guru akan ada murid baru di kelas mereka. Ia bingung, kenapa bisa ada murid baru? Kan dia sudah kelas sembilan, memang bisa pindah. Setahunya itu cukup sulit karena sebentar lagi akan lulus.

Suasana kelas cukup ramai, beberapa masih ada yang belum berangkat walau waktu sudah menunjukkan pukul tujuh kurang lima belas menit. Jaezar segera duduk di bangkunya dan mengerjakan PR bahasa Indonesianya. Ia memang lupa untuk mengerjakan PR nya. Tak lama bell masuk berbunyi. Tepat setelah ia menyelesaikan PR nya.

Bu Indah, selaku guru bahasa Indonesia masuk dengan seorang lelaki mungil yang terlihat imut. Ia mengenalnya.

"Selamat pagi semua, hari ini kita kedatangan murid baru. Ayo perkenalkan dirimu, ".

" Hallo semuaa, perkenalkan nama gw Kenzi Arkansa. Gw pindahan dari SMP Binar Bangsa, semoga kita bisa berteman baik, " Kenzi tersenyum manis lalu melambaikan tangannya kecil.

"Kamu duduk di belakang Erlangga, Erlan, angkat tangan," Erlangga mengangkat tangannya. Kenzi segera duduk di bangkunya. Lalu kegiatan pembelajaran pun di mulai.

Bell istirahat baru saja berbunyi. Hari ini Jaezar membawa bekal, Teriyaki dan sandwich. Ia segera menghampiri Kenzi. "Kenzii, kok lo bisa pindah ke sini? Kenapa ngga bilang-bilang, " Tuding Jaezar. Kenzi tersenyum, lalu merangkulnya. "Mama papa di pindah tugaskan di sini, jadi gw ikut pindah deh, " Ujarnya menjelaskan.

Kenzi memang baru saja pindah dari Lembang setelah kedua orangtuanya di pindah tugaskan di sebuah kantor pusat dekat sekolah mereka. Jaezar, Erlangga, Kaenan, David, dan Kenzi segera menuju kantin.

"Mau pesan apa?, " Tanya kaenan.

"Gw bawa bekal, jus apel aja, ".

"Mie ayam sama es teh, " Ujar David.

"Samain, " Erlangga tak mau ribet.

"Gw juga deh, ".
_______________________

Bell pulang sudah berbunyi, Jaezar bergegas menuju kolam renang in-door di sekolahnya untuk berlatih. Setelah mengganti pakaiannya dengan pakaian renangnya. Dapat ia lihat ada Rayan dan Cassandra yang sedang melakukan pemanasan. Jaezar pun mengikuti keduanya.

Cukup lama mereka melakukan pemanasan, lalu Pak Agus dan memulai sesi latihannya. Tanpa terasa dua jam sudah terlewati. Saat ini Jaezar sudah berganti pakaian dan bersiap-siap untuk pulang. Kedua abang kembarnya pun juga sudah menunggu di depan gerbang sekolah.

Ketiganya tidak langsung pulang dan lebih memilih untuk berjalan-jalan sebentar. Taman yang tidak jauh dari komplek rumah yang menjadi tujuannya. Di sana suasana cukup ramai, banyak penjual-penjual makanan dan minuman.

Jaezar memilih untuk membeli seporsi Crondog, siomay, cimol, cilok, dan cilor. Tak lupa juga ia membeli Pocari Sweet untuk ia minum. Kedua abang kembarnya hanya membeli seporsi nasi goreng dan minuman kaleng bersoda. Ketiganya duduk di bangku dekat kolam.

Suasana malam ini begitu cerah dengan bertaburkan bintang-bintang. Tak lupa sebuah bulan berbentuk sempurna yang bersinar terang. Di tambah dengan seruan anak-anak yang bermain atau sepasang kekasih yang sedang berpacaran. Ia heran, seharusnya kedua abangnya itu datang ke sini bersama pacar mereka masing-masing. Karena yang datang ke sini lebih dominan ke sepasang kekasih dan sebuah keluarga dengan anak kecil.

Selesai dengan acara makan mereka, ketiganya memutuskan untuk pulang karena sudah semakin larut.

Suasana rumah tampak sepi, kedua orangtuanya ternyata belum pulang. Biasanya mereka pulang jika waktu sudah hampir menunjukkan pukul sebelas malam. Jaezar segera mandi dan mengganti pakaiannya dengan celana pendek dan kaos oblong, lalu mulai mengistirahatkan dirinya.

_________________________

13/01/2024

Terimakasih sudah membaca dan jangan lupa untuk vote yaa.

Unattainable Dreams Where stories live. Discover now