1. Kesepakatan

455 68 22
                                    

"Ini dari siapa, Le?" Amora menatap asing surat yang beberapa detik lalu disodorkan Alea padanya. Surat dengan amplop bertuliskan kata berbahasa Spanyol 'Mi Amor' lengkap dengan sebuah gambar berbentuk hati di sebelahnya. Sedikit alay, tapi nggak apa-apa.

"Dari kambing conge."

"Hah?"

"Dari cowok, Ra. Namanya siapa, ya? Radhi? Ridho? Rizky? Lupa gue. Di suratnya ada kali, coba lo buka aja dulu."

"Buka suratnya?"

"Buka otaknya. YA, IYALAH SURATNYA?!"
 

Tawa Amora tersembur begitu saja mendengar celetukan Alea yang memang ia kenal asal-asalan. Selanjutnya, gadis itu bergerak membuka surat dengan motif telapak sepatu yang digenggamnya. Alisnya tampak semakin mengkerut kebingungan. Karena di dalam sana sama sekali tak menunjukkan adanya identitas si pengirim surat.

"Gak ada namanya, Le."

"Lah, kok gak ada? Tapi itu isinya surat cinta, kan?"

"Iya, ada pantunnya soalnya. Ikan dugong keselek jengkol."

"Anjing, jelek banget. Cakep!"

"Neng Sophia i love you pol."

"PFFT" Alea benar-benar hampir menyemburkan es teh tawar yang sejak tadi tengah diminumnya tepat ke depan wajah Amora jika saja gadis itu tak menghindar.

"Aduh, sakit perut gue!" aduhnya di sela tawa.

Amora yang tadi sempat ikut tertawa bersama gadis gila itu pun seketika terdiam begitu saja. "Tadi siapa namanya, Le? Radhi? Ridho? Rizky?"

"Iya, sejenis itu deh namanya. Kakel dia," sahut Alea sekenanya karena gadis itu masih sibuk mengatur kembali napasnya yang tiba-tiba terasa sulit karena kebanyakan tertawa.

"Tapi, gue gak punya gebetan atau kenalan yang namanya Radhi, Ridho, atau Rizky."

"Lah? Terus gimana?"

"Balikin aja suratnya, Le. Gue minta tolong, ya? Soalnya, takut cowok gue cemburu."

"LAH? LO UDAH PUNYA COWOK?"

"Iya..."

***

Alea menekan-nekan layar ponselnya kuat. Mengetikkan beberapa kata dan kemudian kembali di hapusnya. Sebuah nama asing yang baru saja Alea masukkan sebagai salah satu bagian dari kontak whatsappnya tertera di sana. Lengkap dengan foto profil seorang laki-laki yang menatap kamera dengan tangan yang bersedekap di depan dada. Gaya andalan para pemuda jika sedang berfoto ria.

"Ah, nyusahin aje nih orang!" kesal gadis dengan kaos polos berwarna putih dan celana selutut yang kini terbaring di atas kasur.

Ia sejak tadi sedang kebingungan. Amanah Amora untuk mengembalikan surat yang diberikannya benar-benar membuat Alea bimbang. Pasalnya, bagaimana jika pemuda itu sampai galau berhari-hari karena cintanya ditolak? Atau, bagaimana jika dia nekat mogok makan selama 3 tahun?!

Ah, tolonglah. Bahkan, Alea baru saja menjalani hari-harinya sebagai anak SMA ini selama satu bulan. Mengapa cobaan datang secepat titan?!

"Ah, anjrit! Bodo amat dah," batin Alea selanjutnya memutuskan untuk mengirimkan kalimat yang tadi diketiknya.

Alea : Halo, gue Alea. Besok tolong temuin gue di kantin lantai atas, thanks.

(read 19:30)

"Cuma dibaca?! Wah, nyari ribut nih kora-kora."

Dengan emosi yang kembali memuncak, layar ponsel itu semakin ditekan kuat.

Love LetterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang