10. game date -'nonsanse' Sabrina carpenter

Start from the beginning
                                        

"Ayo sarapan papa lapar" ucap Tara.

Kelima insan itu berjalan memasuki rumah.

Saat sudah sampai di meja makan, banyak sekali hidangan di sana, tentunya masakan art sudah jadi namun mereka tak menemukan atensi art itu.

"Saya ucapkan makasih kepada kamu Zico, karena telah menjaga putri sulung saya" ucap Tara sambil duduk di kursi di ikuti yang lainnya.

"Sudah kewajiban saya sebagai pria dan calon pendamping untuk raisa" ucap Zico.

Mereka semua mengangguk mengiyakan ucapan Zico, namun Raisa justfy tersipu malu mendengar jawaban sang kekasih.

Setelahnya mereka mulai acara sarapan bersama tanpa bersuara, yang terdengar hanya bunyi sendok piring dan garpu yang beradu.

"Yah, Bun aku mau main ke rumahnya Zico" ucap Raisa.

"Boleh" ucap Tara sambil mengangguk dan tersenyum ke arah putrinya.

"Aku ikut kak" ucap Arya sambil mengunyah makanannya.

Raisa yang duduk di seberang Arya lantas membulatkan matanya mendengar ucapan sang adik.

"Gak, gak bisa!" ucap Raisa menolak mentah Arya.

Zico hanya bisa diam, mau ada Arya atau tidak yang penting ia ingin bermesraan dengan Raisa nantinya.

"Ajak dong kak adiknya kasih baru pulang gak ada temen" ucap Tara dengan nada lembut.

"Tapi kan, bun.." keluh Raisa kepada ana.

"Di jadiin babu" ucap ana.

Raisa tidak bisa membantah lagi karena keputusan sang ibu.

















Raisa duduk di sofa sambil memanyunkan bibirnya, netranya menatap tajam ke arah dua pria yang sedang bermain PS di hadapan.

Zico dan Arya yang duduk di meja gaming tidak memperdulikannya sama sekali dan tetap fokus pada game.

Ketiganya berada di ruang game milik Zico, keluarga Adipura mempunyai ruang game di rumah mewahnya, alasannya ketiga pria kelahiran marga Adipura itu sangat menyukai game, sedangkan sang ratu rumah tidak suka mendengar ocehan dan berisiknya para pemain game itu.

"Yang ngedate siapa sih? Kalian pacaran aja!" Ucap Raisa kepada kedua pria itu.

Keduanya yang dibentak oleh Raisa kini menoleh ke belakang, dimana gadis itu sedang duduk diatas sofa, kedua kakinya di taruh di atas sofa dan tangannya di lipat di depan dada, tentu bibirnya manyun dan tatapannya sangat tajam.

Zico dan Arya saling memandang satu sama lain.

"Marah" ucap Arya menggerakkan bibirnya tanpa mengeluarkan suara.

Zico mengangguk, ia lantas beranjak dari dudukannya dan berjalan menghampiri Raisa yang duduk di sofa.

Raisa menggeser duduknya ke pojok sofa panjang itu saat Zico mendaratkan pantat di sampingnya.

Namun bukan Zico jika tidak peka terhadap gadisnya, ia menggeser posisi duduknya mendekati raisa, bahkan tubuh bagian samping keduanya saling menempel.

Arya tahu bahwa kedua insan itu akan bermesraan, ia memutuskan untuk beranjak dari duduknya lalu berjalan keluar dari ruang game meninggalkan kedua insan itu.

"Jangan jauh-jauh" ucap Zico dengan nada lembut menatap lekat Raisa yang memalingkan wajahnya.

"Sana main game lagi" ucap Raisa dengan nada ketus.

Zico mengheka napas pasrah mendengar jawaban Raisa.

"Iya main game sama kamu" ucap Zico yang masih menetapkan oktafnya.

list date •ddeungromiWhere stories live. Discover now