prolog

78 27 78
                                    

1985

Setelah 5 tahun berlalu, Gendhis melewati tahun tahunnya dengan tetap berusaha melepaskan dan mengikhlaskan kepergian Jefano sang kekasih, namun setiap ia berusaha melepaskan ia selalu gagal, pasti ia selalu teringat dengan kenangannya bersama Jefano, walaupun hanya sebentar tapi itu berarti bagi Gendhis.

Walaupun telah di bantu oleh Bima sahabat dari Jefano, ia tetap tidak bisa, Gendhis sudah berberapa kali di kenalkan oleh kedua orang tuanya dengan berberapa lelaki tetapi ia selalu menolak, sampai-sampai kedua orang tuanya sudah bingung dengan Gendhis.

Bima memang berhasil membuat Gendhis menjadi kembali seperti dahulu yang ceria dan suka bercanda, tetapi ia tidak berhasil membuat Gendhis lupa akan Jefano sang kekasih yang telah meninggal lima tahun yang lalu.

Lima tahun bukanlah waktu yang sebentar, sebenarnya dalam waktu lima tahun seseorang sudah bisa melupakan masa lalunya, tetapi tidak dengan Gendhis, ia masih enggan melupakan Jefano sang kekasih, Bima sudah mencoba dengan segala hal untuk membantu Gendhis, tapi itu semua tidak membuahkan hasil.

Dan jika kalian semua masih ingat, Gendhis mempunyai tiga orang teman yang ia dapatkan di kota barunya, ke-tiga temannya itu juga membantu Gendhis untuk keluar dari keterpurukkan tetapi tetap tidak berhasil.

Menurut Gendhis ia belum bisa menemukan pengganti Jefano, ia mencari lelaki yang hampir sama dengan Jefano, keras kepala itulah sifat asli Gendhis yang jarang orang ketahui, jika sudah itu maunya ya sampai bagaimanapun tetap itu, tetapi ia tipe keras kepala yang masih mau untuk di atur.

***

Di pagi yang cerah Gendhis sedang lari-lari bersama ketiga temannya, Dwi, Ratih, dan Wati.

Mereka sedang berlari lari di lapangan supaya badan mereka tetap terjaga dan seperti model yang sedang terkenal sekarang.

"Ndhis, kamu gak ke butik mu minggu ini?," tanya Wati

"Gak, soalnya lagi gak ada yang harus di lihat di sana, memangnya kenapa?"

"Biasa, dia ke sana sekalian mau ketemu sama temannya mas Bima, Wati sama temannya mas Bima kan lagi dekat," jawab Dwi

"kirain ada apa, cinta mulu kamu Wati awas sakit hati," ucap Gendhis

"Gak papa ndhis, aku sudah kebal dari macam macam buaya yang ada di daerah sini,"

"Iya saking kebalnya, masih mau di ajak pacaran lagi setelah di sakiti," cibir Ratih

"Ratih mulutnya minta di lakban," gerutu Wati

"Ndhis kamu gak ada niatan buat pacaran sama mas Bima gitu, kalian dekat lho masa gak pacaran?," tanya Dwi

"Gak lah, aku masih belum bisa ngelupain mas Jefano, entah kenapa setiap aku mau ngelupain mas Jefano tuh pasti ada aja halangan nya, yang aku tiba-tiba di ingetin sama saudara ku, yang aku ketemu sama temannya dia, ah sudahlah capek aku," jawab Gendhis sambil mengikat rambutnya dan duduk di rerumputan hijau

Ketiga teman Gendhis ikut duduk di samping Gendhis, "ndhis, kamu gak mau keluar dari semua ini, banyak lelaki yang suka sama kamu ndhis, ayolah ndhis, lupakan masa lalu mu, masa lalu biarlah berlalu," ucap Ratih

"Gak bisa, aku tetap keinget terus," keluh Gendhis

"Hei, ndhis, kamu cantik, banyak laki-laki yang mau sama kamu, masa dari banyaknya lelaki yang di kenalkan oleh orang tuamu dan yang suka sama kamu, gak ada yang bikin kamu tertarik," tegur Wati

Cinta GendhisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang