Bab 2 Insiden

1 1 0
                                    

Setelah berberapa hari berteman Sora, sekarang Aku dan dia sudah semakin dekat. Bahkan sekarang Sora sudah semakin terbuka denganku. Pada saat jam istirahat, Aku dan Sora tengah berjalan menuju ke kantin bersama. Tapi ditengah perjalanan tiba-tiba sekumpulan murid perempuan mengerubungi kita, yah lebih tepatnya mengerubungi Sora karena dia salah satu murid paling pintar disekolah ini, dan juga faktor orang tuanya.

"Hei Sora, maukah kau pergi ke kantin bersamaku?"

"Hei Sora, bolehkah aku foto bersamamu?"

"Bisakah kau memberitahukan teknik belajarmu?"

Dan para murid perempuan itupun akhirnya menanyakan pertanyaan yang terkait dengan dia. Bukannya Aku marah ataupun kesal melihat dia dikerumuni oleh banyak perempuan, tapi entah mengapa, Aku tidak suka saja melihat Sora selalu diperlakukan seperti itu. Semua murid disini memperlakukan dia layaknya selebriti, bahkan dia sendiri mengakui kalau dia tidak suka diperlakukan seperti ini.

Kemudian Aku memperhatikan satu hal, yaitu wajah Sora yang lama kelamaan seperti dia seakan kehabisan napas. Lalu Aku melihat juga Sora yang sudah sempoyongan, dia melihat kearah ku seakan dia minta tolong dikeluarkan dari situasi ini. Dengan cepat Aku langsung mengambil tangan Sora dan langsung menariknya untuk pergi ke toilet terdekat.

"Huh! Siapa sih kamu!? Ganggu saja!" Dan ujung-ujungnya aku disoraki oleh sekumpulan wanita itu karena membawa Sora. Harga diriku seakan jatuh begitu saja. Lalu kami memasuki toilet laki-laki dan membiarkan Sora beristirahat sejenak. "Kau tidak apa-apa? Apa kau perlu ke UKS-" Omonganku terhenti ketika melihat Sora menyenderkan kepala depannya ke bagian dadaku. Membuat diriku menjadi setengah kaget dan sedikit merasakan malu. Belum sampai disitu, tangannya juga merangkul di sekitaran pinggangku.

"Maaf Robby, tapi aku ingin seperti ini untuk sementara, hanya untuk mengistirahatkan kepalaku" Ucap Sora yang setelah itu dia diam kembali. Aku hanya bisa diam saja dan melihat tubuh Sora yang bisa dibilang tidak terlalu kecil dan tidak terlalu besar, ya sedeng lah. Tingginya pun hanyalah setinggi pundakku doang, meski begitu, dia mendapatkan keuntungan yang besar dari tubuh kecil ini, yaitu bisa berlari lebih cepat, bahkan lebih cepat dariku, dan juga tubuhnya juga gampang dipeluk- bentar, ini udah gak bener arahnya.

Karena sudah lumayan lama, Aku mencoba menggerakkan pundak Sora, dan Sora langsung melihat kearah wajah Robby sembari tetap menempelkan kepalanya di dadaku. "Kenapa?" Tanyanya kepada diriku yang sambil melihat kearah lain.

"Ah tidak ada apa-apa. Hanya saja, apa kau sudah cukup istirahatnya? Soalnya sisa sepuluh menit lagi bel masuk akan berbunyi" Mendengar omonganku Sora langsung melepaskan pelukannya dan tersenyum ke arahku. " Terimakasih Robby. Sekarang, ayo kita pergi ke kantin untuk mengisi perut, meskipun sisa sepuluh menit lagi" Setelah mengatakan itu kami berjalan kembali kearah kantin.

Di tengah lorong, Aku sempat menanyakan tentang penyebab dia merasa pusing. Dan Sora hanya menjawab kalau dia dikerumuni seperti itu, dia langsung merasakan pusing yang hebat dan merasa tidak nyaman. Tapi untungnya, Robby datang untuk menyelamatkan dia dengan heroik, menurut Sora. Yang padahal menurutku, itu adalah momen dimana harga diriku jatuh hingga kebawah tanah. Sudah dipastikan semua murid perempuan ini akan menjauhi diriku.

Sesampainya di kantin, mereka berdua langsung istirahat disana sembari mengobrol satu sama lainnya hingga bel pelajaran masuk.

************

"Baiklah, sekarang kalian coba mencampurkan kedua zat yang telah disiapkan"

Sekarang pelajaran yang kita pelajari adalah pelajaran kimia, dan sekarang Aku dan Sora tengah melakukan praktek untuk mencampurkan kedua bahan kimia. Guru pelajaran ini adalah Bapak Rasputin, namanya yang aneh tapi dia lebih baik dibandingkan dengan Bu Carmilla.

Apa Salah Untuk Mencintai Dia? (BL) Where stories live. Discover now