PROLOG

2.7K 174 6
                                    

"Bukannya nggak mau, tapi ... gue kayak belum siap nikah."

"Karena?

"Lo tahu kan seberapa banyak kita tanganin kasus perceraian?"

"Karena itu?"

Kania mengangguk.

"Prinsip dan tujuan nikah orang itu beda-beda, Kan. Nggak akan sama," ujar Alya. "Ada yang nikah karena tuntunan orangtua, ada yang nikah karena beneran cinta, dan ada yang nikah juga karena materi. Tergantung orang dan tujuannya nikah buat apa. Makanya, nggak sedikit orang yang cerai karena prinsip dan tujuan dari awal mereka nikah itu udah salah banget."

Penjelasan Alya membuat Kania berpikir keras harus menjawab apa seandainya pria itu mengajaknya menikah.

"Coba deh, Kan, lo tanya prinsip dan tujuan dia ngajak lo nikah itu apa. Kalau jawabannya bisa bikin lo tenang dan masuk akal, ya... lo bisa pertimbangin ajakan dia."

Kania manggut-manggut pelan.

"Sayang banget sih, foto yang lo tunjukin pas dia setengah muka karena ketutup sama gelas kopi," keluh Alya yang memang tak bisa jelas melihat wajah pria yang dibicarakan Kania sebelumnya. "Gue jadi penasaran, apa dia beneran lebih ganteng dari Airlangga atau nggak."

"Well..." Kania tersenyum miring, memasang raut wajah sombong, "... dua kali orgasme, apa lo nggak percaya gue senagih itu sama ekspresi mukanya pas di atas gue? He's so fucking handsome!"

***

Kissing The Royal PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang