03

37 8 12
                                    

Hello guys...
Gimana nih liburannya? Asik gak? Pasti asik dong walaupun cuma dirumah aja. Jadi ini lanjutan dari cerita 'The notebook' yaa...
Semoga kalian suka.

Keheningan mengisi ruangan, hanya dipecah oleh irama lembut wajan dan sutil bi Tutik yang saling bergesekan di dapur kantin

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Keheningan mengisi ruangan, hanya dipecah oleh irama lembut wajan dan sutil bi Tutik yang saling bergesekan di dapur kantin. Yasa menghela napas lalu memandang teman temannya dan perlahan senyum Yasa muncul kembali.

"Senyum lo jelek Yas." Ucap Gabriel dengan nada main-main. Michael yg mendengar itu langsung memelototi Gabriel.

"Lu kalo mau ngejokes mikir dulu. Jangan hina fisik orang Bambang.' Michael memutar matanya karena kesal lalu menatap Yasa lagi.

'Udah Yas, omongan si Bambang ini jangan didengerin. Mending Lo cerita Lo punya masalah apa?"

Yasa mengangguk kecil sambil tersenyum lembut ke arah Michael.

"Jadi gini, koyoke awak iki tresno karo cahyu Eliana, senyume iku behhh jantungku ding dang dung gustiii...." Ucap Yasa. Pipi Yasa mulai memerah karena memikirkan senyuman dan cantiknya wajah Eliana.

Michael dan Gabriel yg tadinya duduk tepat di samping Yasa kini langsung bergeser menjauh setelah mendengar perkataan Yasa.

"Aaelah! Bubar, bubar, bubar! Gua kira masalah apa ternyata masalah cewek bubaaarrr!!" Ucap Michael sambil memutar matanya.

"Tau tuh! Nyesel gua dengernya." Tambah Gabriel.

"Loh kok koyok ngono sih Kel, Riel? Bukane seneng temenne duwe keras baru malah ngeluh." Yasa merasa sedikit sedih saat mendengar komentar temannya yg sepertinya tidak suka jika Yasa naksir seseorang.

"CRUSH YASA! CRUSH!! Bukan keras argh! Lama-lama gua jual Lo ke tiktok shop." Ucap Michael dengan kesal.

"Ide bagus Kel, mending kita jual." Ujar Gabriel sambil menyeringai. Gabriel meraih ponsel dari sakunya lalu membuka aplikasi tiktok.

"Hallo guys, jadi hari ini gua mau jual temen gua ke kalian, harganya murah kok guys. Mas mas jawa yg mukanya tuh ganteng poll minusnya gak bisa bahasa Inggris, lemot, sama malu-maluin." Ucap Gabriel saat melakukan live di akun tiktoknya.

"Bagi kalian yg minat klik keranjang ungu ya guys, kapan lagi punya pasangan mas mas jawa kan? Ayok guys sebelum kehabisan!" Tambah Michael.

"Ohh ngono yo? Kok wani ngedol koncomu dhewe. Pateni live e Gab! Aku ora seneng." Ucap Yasa sambil menatap tajam ke arah Gabriel.

"Don't call me Gab! Call me Riel, not Gab!" Sanggah Gabriel

"Ndeene ngomong opo to? Orak ngerti aku." Tanya Yasa pada Michael. Michael hanya terkekeh lalu mengangkat bahunya.

Yasa merasa kesal dengan kedua temannya, ia menggerutu pelan sambil memalingkan wajahnya menatap ke arah pintu masuk kantin.

Yasa yg tadinya menggerutu tiba-tiba terdiam saat melihat sesosok wanita berdiri di pintu. Ia menyipitkan matanya untuk melihat dengan jelas siapa sosok itu.

Saat Yasa dapat melihat dengan jelas siapa wanita itu betapa terkejutnya ia karena sosok wanita itu adalah guru BK yg menghukum mereka tadi namun mereka malah pergi ke kantin.

Yasa dengan gugup menepuk bahu temannya untuk mendapat perhatian mereka. "Kel, Riel." Panggil Yasa yg membuat kedua temannya langsung menoleh ke arahnya.

"Apasih Yas? Jangan ganggu dulu." Ucap Michael. Michael dan Gabriel mengerutkan kening karena merasa aneh dengan tingkah Yasa.

"I-itu...." ucap Yasa dengan gagap sambil menunjuk ke arah pintu kantin, lebih tepatnya menunjuk ke arah Bu BK.

Michael dan Gabriel yg belum menyadari keberadaan Bu BK semakin kebingungan dengan tingkah Yasa.

"Lo kenapa sih Yas? Lo kayak lagi ngeliat hantu aja. Ada apa sih?" Tanya Gabriel dengan heran.

Mereka berdua merasa ada yg tidak beres dan ikut melihat ke arah pintu. Mereka berdua juga terkejut saat melihat Bu BK yg sedari tadi berada di pintu kantin.

Bu BK menatap tajam ke arah mereka bertiga sembari mengepalkan tangannya. Sambil tersenyum Bu BK memanggil nama mereka satu persatu.

"Michael... Gabriel... Yasa...." Suara Bu BK mungkin terdengar lembut bagi orang yg mendengarnya namun bagi mereka itu adalah suara auman singa betina yg siap menerkam mereka kapan saja.

"B-BU BKKK!! KABURRR!!" Dengan panik mereka bertiga langsung berdiri dan dengan serempak melarikan diri dari Bu BK.

"Aduh! Minum gua ketinggalan cokk!" Ucap Gabriel. Ia berbalik lalu berlari ke arah meja yg mereka duduki tadi lalu meraih botol minumnya.

"Ck! Ni anak emang dasar! Woy!! Cepat lari!! Jangan mikirin makanan mulu!!" Teriak Michael yg dengan terpaksa berbalik ke arah Gabriel.

Michael mengulurkan tangannya mencengkram kerah baju Gabriel dan menyeretnya untuk berlari bersamanya.

"Gua susah buat napas Kel." Ucap Gabriel namun Michael tidak memperdulikannya dan terus menyeret kerah baju Gabriel.

"Woy! Lo denger gak sih! Gua susah buat napas nih!!" Ucap Gabriel sekali lagi.

"Makanya isi pikiran Lo jangan makanan mulu." Ujar Michael sambil melepaskan kerah baju Gabriel.

"Hey! Ayo cepat mlayu, kok malah ngobrol loh! Piye to!" Teriak Yasa yg sudah mendahului mereka.

Michael dan Gabriel mengangguk lalu berlari menyusul Yasa yg sudah mendahului mereka. Tiba-tiba mereka mendengar suara dari belakang mereka.

"Hey! Jangan lari kalian!!" Teriak Bu BK yg juga mengejar mereka.

Mereka bertiga meningkatkan kecepatan larinya dan berlari ke dapur kantin.

"Permisi bi... Kami numpang lewat." Ucap Michael pada bi Tutik.

Bi Tutik yg sedang sibuk memasak merasa terganggu dengan ulah mereka.

"Heh! Jangan lari-lari disini!!" Bu Tutik yg sedang memasak itu mengangkat sutil kesayangannya dan melemparkan sutil ke arah mereka bertiga.

Sutil itu melayang di udara dan mendarat ke kepala Yasa. "Aduh!" Yasa berhenti lari dan langsung memegang kepalanya.

Michael dan Gabriel berbalik saat mendengar suara Yasa. Bukannya bertanya apakah Yasa baik-baik saja. Gabriel malah menertawakannya.

"Hahahaha... Kasian kepalanya kena Sutil kematian." Gabriel terus saja menertawakan Yasa, Ia berjalan mendekat ke arah Yasa dengan niat untuk mengejeknya.

Namun karena Gabriel terlalu sibuk tertawa, ia tidak melihat kemana kakinya berpijak yg membuat Gabriel tidak sengaja memijak kotoran kucing yg biasanya ada di sekolah.

"Prtt... Hahaha, rasakno! Makakne dadi uwong iku ojo seneng ngejek uwong. Kena karma kan?" Ejek Yasa sambil tertawa terbahak-bahak.

Gabriel memandang jijik ke arah sepatunya yg terkena kotoran kucing. "Diem Lo Yas. Gak usah ngejek gua! Lagian ni kucing kenapa BAB di sini sih?"

Yasa terus tertawa sementara Michael hanya terkekeh geli. Michael menghela napas pendek dan tiba-tiba mengigat sesuatu.

"Ehh, Bu Bk masih ngejar kita gak sih?" Tanya Michael kepada kedua temannya.

"Gua gak dengar suara ibu itu lagi sih jadi kemungkinan ibu itu udah gak ngejar kita lagi. Bagus deh, gua gak harus capek-capek buat lari lagi."jawab Gabriel.

"Siapa yg bilang ibu gak ngejar kalian?" Suara itu tiba-tiba bergema di telinga mereka. Perlahan mereka menoleh ke belakang dan melihat Bu Bk yg berdiri tepat di belakang mereka sembari menyilangkan lengannya.

☘️☘️☘️

Gimana nih ceritanya? Kalian suka gak? Btw kalo ada kata yg salah kalian bisa komen ataupun dm aku ya

Makasih...
Love you all😗

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jan 04 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

THE NOTEBOOK Where stories live. Discover now