9.

12 10 0
                                    


[Selamat Membaca] 



Sesampainya disana Taeil memencet bel dan menunggu Wendy membukakan pintunya.

"Ya ampun Bu Wendy mohon maaf saya lupa nggak kasih tahu orang tua saya soal ini, Bu Wendy gapapa? Nggak kena omel mama saya, kan?" tanya Taeil.

Wendy mengangguk, "Masuk saja dulu pak, ibu sudah menunggu di dalam."

Taeil sedikit mengintip ke dalam dan betul saja ibu sambungnya sedang meminum teh menghadap ke jendela. "Permisi ya bu," ujar Taeil.

Wendy: Bu Yuri, Pak Moon sudah datang.

Yuri: Hmm, ini dia yang ditunggu.

Taeil: Maaf ma, aku belum sempat cerita soal ini.

Yuri: Lupakan saja, mama nggak marah kok.

Wendy: Pak Moon mau saya buatkan teh atau kopi?

Taeil: Nggak usah repot-repot bu, saya minum air yang ada di meja aja.

Wendy: Tapi, matanya merah begitu. Yakin nggak ngantuk pak?

Taeil: Yah.. Memang betul ngantuk, tapi gausah repot bu. Duduk saja disini.

Yuri: Iya, duduk saja disini Dok. Ada yang harus saya bicarakan pada kalian berdua.

Taeil: Soal apa ma? Mau bicara tentang apa?

Siapa yang tidak heran apabila mamanya mendadak kenal akrab dengan orang yang baru Taeil kenal? 

Taeil: Tapi tunggu dulu, sebelumnya aku mau nanya dulu. Mama kenal Dokter Wendy?

Yuri: Iya kenal, mama sudah sering mengantar papa berobat ke rumah sakit begitu juga ke dokter gigi. Mama ingat dokter Wendy karena dia ini suka menyapa mama.

Wendy: Betul pak, saya sering berpapasan dengan Bu Yuri. Kalau hari sabtu pagi tiap 3 bulan sekali beliau suntik anti kanker servik ke dokter kandungan, kebetulan dokter itu teman dekat saya di rumah sakit.

Taeil: Ooohhh, pantas saja. Saya agak kaget karena mama saya ini orangnya suka diluar prediksi, makanya saya suka was-was kalau beliau kenalan dengan orang baru.

Wendy hanya tersenyum tipis tanpa menanggapinya. 

Taeil: Jadi mama mau ngomong apa?

Yuri: Ada sesuatu yang harus mama sampaikan demi masa depan kamu sebagai kesayangan mama, disini mama hanya mau kamu mendengarkan saja ucapan mama tanpa usah bereaksi berlebihan.

Taeil: Memangnya apa, ma?

Yuri: Begini, Dok saya harap Anda juga mendengarkan saya.

Wendy: Silahkan bu.

Yuri: Walaupun saya baru sebentar menginjakkan kaki di rumah ini dan mengenal Bu Wendy lewat kejadian yang tidak sengaja, saya menyadari suatu hal disini. Mata saya bisa melihat foto-foto yang terpajang di dinding dan di meja, kemudian ruangan rumah yang harum, serta kerapihan di tiap sudut ruangan. Saya yakin kamu adalah ibu yang mencintai anak-anak dengan hati yang tulus, kamu juga bertanggung jawab sepenuhnya terhadap mereka. Saya juga tahu kamu orangnya bersih dan rapi. Maka dari itu, saya sadar kalau Dokter Wendy cocok untuk menemani hidup lajang dari anak saya ini, saya berharap kalian bisa menikah tahun depan.

Penjelasan panjang lebar itu tadi membuat Taeil terkejut, dia berdiri dari tempat duduknya. Wajahnya seratus persen menunjukkan ketidaksetujuannya pada permintaan mamanya barusan. Memalukan sekali mamanya ini. 

𝐭𝐞𝐦𝐚𝐧 𝐡𝐢𝐝𝐮𝐩 - 𝐭𝐚𝐞𝐢𝐥 𝐱 𝐰𝐞𝐧𝐝𝐲Where stories live. Discover now