5.

20 14 2
                                    

[Selamat Membaca]

Malam yang sepi dan sendu ini Wendy gunakan untuk bersantai sejenak menikmati pemandangan indah dari apartemen milik Taeil

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Malam yang sepi dan sendu ini Wendy gunakan untuk bersantai sejenak menikmati pemandangan indah dari apartemen milik Taeil. Wendy merenungkan banyak hal yang membuatnya tidak enak hati. 

Mulai dari pekerjaan, masalah keuangan rumah tangga, bahkan dia juga jadi galau karena suaminya. Selalu saja setelah dari pemakaman perasaan Wendy pasti akan tak karuan, hal ini adalah imbas dari rasa rindunya pada suaminya. 

Wendy meminum sebotol sparkling water dengan temannya si keripik kentang, matanya tidak lepas dari pesawat yang sedang terbang jauh di seberang sana. 

Tapi tiba-tiba terdengar bunyi sebuah tombol dari arah pintu yang menyadarkan Wendy bahwa ada seseorang yang datang ke apartemen ini.

Wendy tengah bersantai di sofa yang menghadap ke jendela besar itu pun langsung berbalik. Tubuhnya gemetar, takut jika ada penyusup yang mau menyerangnya. 

"Pak?"

"Bu Wendy?"

Gelagapan setengah mati, Wendy berdiri dan membungkukkan badan menyapa sang pemilik apartemen ini.

Taeil tersenyum melihat keberadaan Wendy di tempat tinggalnya, sangat tidak terduga. "Aduh.. Maaf pak, saya nggak sopan masuk kesini tanpa izin bapak dulu. Niat saya cuman lihat-lihat dan duduk istirahat sebentar." ujar Wendy sembari mengelus tenguknya.

"Santai aja, bu. Lagian saya kemarin udah ngasih kuncinya, kan? Itu tandanya saya sudah beri izin." jawab Taeil menutup pintu. 

Wendy angkat suara, "Yaa... meskipun bapak udah kasih izin ke saya, tetap saja apartemen ini belum saya sewa, kan? Maaf ya pak saya nggak pikir panjang dulu sebelum datang kesini." 

Pria jangkung ini berjalan mendekati Wendy di ruang tamu, ia merasakan ada hal yang tidak beres dari Wendy. Raut wajahnya lesu dan sangat berbeda dari minggu kemarin. 

"Gapapa, bu. Duduk aja, kita bisa ngobrol sebentar, kan?"

"Em.. Bisa, pak."

Akhirnya Taeil dan Wendy duduk berseberangan, ada yang menghadap ke arah luar jendela dan ada pula yang melihat keindahan ciptaan Tuhan melalui wanita seanggun Wendy. 

Taeil mengambil bantal sofa sebagai tumpuan tangannya, posisinya sekarang sudah siap mendengarkan keluh kesah Wendy, jika dia berkenan. 

Taeil: Apa ada hal yang mengganggu, bu? Saya rasa, ibu sedikit pucat.  Sakit, bu?

Wendy: Oh enggak, saya sedang capek saja. Apa sepucat itu wajah saya, pak?

Wendy mengelus pipinya, merasa tidak percaya diri jika harus terlihat pucat didepan pilot menawan ini. 

Taeil: Nggak begitu pucat sih, tapi kalau ibu capek bekerja.. Duduk sebentar lagi disini, sebelum pulang ketemu anak-anak. Tumben nggak bawa anak-anak, bu? 

𝐭𝐞𝐦𝐚𝐧 𝐡𝐢𝐝𝐮𝐩 - 𝐭𝐚𝐞𝐢𝐥 𝐱 𝐰𝐞𝐧𝐝𝐲Where stories live. Discover now