4.

21 13 0
                                    

[Selamat Membaca]

vote dulu sebelum baca ya seng

Hari-hari pun berlalu begitu saja, ini sudah hampir seminggu sejak pertemuan Wendy dengan sang pemilik apartemen, Taeil

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hari-hari pun berlalu begitu saja, ini sudah hampir seminggu sejak pertemuan Wendy dengan sang pemilik apartemen, Taeil. Rencananya setelah pulang dari rumah sakit, Wendy akan mengunjungi apartemen itu lagi. Hanya sekedar untuk melihat-lihat saja. 

Tidak ada jadwal khusus yang mengharuskan Wendy bertemu dengan sang pemilik apartemen itu. Wendy ingin memastikan beberapa hal sebelum akhirnya final akan menyewa apartemen itu sebagai tempat tinggalnya. 

Wendy membereskan barang-barangnya di atas meja dan beberapa foto ronsen pasien ia bawa pulang. "Hyun, ingatkan saya kalau besok harus menghadap ke Pak Josh ya. Katanya ada hal penting banget yang harus dibicarain sama saya, tapi kebetulan saya lagi buru-buru sekarang." 

"Oh, iya siap dok. Besok saya ingatkan."

"Oke, saya pergi dulu kalo gitu. Nanti cek semua peralatan sebelum pulang, ya."

Hyun mengiyakan dan membuntuti Wendy yang akan keluar dari ruangan. "Hati-hati ya dok, titip salam untuk anak-anak."

"Iyaa nanti saya sampaikan, makasih ya." Wendy melambaikan tangannya dan berjalan menjauhi ruangannya. 

Dalam perjalanan menuju mobilnya, Wendy memperhatikan sekitarnya. Di hari kamis ini cukup sepi dari biasanya, Wendy pun hanya menangani 10 pasien saja tadi. Cukup ringan. 

"Dokter Wendy, sebentar!" 

Suara seseorang dari belakang membuat Wendy memutar tubuhnya, "Ya? Ah, Pak Josh. Ya ampun padahal besok saya mau nemuin bapak, malah ketemu sekarang."

"Iya, bu. Kebetulan sekali ketemu disini, bisa bicara sebentar?"

Yang bernama Joshua itu meminta sedikit waktu Wendy untuk bicara perihal pekerjaan, Wendy mengiyakan dan mengikutinya. 

Sesampainya di kantin, Wendy mendudukkan diri sambil menunggu Joshua memesan minuman untuk mereka berdua. 

"Ada perlu apa ya, pak? Sepertinya mendesak sekali." ucap Wendy memulai percakapan. 

Joshua tersenyum dan menyodorkan satu lembar kertas, Wendy membacanya dengan seksama. 

Sejak awal dirinya membaca surat itu, alis Wendy semakin lama semakin menekan ke bawah. Ini bukan berita bagus bagi karirnya. Wendy menaruh kertas tersebut di depan Joshua, sedikit tidak terima. 

"Kenapa saya harus mengundurkan diri? Apa kinerja saya buruk, pak?" tanya Wendy gemetar. 

Isi dari surat tersebut menimbulkan pikiran buruk di kepala Wendy, bagaimana bisa Joshua memintanya mundur dari pekerjaannya sekarang disaat dia benar-benar membutuhkan uang? 

Tapi tolong, bisakah sedikit tenang? Ini hanya kesimpulan sesaat yang ada di kepala Wendy. 

"Lalu, apa yang bisa rumah sakit beri untuk saya sebagai ganti ruginya?" tanya Wendy dengan nada sedikit meninggi. 

𝐭𝐞𝐦𝐚𝐧 𝐡𝐢𝐝𝐮𝐩 - 𝐭𝐚𝐞𝐢𝐥 𝐱 𝐰𝐞𝐧𝐝𝐲Where stories live. Discover now